15. Bintit

96 33 26
                                    

Minhee melaksanakan apel perpisahan siang itu, semua kegiatan secara resmi sudah ditutup malam kemarin, mulai dari pemberian medali ataupun sertifikat. Jadi siang itu hanya apel kecil-kecilan untuk sebuah perpisahan.

Semua anak bergabung dengan wajah sendu. Sebuah perpisahan memang tidak ada yang menyenangkan. Tapi sisi baiknya, mereka semua akan kembali bertemu dengan hal yang paling mereka rindukan selama ini, keluarga!

Pak Omen, salah satu guru pembimbing mereka selama ini memulai pidato singkat di depan podium.

"Kita akan berpisah, Anak-anak hebat. Perjalanan kita selama satu bulan ini terasa sangat cepat berlalu. Sampai jumpa lagi...." Siswa-siswi sudah mulai meneteskan air mata, ada perasaan haru dan sedih berkumpul menjadi satu di sana.

Semua kenangan manis perlahan membola di fikiran Minhee, benar, mereka sudah sangat dekat walau cuma satu bulan. Ada rasa berat berpisah, mengingat bagaimana mereka saling membantu satu sama lain.

Minhee ingat bagaimana Jack menangis meraung-raung di kamar mandi karena rindu mamaknya. Iya, Minhee sampai takut kalau-kalau teman sekamar yang baru dikenalnya itu kesurupan. Minhee anak penakut kalau kalian semua lupa, bahkan ingin ke dapur saja harus di antar mas atau abang.

Minhee waktu itu nekat, memberanikan diri, melawan rasa takut yang membuat dengkulnya bergetar. Minhee ingat ketika ia mengetuk pintu dan Jack langsung pura-pura sedang BAB di dalam sana. Minhee terkekeh mengingat itu sambil menatap Jack yang sekarang hidungnya sedang beler karena menangis.

Minhee mengedarkan pandangannya, menatap satu persatu teman barunya, ada Raya di sana, gadis yang jatuh cinta pada Mas Jaemin via wallpaper HP Minhee. Waktu itu Raya pinjam HP Minhee untuk menelpon mamahnya, Raya sedang kehabisan pulsa. Tak sengaja ia melihat wallpaper HP Minhee yang merupakan foto bertiga dengan Mas dan Abangnya. Raya bilang Mas Jaemin ganteng banget. Bahkan Raya tidak sungkan-sungkan memotret wallpaper HP Minhee.

Bergeser sedikit dari Raya, itu adalah Andi. Anak yang tegas dan sangat cerdas. Andi adalah ketua kelompok Minhee.

Minhee menghela nafasnya yang mulai terasa sesak. Memang benar, perpisahan akan selalu menyakitkan.

"Silakan bersalaman dengan rekan kalian, bapak harap setelah ini, hubungan kalian akan tetap terjaga dengan baik. Misalnya Aan dan Siska, semoga kalian langgeng!" seru pak Omen.

"Ciieeeeeeeee!!" teriak semua anak, walaupun sambil menarik ingus, ngecengin Aan dan Siska yang terlibat cinta lokasi adalah hal yang paling seru. Yaaa namanya juga anak sekolah, kisah asmara adalah hal yang kental dengan diri mereka.

Siska yang menangis paling deras akhirnya agak tersenyum malu, sedikit. Siska semakin sesak karena benar-benar harus terpisah jarak dengan Aan. Mereka baru jadian satu minggu lalu. Do'akan saja semoga tidak jadi "cinta lokasi" semata.

"Sayonara sayonara sampai berjumpa pulangggg...." Lagu wajib perpisahan anak sekolah mulai mengalun. Semua anak bersalaman, berpelukan, saling menguatkan.

Siang itu, Minhee kembali menuju rumah.

"Buna, papa, mas, bang. Minhee pulang...."

.....

Selepas magrib, Subetot sekeluarga menjemput Minhee. Jeno nyempil di sana, pengen ikut aja tuh bujang Jaehyun.

"Mata lu kenapa??" Iqbal menatap mata Jeno dalam remang.

"Bintit!" Jawab Jeno singkat.

"Kebanyakan ngintip lu." Jaemin menimpali.

"Ngintip sapa lu?" Iqbal kepo.

"Ngintip apa sih, Bang? Paling juga kucing gue, itupun mereka udah iklas gue apa-apain," bela Jeno.

"Makanya kalo bangun tidur cepet cuci muka, itu belek lu bergerombol di pelupuk mata, jadilah mereka berkembang biak. Hamil lu mata lu." Cerocos Jaemin. Jeno tidak tahu harus menimpali apa, pemikiran Jaemin memang paling luar biasa ngawurnya.

Asibuka! [Squel of Keluarga Subetot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang