HAPPY READING🤗
"Mungkin senyuman tidak dapat menyembuhkan luka, Namun dapat menyembunyikan luka"
#Denata Acha Kumala_
______________________________________
Pagi ini Acha terbangun karena Sinaran cahaya mentari yang menembus jendela kamarnya.
Acha menyingkap selimutnya kemudian duduk, kepalanya masih pusing karena semalam dia terlalu banyak minum dan pulang terlalu malam.
Acha mengamati kamarnya tak terasa airmatanya luruh begitu saja, bayangan akan bentakan keras dan kebencian kakak serta bunda kepadanya, rasa sakit menyeruak dihatinya, dadanya terasa sangat sesak mengingat hal itu.
Acha lalu menghapus airmatanya dengan kasar,
"Gak! gue gak boleh lemah, gue bisa ngadepin keluarga ini," ucap Acha pada dirinya sendiri, Acha membuang nafas kasar, "semangat Acha!" Kemudian Acha beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan bersiap untuk sekolah.15 menit Acha sudah siap dengan balutan seragam sekolahnya, dia mengambil tas dan kunci mobil untuk berangkat.
Sebelum dia keluar dari kamarnya dia membuang nafas dan merubah raut wajahnya agar terlihat ceria. Ya, ini lah Acha, Denata Acha Kumala putri bungsu dari keluarga Alexander dia menutupi rasa sakitnya dengan wajah cerianya.
Dia pun melangkah keluar, saat di tangga tak sengaja berpapasan dengan kakaknya, Raditya Rafa Nadal putra sulung di keluarga Alexander,
"Pagi kak radit," sapa Acha dengan senyumannya.
Sedangkan yang di sapa hanya melirik dan melanjutkan langkahnya menuruni tangga.
Acha menghela nafas sabar, dia pun langsung turun menjajarkan langkah dengan kakaknya menuju meja makan yang sudah ada bundanya menyantap sarapan pagi ini.
"Ngapain Lo ikut sarapan hah!" Bentak Radit dengan tatapan tajam tertuju pada acha, Acha terkejut dan langsung berdiri dari duduknya dadanya mulai sesak, dia hanya ingin berkumpul dengan keluarganya tapi sejak ayahnya pergi kakak dan bundanya menyalahkannya dan membencinya, bahkan menyapa pun tidak yang ada hanya bentakan dan ucapan tajam dari bunda dan kakaknya.
Salma-bunda Acha menghentikan kegiatan makannya dan menatap Acha tajam, "mau ngapain huh?" Tanya Salma pada acha, Acha menatap bundanya, "Acha cuma mau sarapan bunda," jawab Acha dengan mata sendu dan suara yang bergetar.
"Enak ya!, bangun tidur langsung makan, setelah menghancurkan keluarga saya kamu ingin menikmati sarapan dengan kita berdua?, dasar gadis tidak punya malu!"
Hati Acha bagai tertancap pisau tajam, airmatanya mulai menetes namun dia langsung menunduk dan mengusap airmatanya, 'tidak gue gak boleh lemah'-batin Acha, dia kemudian kembali mendongak,
"Emm,maaf bun kalau Acha mengganggu sarapan kalian," ucap Acha dengan senyum manis,
"Kalau gitu Acha langsung berangkat aja nanti telat, assalamualaikum," pamit Acha yang hanya di balas oleh keheningan dan suara dentuman sendok, Radit hanya menatapnya dengan tersenyum miring.Acha melangkah keluar rumah dan mengendarai mobil nya menuju sekolah.
Di perjalanan dia tidak hentinya menangis, isakan Acha tidak bisa di tahan, sakit hatinya sakit, bunda dan kakaknya lah yang menjadi alasan jatuhnya airmatanya.
Dia ingin keluarganya seperti dulu, ayah, bunda dan kakaknya yang menyayanginya, tapi sekarang? Semua itu mungkin hanya akan menjadi mimpi untuk Acha,
'yah, kenapa ayah tega ninggalin kita dan membuat Acha yang di salahkan semuanya, padahal Acha tidak tau apa-apa, salah Acha apa yah?'-batin Acha yang masih terisak.
🐥🐥🐥🐥🐥
See u next part 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA (Revisi)
Teen FictionFollow dulu sebelum baca! Tinggalkan jejak dengan Coment and Vot! Jangan jadi pembaca gelap!😈 "Percayalah" Tidak Mudah Menjadi "Aku" Denata Acha Kumala-gadis cantik, manis, ceria dan senyumnya tak pernah luntur dari wajahnya seperti tidak punya mas...