🐥14🐥

44 8 0
                                    

HAPPY READING🤗
______________________________________

Alunan piano mengalihkan semua pandangan, termasuk Salma dan radit, sedangkan keempat cowok dimeja pojok menatap Acha bahagia, setidaknya Acha dapat melupakan rasa sakit yang diberikan keluarganya.

Dengan rintikan hujan di luar ruangan tersebut menambah kesan berbeda.

Radit dan Salma membeku, diatas sana gadis yang tengah dia cari selama seminggu ini berada dipentas kecil tengah memegang mic.

Radit ingin sekali mendekat namun di cekal Salma, gadis itu sedang ingin bernyanyi dia tidak ingin membuat masalah untuk gadis itu lagi.

Airmata Salma menetes bersamaan dengan Radit, melihat gadis itu baik-baik saja hatinya sedikit merasa tenang.

"Hmmmm" Acha mengawalinya dengan suara yang halus dan mata terpejam,

"Malam ini hujan turun lagi..." pandangan Acha tertuju pada jendela yang menampakkan rintikan hujan,

"Bersama kenangan yang ungkit luka dihati....
Luka yang harusnya dapat terobati..
Yang ku harap tiada pernah terjadi.." Acha menghela nafas dan menunduk,

"Ku ingat saat ayah pergi,
Dan kami mulai kelaparan,
Hal yang biasa buat aku...
Hidup di jalanan..." airmata Acha lolos begitu saja,

"Di saat ku belum mengerti...
Arti sebuah perceraian,
Yang hancurkan semua hal indah..
Yang dulu pernah aku miliki..." Acha menarik nafas dalam-dalam.

"Wajar bila saat ini....
Ku iri pada kalian.......
Yang hidup bahagia lekat suasana
Indah dalam rumah..
Hal yang selalu aku bandingkan dengan, hidupku yang kelam, tiada harga diri agar hidupku terus bertahan" semua menikmati setiap alunan suara Acha yang sangat mendalami, keempat cowok itu juga meneteskan airmata.

Bagas sangat tau Acha, dia sebenarnya menyimpan semuanya dengan senyuman, dia gadis kuat yang pernah Bagas temui.

Jaka sudah tidak bisa berkata-kata, mengingat ketika Radit memperlakukan Acha dengan buruk.

Arfan cowok itu menghela nafas dan mengusap air matanya, ketika mendengar cerita dari Bagas, Arfan sangat tidak percaya, Acha yang ceria ternyata menyembunyikan rasa sakitnya dari orang lain.

Dirga sendiri salut pada Acha gadis itu sudah diperlakukan buruk namun hatinya sangat baik, tidak membenci siapapun.

"Mungkin sejenak dapat aku lupakan...
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam.....
Atau menggoreskan kaca di lenganku,
Apapun kan ku lakukan..
Ku ingin lupakan" ungkap Acha dengan airmata yang deras, seakan dengan ini semua rasa sakit yang selama ini dia pendam terungkapkan.

"Namun bila ku mulai sadar
Dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam kurasakan" Acha perlahan menghapus airmatanya,

"Di saat ku telah mengerti,
Betapa indah dicintai...
Hal yang tak pernah aku dapatkan,
Sejak aku hidup di jalanan" Acha menatap meja berisikan keempat cowok yang sudah menjaganya dan memberi cinta layaknya keluarga,

"Wajar bila saat ini
Ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana
Indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidup ku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan" Salma menyesal, bahkan kesalahannya harus Acha yang menanggung, ibu macam apa aku -batinnya dengan airmata semakin deras,

Radit sendiri berulang kali hatinya mengucap kata maaf.

Acha memejamkan mata,
"Tiada harga diri agar hidupku terus bertahaaaaan....." lagu di akhiri suara lembut Acha.

Semua orang menghapus airmata mereka dan bertepuk tangan,

"Terimakasih,"Acha beranjak berdiri,

"ACHAAAA!!....
________________________

See u next part 🖤

ACHA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang