🐥4🐥

74 26 27
                                    

HAPPY READING🤗
______________________________________

Acha pulang larut malam dengan langkah gontai dia memasuki rumahnya,

"Bagus ya cewek pulang jam segini, habis dari mana Lo hah?" Suara seseorang mengejutkannya, namun Acha dapat menutupi raut terkejutnya, dia tidak menjawab namun langsung melangkah menaiki tangga kepalanya sangat pusing mungkin karena pengaruh dari minuman alkohol yang berlebihan.

"ACHAA!!! ORANG TANYA ITU DI JAWAB BRENGS*K!!" bentak Radit.

Langkah Acha terhenti dan menoleh ke arah kakaknya,
"Peduli lo?" Tanya acha dengan raut datar.

Radit terkejut dia tidak pernah melihat Acha dengan raut sedatar itu,

"GUE TANYA LO PEDULI SAMA GUE HAH?!!" Bentak Acha nyaring dan menggema di rumahnya.

Radit di buat terkejut dengan bentakan adiknya, benarkah dia Acha? Batinnya.

"Gak bisa jawab kan Lo? Gue capek dengan keluarga ini tau gak, dimana semua temen gue bahagia sama keluarganya, gue hancur sendirian, ayah pergi tanpa alasan dan kalian menyalahkan gue, gue yang masih umur 5 tahun gak tau apa-apa dibenci sama orang yang ngelahirin gue, dan Lo selalu ngebentak gue, salah gue apa hah? Dasar brengs*k!"
Ucap Acha yang di akhiri dengan airmata deras.

Acha mengusap airmatanya dan kembali melangkah menuju kamarnya dengan membanting pintu.

Sedangkan Radit, dia menatap Acha sendu, jadi ini yang disimpan Acha selama ini, gadis itu selalu terlihat ceria tidak pernah sehancur tadi, dia juga mencium bau minuman alkohol ketika berhadapan dengan Acha.

Tak sadar air mata Radit menetes membanjiri pipinya, 'maafin gue, gue kakak yang buruk buat Lo, gue pengen damai sama Lo tapi ego gue mengalahkan semuanya' batin Radit dengan terisak, dia menghapus airmatanya dan kembali ke kamarnya.

Di sisi lain Acha sudah sesenggukan di atas kasurnya dengan posisi tengkurap, tak lama matanya tertutup perlahan.

🐥🐥🐥🐥🐥

Pagi ini Acha mengumpati kelakuannya semalam, bangun tidur kepalanya berat dan mengingat kejadian semalam bagaimana dia bisa kelepasan di depan Radit.

Dia melangkah keluar kamar untuk berangkat sekolah, namun dia melihat ada Radit dan bundanya yang sedang makan, apa dia harus minta maaf pada Radit? batinnya.

Dia pun melangkah mendekat ke arah meja makan,
"Pagi bunda pagi kak," sapa Acha dengan senyum manis, bundanya tidak peduli dan Radit hanya menatapnya datar, namun sebenarnya batin Radit berkata lain 'bagaimana bisa Lo nutupin kesedihan Lo Serapi itu cha' tapi Radit menutupi dengan raut datar dan sinis.

"K-kak sorry ya yang s-semalem, a-acha gak sadar," ucap Acha dengan menunduk.

"Hm" jawab Radit, sedangkan bundanya bingung ada apa semalam? Dia tidak tau karena semalam dia ke rumah ibunya dan menginap disana.

"Memangnya ada apa semalam huh?" Tanya Salma pada Radit, namun Radit tidak bergeming, Salma pun menghela nafas dan menatap Acha, Acha yang di tatap seperti itu bingung harus menjawab apa,

"Em-itu e- itu Bun.."

"Dah sono Lo pergi ganggu makan gue aja, Lo itu cuma sampah di keluarga ini," ucapan pedas Radit terlontar begitu saja dari mulutnya.

Acha menahan air mata yang sudah meronta ingin keluar, dia tersenyum lalu pamit,

"Maaf, Acha pamit  assalamu'alaikum,"lagi-lagi Acha pergi dengan airmata.

_____________________

See u next part🖤

ACHA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang