Bab 18. PENGAKUAN REN

137 7 0
                                    

Zia dan Sofi sudah duduk bersama di dalam bus. Sedang kan Abi duduk tepat di belakang mereka. Mereka bertiga tampak asik membahas perjalanan mereka, lalu ke lima orang populer itu naik dan masuk kedalam bus yang sama.

Ren hanya melihat kearah tiga orang itu sebentar dan berjalan melewati mereka.

"Zia, makin cantik aja" kalimat itu keluar dari mulut Sultan yang langsung mendapat tatapan menusuk dari Ren.

Zia tidak merespon apa-apa. Ia justru melihat kearah cowok berhody biru dongker dengan celana warna senada di padukan dengan sepatu sneekers. Siapa lagi kalo bukan Rendi. Cowok itu berjalan biasa saja dengan wajah datar tanpa ekspresi dengan ransel di punggungnya.

"Mata lo Tan!" Ucap Anabella yang sudah duduk disebelah Cakra.

"Mata gue kenapa emang?"

"Dijaga, biar gak kemasukan abu!" kata Ana sarkas membuat hampir semua seisi bus tertawa.
Lalu tawa mereka digantikan suasana heboh saat Kenan tiba-tiba masuk kedalam bus mereka.

"Disini kosong kan?" Tanya Kenan pada Abi yang jelas hanya duduk sendiri.

"Kosong kak"

"Gue boleh gabung?"

"Boleh banget " Sahut Abi lalu memindahkan tas ranselnya ke samping.

"Makasih" kata Kenan yang diangguki Abi.

Untung bukan si ayam tiRen yang minta duduk disebelahnya, kalau sampai itu terjadi, berani gelut Abi mah.

"Hay Zizi" Sapa Kenan

"Hay kak. Kak Kenan ikut bus yang ini?"

"Iya yang sebelah penuh sama fans nya Righa"

"Oh" jawab Zia lalu kembali duduk menghadap kedepan.

Ren terus menatap kearah mereka ber empat. Terlihat seperti dua pasang orang pacaran saja. Ren sangat tidak suka.

Ren melangkah kearah mereka ber empat.

"Zi.." ucap Ren bernada lembut.

Tumben?

"Nih buat lo! Biar gak kelaparan!"

Zia mendongak melihat kearah Ren. Ia memberikan sekantong plastik camilan.

"Sejak kapan peduli sama Zia?" Tanya Abi.

"Gue cowoknya Bi, kalo lupa" jawab Ren datar.

"Oh. Kira in babu nya" balas Abi.

"Ck. Emang lo suka banget ya cari ribut sama gue? Jangan-jangan lo suka sama cewek gue?" Ujar Ren memancing kemarahan Abi.

"Jaga ya mulut lo!"

"Stop. Kalian kenapa sih ribut" Kenan berusaha melerai. Ren tidak menanggapi, tapi hanya menoleh sebentar.

"Mendingan lo balik ke kursi lo deh Ren!" Suruh Kenan mencoba menengahi.

"Emang siapa lo berani perintah- perintah gue?!"

"Gue senior lo kalo lo lupa Ren" kalimat Kenan membuat Ren berdecak kesal.

"Gue cucu pemilik sekolah kalo lo lupa!" Balas Ren songong. Lagi-lagi kalimat itu terdengar sombong ditelinga Zia.

"Udah kak Kenan"
"Yu juga Ren. Ada apa kesini?"

Ucap Zia akhirnya membuat ia tersadar akan tujuannya menghampiri mereka.

"Nih buat lo! Jangan sampai kelaparan"
Ren menyerahkan sekantong plastik snak yang ia rampas dari ransel Sultan tadi.

"Ya udah lah ya, kalo buat Zia gue ikhlas" Ucap Sultan berusaha merelakan snak yang ia beli di indomaret tadi.

REN ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang