*****
Mata Chanyeol mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
Ini bukan kamar apartemennya. Ah benar, dia di sini karena Kris yang menyelamatkannya.
Chanyeol yang tiba-tiba panik segera memeriksa keadaan tubuhnya. Sudah berpakaian, tapi-
"Aaakhh! Ssshhh" rintih Chanyeol ketika ia merasakan bagian pinggang dan bokongnya masih sakit.
"Sudah bangun? Jangan banyak bergerak dulu" kata Kris yang baru masuk dengan nampan penuh makanan.
"Buat dirimu nyaman di sini" kata Kris yang sekarang memperbaiki posisi tiduran Chanyeol agar bisa bersandar.
"Terima kasih sudah menyelamatkanku Hyung" ucap Chanyeol sangat pelan
"Terima kasih juga karena sudah meneleponku malam itu" Chanyeol kaget, tersadar karena ia benar-benar menelepon orang yang tidak ia sangka. Kemarin malam, ia pikir ia menelepon panggilan darurat atau sahabatnya, tapi ternyata teleponnya malah tersambung pada Kris.
"Kau sarapanlah dulu, setelah itu jangan lupa minum obatnya. Oh iya dan kalau kau mau ke kamar mandi di balik pintu saja. Jangan merasa risih atau terganggu di sini, buat dirimu nyaman ya" ucap Kris lalu mengelus bahu Chanyeol lembut, setelah itu ia pergi keluar, mungkin Chanyeol butuh ruang untuk membuatnya terbiasa.
Benar. Chanyeol masih canggung dengan ruangan ini. Kamar ini benar-benar luas dan besar, mungkin ukurannya 2 kali lipat dari apartemennya. Mata Chanyeol menelisik keadaan kamar itu, benar-benar ciri khas Kris. Kesan pertama ia bertemu Kris, Chanyeol pikir Kris adalah orang yang sangat sulit untuk di dekati ternyata, Kris adalah orang baik. Satu lagi keberuntungan yang ia miliki di dalam hidupnya, bertemu orang baik seperti Kris.
"Auhh" Chanyeol mengeluh, perutnya sudah minta di isi, dan matanya sudah menatap lapar makanan yang dibawa Kris tadi.
Setelah makan, Chanyeol ingin mandi, tubuhnya benar-benar lengket. Baru saja ia ingin mencoba berdiri dari tempat tidur, kakinya yang masih belum kuat membuat Chanyeol terjatuh. Dia terjatuh di atas karpet tapi tetap saja rasanya masih sakit.
"Aaarghhh! Ssshhh... Sa-sakit sekaliii" ringis Chanyeol
Chanyeol menoleh kaget ketika pintu kamar itu kembali terbuka, "Astaga Chanyeol!" Kris buru-buru mendekat ke arah Chanyeol, "Kau ingin berdiri?"
"I-iya... tapi sa-sakit Hyung"
"Ayo kubantu" Kris mengangkat tubuh Chanyeol semudah itu.
"Kau mau ke mana?" tanya Kris menatap Chanyeol yang masih mengalungkan tangannya pada Kris. Chanyeol refleks melakukan itu, karena Kris mengangkatnya ala bridal, bukan memapahnya.
"Ma-mandi..." gumam Chanyeol.
Kris tersenyum tampan lalu berjalan membawa Chanyeol yang di dalam gendongannya ke kamar mandi. Di kamar mandi, Chanyeol ia dudukkan perlahan di dudukan closet.
"H-hyung bisa pergi... A-akuh bisa sendiri"
"Kau yakin? Kau berdiri saja masih tidak sanggup" Chanyeol kalah telak.
"Biarkan aku membantumu" Chanyeol akhirnya mengangguk mempersilahkan Kris membantunya. Karena ia sadari ia juga belum sanggup melakukan apa-apa sekarang.
Kris membuka kancing piyama Chanyeol, setelah itu piyama itu ia lepaskan dengan pelan. Chanyeol hanya membuang muka, ia tidak berani menatap Kris. Demi apa pun ia sangat malu sekarang. Entah takdir apa yang ia miliki sampai Kris menyaksikan keadaan Chanyeol yang sangat kacau ini.
"Kau bisa bertumpu padaku, Jangan takut, aku tidak akan melepaskanmu" ucap Kris dengan kata-kata manisnya.
Chanyeol hanya bisa diam dan menjawab semua perkataan Kris dengan anggukan pelannya serta membiarkan Kris bekerja sesuai instingnya.