*****"Untuk Kris Hyung...
Kris Hyung, kalau sudah baca surat ini berarti kau sudah bangun hehehe. Terima kasih untuk semua bantuanmu selama ini, aku bersyukur malam itu karena Hyung yang datang menolongku. Maaf kalau selama ini aku hanya merepotkanmu Hyung... Tapi aku akan selalu mengingat kebaikanmu padaku Hyung...
Maaf karena berpamitan tidak sopan begini, tapi aku tidak punya pilihan lain Hyung, semoga kau bisa memahamiku. Tolong jaga kesehatanmu dan dirimu. Dan tolong juga untuk tidak mencariku lagi. Semoga Hyung bisa terbiasa dan melupakanku. Aku mendoakan yang terbaik untuk Kris Hyung...
Kris Hyung... Fighting!!
Dari Chanyeol, yang selalu mendukungmu"
.
.
"Mama lebih baik pulang, dan sekali lagi tolong! Kalau ingin datang ke sini dengan pemberitahuan. Supir untuk mama sudah menunggu di bawah. Aku duluan"
"Kris?!"
Kris tidak ambil pusing dengan mamanya yang terus memanggi namanya. Ia mungkin telah durhaka pada orang tua, tapi entah mengapa Kris merasa cukup berani kali ini.
"Tolong katakan pada bagian penjagaan apartemen ini untuk mengirimkan salinan cctv semalaman ini"
"Apa tuan kehilangan sesuatu dari rumah anda Tuan?"
"Ya, ada yang hilang dan itu sangat penting. Tolong segera"
"Baik Tuan"
"Yasudah, kita pergi sekarang"
Kris duduk dengan diam di dalam mobilnya. Supirnya bahkan tak berani mengintip karena aura atasannya agaknya kurang baik pagi ini.
Sedangkan Kris sedari tadi meremat ponselnya. Ia tidak bisa menghubungi Chanyeol. Ponselnya tidak aktif.
"Apa usahamu harus sekeras ini untuk menghindar dariku Chan?"
.
.
.
Sementara orang yang menjadi buronan Kris saat ini tengah menyantap sarapannya dengan tenang.
Tangan Chanyeol bergerak saat ponselnya berbunyi.
"Yah! Kenapa harus ganti nomor segala? Nomormu yang lama ke mana? Kau telan?!"
Chanyeol menjauhkan ponselnya sedikit karena ia masih sayang dengan telinganya dan telinganya terlalu malang kalau harus terus menerima suara keras dari Baekhyun.
"Sudalah ada sesuatu terjadi. Ada apa menelepon sepagi ini?"
"Tidak apa-apa, hanya tes ombak saja. Kau ke kantor kan?"
"Ya, aku ke kantor. Sudah dulu ya bek!"
Chanyeol memutuskan panggilan itu. Sarapannya sudah selesai. Ini sarapan terpaginya tapi mau bagaimana lagi kan.
Setelah membayar sarapan dadakannya, Chanyeol kembali ke mobilnya yang sudah di padati dengan pakaian dan barang-barang miliknya. Untung tidak banyak.
Chanyeol tiba di kantor terbilang cukup pagi bahkan lantai tempat ia bekerja masih terbilang sangat sepi.
Subuh tadi Chanyeol memberi kabar menggemparkan untuk teman-temannya. Bagaimana tidak gempar, kalau tiba-tiba Chanyeol mengatakan ia sudah keluar dari rumah Kris dan sudah berada di hotel dekat kantor.
Langsung saat itu juga Chanyeol menerima siraman ceramah padahal hari masih subuh. Chanyeol heran, kok bisa mereka masih terjaga padahal masih subuh.