Page 4

195 32 6
                                    

*****

Kris sampai di penthouse besarnya dan segera menyalakan lampu. Ia bisa lihat, pekerja bayarannya sudah selesai mungkin sejak sore tadi dan telah menyiapkan makan malam untuknya.

Tapi Kris masih belum berniat untuk makan, tubuhnya masih lengket dan dia perlu mandi untuk menyegarkan diri.

Air hangat mengucur dari shower yang menyala. Air hangat itu jatuh dengan bebas menelusuri setiap inchi dari tubuh Kris.

Kris yang tadinya menutup mana tiba-tiba membuka matanya ketika sekilas ingatannya tentang kejadian tadi siang tiba-tiba muncul di kepalanya. Maaf tapi ini bukan tentang mobilnya yang ditabrak orang aneh tadi, tapi ini tentang Chanyeol.

Kris sampai detik ini tidak mengerti kenapa Chanyeol mudah sekali dengan orang asing sepertinya? Apa ia tidak takut jika Kris malah membodoh-bodohinya?

"Chanyeol?" gumamnya pelan sambil teringat betapa lugu dan absurd tingkah pemuda yang lebih muda darinya dan juga jangan lupa dengan senyum manis yang dihiasi lesung pipi itu.

"Ha?! Ke-kenapa pula aku?!" Kris kaget dengan dirinya. Ia hanya memikirkan senyum Chanyeol tapi jantungnya begitu berdebar dan lebih dari pada itu, sesuatu yang dibawah bertindak aneh kali ini.

Kris segera membasuh tubuhnya dengan cepat dan memakai kaos dan training panjang yang nyaman untuknya. Ketika ia merogoh ponsel dari tangannya, ia sadar dengan keberadaan plastik obat pemberian Chanyeol.

"Lucu sekali" kekeh Kris.

Ia turun untuk makan malam. Duduk di meja makan besar itu benar-benar membosankan. Seperti biasanya, seenak apa pun menu makannya, ia hanya makan 5 sendok paling banyak. Kris memang tidak mood jika harus makan sendiri, padahal ia yang memilih untuk tinggal di penthouse besar itu seorang diri.

Setelah membereskan makananya yang dimakan juga tidak seberapa, Kris memilih untuk ke kamar saja, kali ini ia tidak punya banyak hal yang mengharuskannya bekerja di ruangannya, jadi ia hanya akan melihat-lihat pekerjaannya melalui ipadnya di kamar.

Saat ia berbaring, Kris menoleh pada obat yang masih teronggok di nakas sampingnya. Itu hanya obat biasa tapi kenapa punya efek samping yang luar biasa pada Kris? Padahal ia belum minum obat itu loh. Kantong plastik itu hanya ditatap saja, lalu Kris kembali tersenyum bodoh ketika ia membuka isi plastik itu dan mendapati plester kecil berkarakter yang tadi kata Chanyeol itu adalah hadiah permintaan maaf darinya untuk Kris.

"Benar-benar lucu"

.

.

.

Kris masuk ke dalam mobilnya, kali ini ia memilih untuk di supiri menuju kantor. Bukan apa, ia memang sedang tidak mood untuk menyetir sendiri.

"Jack"

"Iya Tuan?"

"Coba cari tahu karyawan JM Entertainment yang bernama Chanyeol"

"Dia bekerja sebagai apa Tuan?"

Kris mendelik malas, "Kalau aku tahu, aku tidak perlu repot menyuruhmu kan?"

"Maaf Tuan, akan segera saya cari" kata Jack.

Mobil Kris berhenti ketika berada di lampu merah. Ketika ia iseng menoleh ke samping, ia cukup kaget dengan apa yang dilihatnya, "Ck ck ck, padahal ini masih di jalan- Chanyeol?!" sentak Kris kaget sampai kedua anak buahnya ikut kaget.

"Ada sesuatu Tuan?"

"Tidak. Bukan apa-apa" kata Kris sambil kembali memperhatikan dua orang yang berada di mobil sampingnya.

HEY YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang