5. Sepasang Sepenuh Rasa

751 54 12
                                    


















"Aku menikahi kamu bukan karena agar tidur ku ga sendirian lagi, bukan karena agar ada yang membuatkan ku sarapan, bukan karena agar ada yang menyiapkan ku pakaian untuk kerja, pun bukan karena agar semua keinginanku atas kamu dipenuhi. Tapi karena aku ingin membahagiakan kamu."

🌷🌷🌷









"Lang...."

"Iya sayang?"

"Aku....mens."

"...."

"O-oh, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-oh, ya.udah."

Lekas bangkit dari pinggiran ranjang yang sudah didudukinya sejak lima belas menit lalu, dengan cepat Langit mengusap wajahnya sebelum menghampiri Kala yang berdiri di ambang pintu kamar mandi dengan wajah takut-takut. Seperti ada emosi tertahan di wajah cewek itu yang begitu mengganggunya.

"Kamu ada pembalutnya?"

Sekali lagi Kala menggigit bibir bawahnya saat melihat wajah lelah Langit di hadapannya yang terlihat tidak bersahabat tetapi masih sempat-sempatnya menawari untuk membelikan pembalut.

Maka meremas pinggiran bathrobe nya, Kala menggeleng pelan.

Dan yang didapatinya kemudian adalah gerakan lembut tangan Langit di puncak kepalanya diikuti senyum kecil di wajah tampannya.

"Aku beli dulu kalo gitu."

"Gak apa?"

"Ya engga lah. Nanti kamu chat aja merk sama ukurannya. Aku berangkat."

Meraih hoodie nya serta kunci mobil, sekali lagi Langit tersenyum sebelum keluar meninggalkan Kala sendirian dengan pikirannya yang mulai ramai.

Sudah satu minggu sejak pernikahan mereka.

Tetapi hal itu belum terjadi.

Iya itu lho.

Unboxing.

Malam setelah pemberkatan dan resepsi, mereka terlalu lelah bahkan untuk sekedar makan lantas ketiduran tanpa sempat bertemu wajah.

Malam kedua dan ketiga para kolega yang tidak sempat datang di hari H begitu rajin berdatangan beserta ini dan itu meskipun kebanyakan hanya formalitas dan basa-basi.

Malam keempat dan kelima keluarga besar dari masing-masing pihak berkumpul bergantian. Untuk sekedar berduaan saja susah sebab banyak hal yang diceritakan, entah itu sekedar curhatan Tante dan Om tentang hari pernikahan mereka dulu, entah itu wejangan yang tiada habisnya, atau pertanyaan-pertanyaan dari sepupu yang akan melangkah ke jenjang pernikahan.

KEDUA KALINYA ✔️ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang