7. Tempat Kita Pulang

1.1K 46 16
                                    





















"Menikah itu bukan tentang siapa yang memberi paling banyak, tetapi tentang saling melengkapi."

🌷🌷🌷










"Sayang..."

"Kala?"

"Engghh~...?"

"Bangun, bentar lagi landing."

Kala mengerjap, mengucek kedua matanya seraya menjauh dari bahu Langit sementara cowok itu mengusap-usap puncak kepala Kala gemas. Untuk kemudian terdengar suara pramugari yang memberitahukan para penumpang pesawat untuk tetap duduk di kursi mereka masing-masing dan mengencangkan seatbelt sebab pesawat akan segera mendarat.

Perjalanan 17 jam dari Paris ke Jakarta membuat Kala lelah apalagi sebelumnya dia harus menghadiri farewell party yang diadakan oleh teman-teman sekantornya dan ketika dia pikir Langit akan menginap semalam lagi di rumah Pasha ternyata suaminya itu ingin mereka langsung pulang saja yang semakin membuat Kala lelah karena tidak sempat beristirahat alhasil dia tertidur di pesawat dan terbangun ketika senja hampir menghilang di langit ibukota.

"Hari ini kita giliran pulang kemana ya?"

Tanya Kala masih tidak sadar akan tujuan mereka bahkan sesekali cewek itu menguap yang membuat Langit tersenyum gemas.

Bagaimanapun sejak menikah Langit dan Kala selalu bergiliran 'menumpang' tinggal. Entah itu di rumah Mami-Papi di Jakarta, rumah Papa-Mama di Bandung atau rumah Kala di Bandung juga. Bukan apa-apa, itu karena orangtua mereka belum mengizinkan keduanya untuk benar-benar tinggal berdua mengingat Langit adalah anak bungsu dan Kala adalah anak yang baru saja merasakan 'kehangatan' keluarganya. Alhasil mereka selalu berpindah-pindah, sampai beberapa hari yang lalu.

"Oh aku inget! Ke rumah Mami-Papi ya?"

"Bukan,"

Langit menggeleng pelan sambil menatap Kala dalam.

"Terus?"

Sementara Kala berusaha untuk tidak mengantuk lagi ketika sebelah tangan Langit menyentuh pipinya lembut.

"Ke rumah kita."

Dan harusnya, ya harusnya Kala tahu, ketika suaminya Langit Aksara Raiden Cumberbatch mengatakan 'rumah', rumah itu bukan rumah seperti yang dia tahu. Sebab begitu sampai di depan sebuah bangunan tinggi menjulang yang penuh dengan cahaya itu, sebuah tulisan besar yang tak kalah terang menyambutnya dengan ramah,

_DAMASTY LUXURY HOTEL_

Luxury. Iya Kala lebih dari tahu apa artinya kata itu. Terlebih dia juga tahu bahwa apartemen yang sering di-review oleh selebgram-selebgram hits sampai stasiun televisi swasta maupun nasional itu adalah sebuah hotel bintang 6 pertama di Indonesia yang terdiri dari 20 lantai serta memiliki 300 kamar dan suite.

Harga per malam nya saja bisa mencapai....

Kala bahkan tidak sanggup menebak, cewek itu hanya duduk diam dan menurut sampai Langit membukakan pintu untuknya dan memintanya untuk turun.

"Seperti biasa lantai 20 ya, Pak Langit?"

Seorang petugas laki-laki menyapa Langit ramah dan ketika Langit membalasnya dengan anggukan, dengan sopan dia ikut masuk ke dalam lift lalu menekankan tombol angka 20 dan beberapa menit kemudian ketika Langit melangkah keluar sambil menggandeng tangan Kala petugas itu kembali tersenyum ramah sebelum berpamitan dengan setengah membungkuk, bukan hanya kepada Langit tetapi juga kepada Kala yang dibuat terdiam bingung setelahnya.

KEDUA KALINYA ✔️ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang