18. Langit Runtuh

308 37 19
                                    



















"Luka itu milik kita."

🌷🌷🌷







Fibroid Uterus atau Mioma Uteri.

Sampai beberapa jam yang lalu istilah itu asing untuk Langit dan Kala.

Sampai kini keduanya duduk bersebelahan dengan tangan saling menggenggam erat dan perasaan yang kacau balau.

''Setelah melakukan wawancara medis kepada Ibu Killendra Khalandara dimana yang bersangkutan mengalami menstruasi berkepanjangan diluar siklus menstruasi dengan intensitas darah keluar lebih banyak, mengalami sakit panggul dan kemudian pingsan akibat anemia, juga berdasarkan hasil USG dan MRI yang beberapa saat lalu telah dilakukan, dengan berat hati saya mengatakan bahwa ya, Ibu Kala positif terkena tumor jinak di rahim.''

Hening.

Dokter berkacamata yang beberapa bulan yang lalu tersenyum ikut bahagia ketika memberitahukan bahwa kondisi Kala baik-baik saja, kini menatap keduanya sendu. Tetapi jelas tersimpan harapan yang begitu besar disana. Harapan agar pasangan suami istri itu tetap saling berpegangan sekencang apapun badai yang akan menimpa mereka.

Tetapi,

Langit Kala terlanjur runtuh.

Seerat apapun pelukannya,

Air matanya terus mengalir tanpa jeda.

Sebab harapan itu harus dipaksa mati bahkan sebelum tumbuh.

''Kamu harus istirahat, karena ini udah malem jadi kita nginep sehari di sini besok baru pulang.''

Setelah membantu Kala berbaring berikut menyelimutinya, Langit sempat terdiam sebentar di pinggiran ranjang.

Menatap wajah Kala yang sembab dan tampak murung.

''Saya-''

''Aku mau tidur.''

Dan begitu aja Kala berbalik, membiarkan Langit menatap punggungnya cukup lama sampai kemudian suara pintu ditutup diikuti langkah kaki yang menjauh memulai tangisan panjang malam itu.

Sebab Killendra Khalandara harus kembali dihancurkan oleh dirinya sendiri.

Disaat dia pikir setelah semua hal buruk yang menimpanya, akhirnya dia bisa berbahagia.

Namun ternyata semua itu belum berakhir.

''Saya sudah pesankan makan malam untuk bapak sama ibu, sebentar lagi sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Saya sudah pesankan makan malam untuk bapak sama ibu, sebentar lagi sampai.''

Sosok Wisnu menyambut Langit di luar ruangan, membuat cowok itu menatapnya lekat terutama ke arah kemejanya yang sudah diganti tidak seperti beberapa jam yang lalu. Lantas mengangguk kecil padanya Langit menepuk bahunya pelan.

KEDUA KALINYA ✔️ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang