¤From now on, you are mine! ¤
*
*
==I Choose You==
Jantung gulf berdetak kencang ketika ia merasakan benda kenyal dan basah melumat bibirnya. Kedua matanya yang melebar menatap lurus mata mew yang sudah tertutup. Logikanya berteriak keras agar segera mendorong tubuh mew menjauh. Tapi hatinya begitu enggan. Rasa rindu yang beberapa hari ini ia tahan menyeruak begitu saja tampa bisa lagi ia tahan.
Tampa sadar, kedua tangan gulf terangkat dan melingkar di leher mew. Ia menutup mata, dan membalas ciuman mew. Walaupun sedikit kaku, setidaknya anak manis yang baru pertama kali berciuman dalam hidupnya itu mampu mengimbangi ciuman mew dengan mengandalkan instingnya.
Cukup lama kedua bibir itu bertautan, hingga gulf mendapatkan kesadarannya dan menjauhkan wajahnya dari mew. Wajahnya berpaling, rasa malu mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Gulf berkali kali merutuki dirinya. Kini yang ada dipikirannya hanyalah lari. Bagaimana bisa ia menatap wajah mew ketika dirinya baru saja membalas ciuman mew dengan panas.
Ibu jari mew mengusap bibir gulf yang basah. " Kamu menyukai phi " ujarnya pelan seraya tersenyum tipis. Mew benar benar mengagumi wajah manis gulf, dan sekarang tak bisa ia pungkiri lagi jika ia sudah candu dengan bibir plumpy merah muda yang tampa tahu malu sudah ia cicipi itu.
Mew semakin mendekatkan tubuhnya, tangannya terangkat dan menyentuh sisi wajah gulf dengan lembut. Membawa gulf untuk menatap matanya. " Mencuri ciuman dari mu seperti ini, Apakah phi harus meminta maaf dan membiarkan kamu memukul phi atau... biarkan phi menyatakan perasaan phi padamu? "
Gulf terdiam, ia terlalu lemah ketika mew menatapnya seperti itu. seolah laki laki tampan itu bisa menghipnotisnya dengan mudah. Tatapan yang begitu dalam dan sejernih lautan. Tapi juga sangat berbahaya.
" P'mew, berhenti mempermainkan perasaan gulf kayak gini. Berhenti membuat gulf berharap . Mungkin ini menyenangkan buat phi. Tapi nggak buat gulf. "Gulf mendorong dada mew menjauh. Matanya tiba tiba memanas.
" Iya, gulf suka sama phi. Tapi apa dengan begitu phi bisa memainkan perasaan gulf seenaknya? Phi... Gulf bener bener suka sama phi mew. " Gulf berucap lirih. " Tiap hari gulf selalu ingin ketemu phi, selalu ingin mendengar suara phi. Cuma karena dapet notifikasi pesan dari phi aja gulf udah seneng banget. " gulf membawa tangan mew dan meletakkan tangan mew didadanya. "Bahkan jantung gulf nggak pernah bohong" keduanya saling menatap. Air mata yang membuat pandanganya mengabur tiba tiba jatuh ke pipinya .
"Gulf pikir phi juga punya perasaan yang sama kayak yang gulf rasain. Tapi ternyata semuanya cuma angan angan gulf. Gulf salah paham dengan mengartikan perlakuan phi sama gulf sebagai rasa suka. " gulf menghela nafas panjang. Ia menengadahkan kepalanya dan menghapus air mata yang mengalir dipipinya dengan kasar. " Saat phi berciuman dengan perempuan cantik itu, dada gulf panas. Rasanya sakit.... Dada gulf sesak" gulf menggigit bibirnya. Ingatan mew berciuman malam itu kembali terbayang olehnya. Gulf hampir menangis terisak jika saja mew tak segera memeluknya erat.
Kedua tangan mew mengusap tengkuk gulf dengan lembut. Membiarkan gulf menangis dipelukannya.
" malam itu gulf berjanji sama diri gulf sendiri buat ngilangin rasa suka gulf sama phi. Tapi nggak bisa. Dengan ngejauhin phi, gulf justru semakin tersiksa karena merindukan phi mew. Gulf sampai berfikir apa gulf harus ngilangin harga diri gulf saja dan meminta phi untuk menyukai gulf? Memohon sama phi supaya membiarkan gulf berada disamping phi seperti biasa walaupun phi nggak menyukai gulf ? . Gulf bersyukur, sedikit kewarasan yang masih tersisa ini menahan langkah gulf untuk berlari menemui phi. Gulf udah berusaha phi. Gulf udah berusaha untuk menghilangkan rasa suka gulf, tapi lagi lagi phi kembali membuat gulf berharap. Semua usaha yang udah gulf lakuin buat menghilangkan rasa suka gulf sama phi jadi sia sia"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEWGULF : I CHOOSE YOU
Fanfiction"P'mew siapa yang akan phi pilih ? P'art atau aku ?" suara gulf terdengar lirih. Mew terdiam, matanya menatap sendu pemilik manik hitam legam didepannya . Ia kemudian menatap genggaman ditangan kanannya lalu beralih menatap genggaman ditangan kiri...