Calon Sahabat Lucnut

30 8 14
                                    

Raya terlihat enggan menerima uluran tangan Angkasa karena terdengar sungguh jorok. Angkasa yang menyadari hal itu langsung berdalih untuk memperbaiki harga dirinya.

"Kagak, gue becanda. Ya kali, gue cebok nggak cuci tangan! Gue pake sabun banyak dan tangan gue udah wangi. Ya ... cuma tadi gue lupa kasih sabun ke kloset," sambung Angkasa yang masih nyengir. Apa nggak kering tuh gigi?

Raya yang mendengar guyonan garing Angkasa hanya memutar bola matanya malas. Dengan sedikit merasa jijik, Raya membalas uluran tangan Angkasa singkat.

"Gue Angkasa, nama lo siapa?" Angkasa mengulas senyum semanis mungkin.

Ni cewek cakep bener dah, bening gitu kayak air pegunungan yang masih perawan, batin Angkasa. Pikirannya berkelana ke sebuah taman bunga, ia membayangkan dirinya berlari kesana kemari mengejar cewek cantik di hadapannya itu.

"Raya!" balas Raya singkat seraya menatapnya penuh selidik. "Elo ngapa, cengar cengir nggak jelas gitu?!"

Lamunan Angkasa buyar seketika saat mendengar nama Raya, ingatannya seperti video rekaman yang memutar mundur adegan saat di kantin sekolah tadi. Gadis berparas cantik dengan rambut kecokelatan yang dibiarkan terurai itu adalah cewek yang sudah memakinya di telepon tadi.

"Jadi, dia sohib lo yang namanya 'Raya Bawel', itu?!" tegas Angkasa seraya menunjuk Raya sambil menatap Jagad.

Jagad hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.

"Enak aja, ngatain gue bawel!" Raya reflek memukul lengan Angkasa karena tak terima dengan sebutan yang disematkannya.

"Bukan gue yang ngatain lo, Jagad tuh!" Angkasa mencoba membela diri. "Lagian, maaf ... maaf, ya. Tapi, gue jujur nih, muka sama kelakuan kok beda jauh ya. Kayak langit dan bumi. Muka bidadari, kelakuan kayak preman pasar!" Angkasa tertawa lepas, seolah melupakan perut mulesnya yang sudah beberapa jam ini ia rasakan.

Raya yang sudah tersulut emosi segera memberi bogem mentah untuk Angkasa. Akhirnya pergulatan sengit pun tak terelakkan.

"Wah ... berani-beraninya mau menodai kesucian wajah tampan gue!" Dengan cekatan Angkasa menangkis serangan Raya. Cowok sok ganteng itu pun memegang pergelangan tangan Raya dan memutarnya hingga punggung gadis bawel itu menabrak dadanya.

"Woy! Sakit tau! Lo KDRT, ya?! Wah ... parah banget masa beraninya sama cewek!" geram Raya sambil mendongak ke atas memandang wajah Angkasa yang sedang tersenyum smirk.

Jagad yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala. Ia merasa kalau kedua orang itu sangat mirip dengan kucing dan tikus.

"Udah ... udah ... jangan pada gelud. Emang pada nggak laper apa?" tanya Jagad sambil memandang Angkasa dan Raya secara bergantian.

"Lapeerr!" jawab Angkasa dan Raya serentak.

Angkasa pun melepaskan tangannya dari Raya dan mendorongnya secara tidak berakhlak.

"Wah ... emang cowok reseh!" maki Raya.

"Biarin! Mulai sekarang, gue cabut kata-kata yang bilang muka lo mirip bidadari," ucap Angkasa sambil mengangkat sebelah alisnya.

Raya yang tak terima kembali mengejar Angkasa. Namun, Jagad segera mencekalnya dan menggeleng pelan sebagai intruksi agar tak melanjutkan pertikaian tak berfaedah antara dirinya dan Angkasa.

Trio Jangkar [Mencari Jati Diri dan Cinta Sejati]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang