Raya Falling in Love

15 6 7
                                    

Raya tampak senyum-senyum sendiri dengan pipi bersemu karena melihat pemuda yang baru saja memesan bakso. Pandangannya tetap fokus  mengikuti kemanapun arah pemuda itu berjalan. Terlihat ada dua orang pemuda lain yang sudah duduk terlebih dulu dan melambaikan tangan kepada pemuda ganteng incarannya itu.

"Kalian mau pesen apa? Bakso apa mie ayam?" Pertanyaan tukang bakso langganan Angkasa tak membuat Raya tersadar dari lamunan. Ia masih sibuk melihat gebetan barunya.

"Gue bakso satu ya, Bang. Pake mangkok ya, awas kalau kagak!" seloroh Angkasa dengan wajah serius. "Lo pesen apa, Gad?!" lanjutnya.

Tukang bakso yang bernama Bang Suep menoleh ke arah Angkasa. "Ang ... Ang, ternyata kamu toh. Lama juga kamu nggak kesini, dicariin cewek-cewek CB lo, Ang!" ucap Bang Suep dengan masih fokus meracik bakso pesenannya.

"Gue sama kayak lo aja, Ang!" sela Jagad.

"Cewek CB itu siapa, Bang?" tanya Angkasa dengan wajah berbinar senang. Ia tak menyangka, selama ini ada cewek yang sudah menjadi pengagum rahasianya.

Bang Suep menoleh ke arahnya sekilas seraya tersenyum. "Cewek cabe-cabean yang jadi fans beratmu, Ang!"

"Elah, Bang Suep. Segala cabe-cabean dikasih ke gue," sungut Angkasa kesal. "Bang, tambah bakso satu lagi."

Bang Suep terkekeh melihat wajah manyun Angkasa.

Namun, Angkasa memilih tak menghiraukan ucapan bang Suep dan lebih fokus menoleh ke arah Raya yang masih memandang cowok tampan yang tengah menikmati semangkok bakso. "Wah, kesambet nih anak. Bisa senyum-senyum gaje begini!" Angkasa menggeleng heran melihat tingkah sahabat barunya. "Ya, lo pesen apa?" teriaknya tepat di telinga Raya yang sontak membuat gadis bercardigan biru itu terlonjak kaget.

"Njir, gosah teriak keles. Gue nggak budeg!" Raya sengaja memukul lengan Angkasa dengan keras karena saking kesalnya.

"Habisnya lo kayak orang kesambet." Angkasa terkekeh karena melihat Raya terkaget-kaget.

***

Setelah memesan lima mangkok bakso, ketiga sahabat itu memilih tempat duduk. Tentu saja Angkasa jelas paling tidak sabar menikmati suap demi suap makanan berkuah dengan daging giling yang dibentuk bulat itu.

"Gad, gue kok ngeri sih liat Raya!" Angkasa mulai khawatir dengan tingkah aneh Raya yang kedua netranya tak lepas dari cowok di sebelahnya.

Jagad tampak cuek karena ia sudah sedari kecil bersahabat dengan Raya. Ia tahu benar perangai gadis itu saat bertemu dengan cowok model flower boy yang terlihat kalem begitu.

"Biasa itu, Ang ... dia itu kalo liat cowok dengan suara lembut dan mukanya tipe-tipe begitu, pasti langsung terpesona," tanggap Jagad.

Angkasa hanya manggut-manggut karena ia akhirnya memahami kenapa Raya tidak tertarik padanya saat pertama kali bertemu. Ternyata selera gadis itu adalah pria lembek macam daging durian kelewat matang.

"Seleranya low budget banget." Angkasa tersenyum mencibir sembari menatap Raya dan cowok ganteng berkemeja biru itu.

Raya masih memandangi sang pemuda yang belum diketahui namanya sambil memakan bakso. Tentu saja perilakunya membuat teman-teman pemuda tersebut curiga.

Trio Jangkar [Mencari Jati Diri dan Cinta Sejati]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang