Bertemu Cogan

13 5 11
                                    

Bagi Angkasa rasanya masih seperti mimpi, memiliki sahabat yang good looking seperti Jagad dan Raya.

"Lo baik-baik aja 'kan, Ang?" tanya Jagad seraya menggoyang tubuh Angkasa yang saat itu tertunduk dengan sesekali mengusap air mata yang sama sekali nggak keluar.

"Gue sedih, Gad. Napa saat gue sedih, gue nggak bisa ngeluarin air mata kayak di sinetron-sinetron gitu. Padahal 'kan pas banget gitu momennya, lagi mengharu biru terus gue bisa nangis bahagia. Ah, rasanya bakal jadi hari yang paling bersejarah dalam hidup gue. Tapi ...." Angkasa tak melanjutkan kalimatnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, membuat dua sahabat barunya saling pandang dan mengernyit dalam.

"Lebay banget woy!" pekik Raya tak habis pikir.

Tiba-tiba terdengar suara bel masuk kelas. Karena kejadian membagongkan barusan, Jagad dan Raya tidak sempat jajan di kantin.

"Wah ... apes banget emang! Gue belom sempet makan, eh udah bel masuk," gerutu Raya.

"Mana gue nggak sarapan pula tadi pagi karena telat bangun," timpal Jagad dengan muka sedih.

Angkasa yang mendengar keluhan dari kedua sahabat barunya itu merasa iba. Kebetulan tadi ia membeli dua bungkus snack seribuan yang bermerek TokTak untuk dimakan sendiri di kelas. Namun, ia ikhlas memberikannya kepada Jagad dan Raya.

"Nih! Buat lo orang berdua," ucap Angkasa sambil melemparkan satu persatu bungkusan snack itu ke Jagad dan Raya.

Kedua orang orang itu terheran-heran melihat snack yang digemari oleh bocah asli atau jadi-jadian itu. Mereka memperhatikan snack yang diberikan oleh Angkasa dengan saksama.

"Ini mah buat jigong doang," protes Raya.

"Pelit amat jadi orang, awas aja kuburannya sempit," tambah Jagad bersungut-sungut.

Angkasa terlihat kesal karena kedua sahabat barunya itu tidak tahu terima kasih. Namun, karena sedang senang ia tidak jadi marah.

"Woke! Nanti pulang sekolah, gue traktir lo orang berdua di tempat yang asik dan enak sebagai bentuk syukur gue mendapatkan sahabat baru," ucap Angkasa sambil mengangkat alisnya berulang.


***


Begitu bel pulang sekolah, ketiga pemuda dan pemudi yang baru saja memproklamirkan persahabatan mereka tampak semangat keluar kelas.

"Ang, lo jadi 'kan traktir gue sama Jagad ke tempat yang kata lo asik itu?!" tanya Raya seraya berjalan di antara kedua pemuda yang ketampanannya selevel, tapi beda rasa.

"Tenang, gue orangnya nggak pernah ingkar janji. Moto gue itu, sekali berjanji dua pulau gue jabani!" jawab Angkasa dengan bergaya ala orang beken yang sok pemes.

"Hilih, ngomong paan sih, lo. Makin gaje aja!" cibir Raya seraya berjalan mendahaluinya.

"Ayok buru, gue laper nih!" Raya yang tak sabar, segera menggandeng tangan Jagad dan Angkasa menuju halaman parkir.

"Padahal istirahat kedua udah makan dua piring siomay," celetuk Jagad yang langsung dipelototi oleh Raya.


Trio Jangkar [Mencari Jati Diri dan Cinta Sejati]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang