"Ya ... ini beneran kita lagi di sekolah? Kenapa horor gini berasa lagi syuting Resident Evil?" Jagad merasa ketakutan karena melihat para siswa dan siswi terlihat sungguh mirip dengan mahkluk pemakan daging manusia itu.
"Gad! Mendingan kita ... KABUUURR!!!" Raya menarik pergelangan tangan Jagad dan mengajak sahabatnya itu berlari kencang.
Kedua sahabat beda kelamin itu berlari tidak melihat ke depan hingga tak sengaja menabrak Angkasa yang berjalan berlawanan dari arah kantin.
"WOY!!! SLOW!!!" pekik Angkasa dengan mata membulat.
Brukkk!!!
Ketiga orang itu pada akhirnya jatuh ke lantai dengan posisi yang beraneka ragam. Angkasa jatuh mirip dengan posisi kodok kayang, Jagad jatuh pada posisi paling elegan bak om-om yang berjemur di pantai dengan gaya miring, dan Raya yang jatuh mirip dengan tikus korban tabrak lari. Sungguh aneh bin ajaib. Wkwk.
"SERBU!!!" seru seorang gadis yang merupakan salah satu dari fans fanatik Jagad. Padahal baru satu hari setengah Jagad masuk ke sekolah itu, para gadis ternyata sudah gercep membuat fans klub.
Mendengar seruan gadis tersebut, Jagad bergegas bangkit dan menarik Raya serta Angkasa yang terlihat masih kesakitan karena terjungkal di lantai beton itu.
"Woy kagak usah narik-narik, pantat gue masih sakit nih!" pekik Angkasa seraya mengelus pantatnya yang sedikit berubah bentuk.
Melihat keleletan si Angkasa, Jagad memutuskan untuk meninggalkannya. Jagad melanjutkan misi melarikan diri dengan tangan terus menggandeng Raya.
"Woy, kok malah ditinggal sih!" Angkasa terus mengawasi kepergian Jagad dan Raya dengan tatapan heran.
Namun, keheranannya segera terjawab ketika sekumpulan ABG labil terlihat berlari ke arahnya.
"Wah, pasti Jagad lari karena takut sama cabe-cabean itu tu. Emang pada minim akhlak ya." Angkasa segera berdiri dengan mengibaskan kedua tangannya. Sorot matanya menatap tajam pada serbuan siswi yang ingin mengejar Jagad.
"BERHENTI!!!" suara menggelegar Angkasa sontak membuat satu sekolah bergetar.
Seketika rombongan cabe haus belaian kasih sayang itu pun berhenti serentak. Namun, tiba-tiba terdengar suara menyeramkan dari arah belakang para siswi.
"KEJAR!!!"
Teriakan salah satu siswa dengan suara berat menggema di lorong jalan menuju kantin. Lebih mengerikan lagi terdengar suara entakan kaki bak orang tawuran yang seketika membelah formasi para cabe menjadi dua.
Mata Angkasa terbelalak, hampir saja bola matanya menggelinding. Ia terkejut terheran-heran melihat sekumpulan cowok-cowok berlari ke arahnya.
"Eh buset!!! Itu ngapa terong-terongan ngikut lari berjamaah?! Ah! Pasti Raya takut sama mereka," tebak Angkasa tepat sasaran.
Meskipun pantatnya hampir belah dua eh memang belah dua kali, Angkasa memberanikan diri untuk memberhentikan kumpulan para pria jomlo karatan yang mengharap cinta Raya.
"STOP!!!" Kedua kalinya Angkasa berteriak kencang hingga salah satu pohon mangga tumbang dan menimpa warung nasi goreng Mang Encep. Untung saja tidak ada korban jiwa, hanya saja korban perasaan eh korban materiil.
"Woy, kalau kalian nggak berhenti juga. Aib kalian satu per satu bakalan gue sebar dan akan terpampang di majalah sekolah minggu depan." Angkasa mengangkat ponselnya seraya menunjukkan foto aib salah satu dari puluhan siswa yang saat ini berdiri di hadapannya.
"Wah, parah ya. Si Dedi Cobuset ternyata kalau malam begitu ya," ucap salah satu dari mereka seraya menunjuk ke arah ponsel Angkasa. Kebetulan ketua dari PJPW (Para Jomlo Pecinta Wanita) itu adalah Dedi Cobuset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Jangkar [Mencari Jati Diri dan Cinta Sejati]
Teen FictionApa jadinya jika Jagad, Angkasa, dan Raya bersatu? Tentu saja akan terjadi hal luar biasa, di luar nalar, dan hal-hal menakjubkan lainnya yang bisa membuat orang di sekeliling mereka menggeleng heran. Trio Jangkar begitulah mereka memberi nama genk...