ACCEPT ME AGAIN, SAKURA 4

4.8K 562 28
                                    

Happy Reading!







Suara jangkrik dan binatang malam lainnya, mulai menggema, menemani perjalanan empat orang berbeda jenis kelamin. Mereka menyusuri jalan setapak dengan pelan, dipandu oleh Sasuke yang berjalan di depan, disusul oleh Karin, lalu Naruto dan Hinata yang bergandengan tangan.

Tak ada pembicaraan di antara mereka berempat, membuat Hinata dan Naruto saling pandang, lalu menghembuskan napas pelan secara bersamaan. Keheningan ini sudah berlalu selama berjam-jam, ia bisa jenuh jika semua ini terus berlanjut.

"Pssst, Hinata-chan. Aku pikir, dengan mengajak Sasuke, perjalanan mendaki kita bisa jauh lebih ramai," bisik Naruto pada Hinata.

Hinata mengulas senyum kaku. "A-aku juga bingung, Naruto-kun."

Naruto kembali menghela napas, lalu menatap punggung Sasuke. "Sasuke!" Serunya, membuat Sasuke menolehkan kepalanya ke samping. "Aku pernah mendengar ... ada sebuah tempat peristirahatan di sekitar sini. Bagaimana kalau kita mencarinya terlebih dahulu. Aku lapar."

"Waah benarkah, Naruto? Aku juga sudah lapar. Bagaimana denganmu, Sasuke-kun?" tanya Karin dengan antusias.

Sasuke tak menjawab, pria itu kembali menatap lurus ke depan. Jalan di sekelilingnya begitu gelap, bagaimana mungkin ada tempat peristirahatan? Orang gila mana yang mau membangun tempat peristirahatan di gunung? Apa Naruto sedang berhalusinasi?

"Ayolah, Sasuke." Naruto berusaha untuk membujuk Sasuke, melihat respon sahabatnya itu, ia yakin kalau Sasuke tidak mempercayai ucapannya. "Aku tidak sedang membual."

"Di mana?" tanya Sasuke, setelah sekian lamanya terdiam.

Raut wajah Naruto berubah menjadi cerah. "Seharusnya ada sebuah petunjuk arah. Kita hanya perlu mencari petunjuk itu," balasnya, sembari mengarahkan senter yang ia pegang ke segala arah. "Ah! Itu dia!" serunya, saat menemukan petunjuk arah ke tempat peristirahatan.

Sasuke mengarahkan senternya, dan apa yang dikatakan Naruto benar. Bibirnya terkatup rapat, sejujurnya, ia juga merasa lapar, mengingat ia belum makan malam setelah pulang dari kantor.

Dengan tanpa banyak berkata, Sasuke berjalan mengikuti petunjuk arah. Udara di sekitarnya semakin terasa dingin, ia membutuhkan sesuatu yang hangat untuk ia makan.

Memikirkan perihal makanan, seketika ia teringat dengan Sakura. Biasanya, gadis itu akan mendatangi apartemennya, lalu membuatkan mie ramen untuknya——pada saat ia tengah mengerjakan pekerjaannya hingga larut malam.

Entah kenapa, ia ingin saat-saat itu terulang kembali, atau ia ingin kembali ke masa-masa di mana Sakura masih berusaha menarik perhatiannya dengan cara gadis itu sendiri. Saat gadis itu bersikeras untuk menginap di apartemennya, membuatkan makanan untuknya, serta salah tingkah gadis itu saat melihatnya telanjang dada. Ia ingin mengulang semuanya.

Mengapa ia baru menginginkan itu semua, setelah Sakura benar-benar pergi dari hidupnya?

"Sasuke-kun? Kau mau ke mana?"

Langkahnya terhenti, saat Karin menarik tangannya. Tanpa ia sadari, ia melamun sambil berjalan. Atensinya tertuju pada sebuah hutan di depan sana, sebelum beralih ke arah Karin. Dengan kasar, ia menghempaskan tangannya, melepaskan tangan Karin dengan raut dingin.

"Jangan menyentuhku," desisnya tajam.

Karin meneguk ludahnya dengan susah payah. Ekspresi dingin Sasuke seakan ingin membunuhnya. "M-maaf."

Sedangkan dari kejauhan, Naruto dan Hinata menatap Sasuke dan Karin dalam diam. Naruto seolah paham, mengapa Sasuke tidak fokus saat berjalan, hingga salah mengambil langkah. Tampaknya, sahabatnya itu teringat dengan Sakura.

ACCEPT ME AGAIN, SAKURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang