ACCEPT ME AGAIN, SAKURA 9

3.8K 461 13
                                    

Happy Reading!






"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Sakura dalam hati. Pikirannya buntu, tak bisa menemukan hal yang harus ia lakukan.

Suara derasnya hujan, dengan suara guntur yang menggelegar, membuatnya ketakutan. Ia merasa dejavú, semua masa-masa kelam yang ia alami, selalu disertai oleh hujan yang lebat; di saat ia kehilangan ayahnya, di saat ia mengetahui Sasuke bermain dengan wanita lain, dan kali ini, ia harus dihadapkan oleh keadaan Sasuke.

JDEEERRRRRRTTT

Cahaya dari guntur membuatnya melihat kondisi Sasuke secara jelas. Tubuhnya bergetar, kedua matanya tak berkedip, dan napasnya pun mulai memberat. Apa yang bisa ia lakukan untuk Sasuke?

Secara perlahan, Sakura mulai menggigil, udara di sekitarnya begitu dingin. Hal tersebut, membuat gadis itu tersentak, tampaknya, ada hal yang harus ia lakukan terlebih dahulu.

Sakura beranjak dari posisinya, lalu berjalan cepat ke arah mulut gua. Hujan masih mengguyur dengan derasnya, tapi, hal tersebut tidak menyurutkan niat gadis berambut merah muda itu.

Dengan kedua tangan yang mengepal erat, Sakura berlari keluar dari gua dengan jantung berdebar keras. Terlihat jelas kalau gadis itu menahan ketakutannya. Kepala gadis itu menoleh ke segala arah, mencari sesuatu untuk ia ambil, dan ia pun berlari ke arah celah-celah pohon, lalu mengambil ranting-ranting yang ada di sana.

Setelah mendapatkan cukup banyak ranting, Sakura kembali berlari ke arah gua. Sesampainya, ia meletakkan ranting-ranting itu di depan tubuh Sasuke. Kemudian, ia berjongkok, lalu mengambil dua buah batu yang ada di sisi kakinya.

Tuk Tuk Tuk Tuk Tuk

Berkali-kali ia saling membenturkan kedua batu itu. Akan tetapi, ia tidak berhasil menciptakan api. Ia pun terdiam, seketika ia merasa bodoh. Batu-batu itu basah, tentu saja tidak akan bisa memercikkan api. Dan lagi, ranting-ranting kayu yang ia ambil, juga dalam keadaan basah semua.

Air mata mengalir dari kedua matanya. "Hiks hiks hiks." Dan isak tangis lolos dari celah bibirnya. "Dousuru ba ii no (apa yang harus aku lakukan) hiks hiks?"

Suara isak tangis Sakura, membuat Sasuke membuka matanya. Hal pertama yang dilihat pria itu, adalah kegelapan, hingga beberapa saat kemudian, kilat menyambar, membuatnya dapat melihat di mana ia berada, dan ia segera menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam gua.

Di tengah rasa pusing yang mendera kepalanya, tak menghalangi pendengarannya. Ia pun menoleh, dan mendapati punggung mungil Sakura. Gadis itu sedang menangis. Hal tersebut, membuatnya berusaha untuk bangun dari posisinya.

Rasa nyeri dapat ia rasakan di seluruh tubuhnya. Tapi, hal tersebut ia tahan mati-matian, hingga ia berhasil mendudukkan dirinya. Kepalanya semakin berdenyut dan pandangannya seolah berputar-putar, membuatnya menggelengkan kepalanya dengan lemah, lalu mencoba untuk mengulurkan tangannya.

Jarak di antara dirinya dengan Sakura cukup jauh, ia harus lebih mendekat agar bisa menggapai tubuh gadisnya itu. Ia tidak bisa membiarkan Sakura menangis. Sebenarnya, ia masih belum mengerti, mengapa hatinya sakit saat mendengar suara isak tangis gadis merah muda itu. Apakah karena selama empat tahun, ia tidak pernah melihat Sakura menangis? Hanya ada senyum malu-malu, yang selalu Sakura tampakkan saat bersamanya.

Setelah berusaha keras untuk beringsut mendekati Sakura, akhirnya Sasuke berhasil. Dengan tanpa berkata, pria itu meraih bahu mungil Sakura, lalu mendekapnya. "Nakanaide (jangan menangis)," bisiknya lemah.

Sakura terkejut saat tubuhnya didekap dari belakang, kepalanya menoleh, ia tahu siapa yang memeluknya, siapa lagi kalau bukan Sasuke. Punggungnya yang menempel di dada bidang pria itu, membuatnya merasa hangat.

ACCEPT ME AGAIN, SAKURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang