ACCEPT ME AGAIN, SAKURA 16

3.4K 427 18
                                    

Happy Reading!









Sakura merasakan jantungnya berdetak keras, saat mobil yang dikendarai Sasuke hampir mencapai rumahnya. Beberapa kali ia melirik ke arah Sasuke, mencari tahu seperti apa ekspresi yang ditunjukkan pria itu. Tapi, Sasuke tak menunjukkan raut apapun selain raut datar.

"Kenapa dia tampak tenang?" tanyanya dalam hati. Ia tidak tahu, di balik raut datar Sasuke, tersimpan banyak kecemasan pria itu.

Sejak perjalanan menuju rumah Sakura, Sasuke terus memikirkan apa yang yang harus ia lakukan, setelah membawa Sakura pulang? Bungsu Uchiha itu masih teringat dengan jelas, bagaimana kecewanya Mebuki, saat tahu penyebab Sakura bunuh diri, karena kesalahannya.

Berbagai macam kemungkinan negative dan positive, berkeliaran di kepala Sasuke. Salah satunya; apakah Mebuki akan memaafkannya? Kini, keraguan mulai menggelayuti dirinya. Ia berharap, waktu berjalan jauh lebih lambat, agar ia bisa memikirkan cara untuk mendapatkan kepercayaan Mebuki lagi.

Namun, harapan tinggal harapan. Ia bisa melihat rumah Sakura——beberapa ratus meter dari posisi mobilnya. Hingga membutuhkan waktu beberapa menit, ia pun sampai di sana.

"Ochitsuke (tenanglah)," batin Sasuke. Ia tak boleh memperlihatkan kegelisahannya pada Sakura.

Setelah mematikan mesin mobilnya, Sasuke menoleh ke arah Sakura, dan ia bisa melihat Sakura tampak gelisah; gadis itu menggigit bibir bawahnya, dan memainkan kedua tangannya dengan raut cemas.

"Daijoubu (tidak apa-apa). Shinpai janai (jangan khawatir), Sakura," katanya.

Sakura menoleh ke arah Sasuke. "A-aku—"

"Cobalah untuk tarik napas dalam-dalam. Jangan khawatir. Aku yakin, ibumu akan sangat senang saat melihatmu kembali," sela Sasuke, sembari mengelus kepala merah muda Sakura.

"H-haik," jawab Sakura pelan, lalu mengikuti apa yang Sasuke katakan.

Sasuke tersenyum simpul, lalu membuka pintu mobilnya, dan keluar. Ia juga menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan pelan.

"Tidak ada yang tidak bisa Uchiha Sasuke lakukan," yakinnya dalam hati, kemudian ia berjalan ke sisi mobilnya yang lain, lalu membukakan pintu untuk Sakura. "Ikou (ayo)," katanya, seraya mengulurkan tangannya pada Sakura.

Dengan ragu, Sakura menerima uluran tangan Sasuke, lalu keluar dari mobil. Jantungnya semakin berdebar keras. Tapi ia berusaha untuk bersikap tenang, ia juga ingin bertemu dengan Mebuki, ia sangat merindukannya.

Kedua sejoli itu pun berjalan beriringan ke arah pintu rumah Mebuki. Begitu sampai, Sasuke mengetuknya tiga kali. Hari sudah beranjak siang, keadaan sekitar rumah cukup sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.

Hingga tak lama kemudian, pintu di depan Sasuke dan Sakura terbuka, memperlihatkan sosok wanita paruh baya yang langsung terkejut, begitu melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya.

"O-Okaa-san," panggil Sakura dengan raut menahan tangis. Entah perasaanya atau apa, tubuh Mebuki terlihat semakin kurus, dari terakhir kali ia melihatnya.

Mebuki menutup mulutnya dengan raut tak percaya. Tak membutuhkan waktu lama, air mata berjatuhan dari kedua mata hijaunya. "S-Sakura?"

"Hiks hiks. Haik. Ini Sakura, Okaa-san." Sakura menganggukkan kepalanya, lalu menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

Mengetahui ia tidak sedang berhalusinasi, Mebuki segera memeluk tubuh Sakura dengan erat, lalu menangis histeris, "Hiks hiks hiks ... Sakura ... anak okaa-san ... kau masih hidup, Sayang. Hiks hiks huhuhu."

ACCEPT ME AGAIN, SAKURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang