Menaruh harapan pada seseorang adalah seni paling sederhana dalam melukis luka pada diri sendiri..#####
Angin berhembus kencang, menerbangkan daun-daun kering yang luruh dari pohonnya. Awan hitam nampak menggantung, membuat para manusia lekas berlari menyelamatkan diri dari hujan yang sebentar lagi akan jatuh ke bumi.
Hampir setiap hari rintiknya mengguyur ibu kota. Menandakan bahwa semi telah berganti penghujan. Aroma aspal basah menguar begitu saja begitu rintiknya berubah menjadi hujan lebat.
Seorang gadis berseragam putih abu-abu terlihat duduk seorang diri di halte depan sekolah. Suasana sunyi di sekitar SMA AIRLANGGA menjadi pertanda bahwa para penghuni sekolah telah pulang ke rumahnya masing-masing.
Menit demi menit berlalu, tak terhitung sudah berapa lama waktu yang ia habiskan untuk menunggu. Duduk termenung dengan sisa harapan di hati. Berharap seseorang akan segera menampakkan diri.
Sky
Untuk kesekian kali Shenna menghela nafas berat. Netra hitamnya menatap lurus ke depan. Hujan itu, kenapa tak kunjung berhenti?
Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul lima sore, langit pun terlihat semakin gelap dengan suasana seperti malam hari. Dan gadis berambut bob sebahu itu masih mempunyai setitik keyakinan bahwa Sky akan segera datang?
Bodoh!
Sebuah keyakinan paling bodoh!
Padahal Shenna sendiri yang paling tahu, Sky.. laki-laki itu tidak akan datang. Karena saat ini, dia tengah bersama kekasihnya, si Bellanu sialan itu. Dari awal, harapan itu tidak seharusnya ada.
Sky
Berkali-kali menggumamkan satu nama yang sama berharap sang pemilik nama ikut merasakan kegelisahan yang mulai hinggap.
Seragamnya mulai basah karena air hujan yang menerobos masuk terbawa angin. Seragam yang basah, ditambah angin yang berhembus kencang membuat gadis itu menggigil, memeluk tubuhnya sendiri.
Berdecak kesal dengan bibir yang bergetar, ia menatap ponsel dalam genggaman. Tak ada tanda-tanda laki-laki itu akan membalas pesan yang ia kirim, meski ceklis dua yang tadinya hitam kini telah berubah menjadi biru.
Dengan tangan sedikit bergetar Shenna menekan tombol call pada kontak Sky, kemudian menempelkan ponsel di telinga. Butuh cukup banyak waktu sampai laki-laki itu mengangkat panggilannya.
"Apa?" Suara bernada kesal terdengar dari sebrang.
"Lo kenapa nggak bales chat gue?"
"Jempol gue sibuk. Nggak ada waktu ngetik balasan buat lo."
Shenna mendesah pelan. "Lo dimana? Dari tadi gue nunggu lo di halte depan sekolah," ujarnya seraya mengusap lengannya yang dingin.
"Gue nggak ngerasa punya janji." Suara Sky terdengar sangat menyebalkan.
"Iya, kita emang nggak ada janjian sama sekali. Tapi tadi gue udah chat lo 'kan? gue mau nebeng lo pulangnya," jelas Shenna.
Sky tidak langsung menjawab, laki-laki itu terdiam cukup lama.
"Gue di rumah Bella." Ada keraguan dalam suara itu, namun sayang, Shenna tidak menyadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
GETIR
General FictionBisakah kau ulangi sekali lagi? Patahkan hatiku lebih keras, agar harapan itu mati dengan pantas... _Sheena Bayanaka_ . . WARNING!! Mohon bijak dalam memilih bacaan. Cerita ini terdapat beberapa adegan kekerasan yang tidak patut ditiru!!