GETIR 09

241 74 5
                                    

Shenna Bayanaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shenna Bayanaka


***




Dering ponsel menginterupsi keheningan yang ada di dalam kamar bernuansa monokrom. Membuat dua orang yang tergeletak di atas lantai bergerak mencari-cari benda persegi panjang yang mengeluarkan bunyi.

Layar ponsel menyala, menampilkan deretan angka yang tidak tersimpan di kontak, namun tentu sang pemilik sangat mengenal siapa orang yang tengah menghubunginya.

Setelah menemukan benda itu di bawah kolong meja belajar, Sky langsung menggeser tombol hijau. Tidak sabar mendengar kabar yang dibawa seseorang dibalik telfon.

"Ya?"

Mendengar kata demi kata dari ujung sana, tubuh Sky mematung. Satu detik berikutnya ia bangkit berdiri, mencari kunci motor yang ikut terlempar waktu sepupunya itu memukulinya.

"Lo mau kemana?"

Merasa tidak kunjung menemukan apa yang dicari. Sky segera menyambar kunci yang tergeletak di atas nakas begitu netranya menemukan benda itu.

"Pinjem. Gue ada urusan," ujarnya setelah melewati pintu. Pemuda itu tampak tergesa menuruni anak tangga. Raut khawatir tergambar jelas di wajahnya yang babak belur. Berlari, berkejaran dengan waktu.

***

"Lo ada dimana-mana ya," kata Shenna dengan nada sarkas.

Kaki dan tangan kirinya tampak lecet, kulitnya mengelupas dibeberapa titik setelah bergesekan langsung dengan aspal. Di depan minimarket Shenna duduk mengobati lukanya sendiri setelah tadi sempat mengganti seragam yang kotor dengan celana cargo selutut dan kaos oversize hitam.

Tidak ada ringisan meski darah terus merembes keluar.

"Kebetulan aja gue pas lewat dan liat lo nyungsep." balas cowok berkacamata itu memasukkan sesuatu ke dalam saku celana sebelum ikut duduk di sebelah Shenna dan meletakkan dua botol air mineral dingin di tengah-tengah. "Gak mungkin gak gue tolong kan?"

"Sini biar gue bantu obati," imbuhnya berniat merebut kapas di tangan Shenna yang langsung mendapat tepisan pelan.

"Kerja sampingan lo apa sih? Stalker? Buntuti orang?" tanya Shenna beruntun, tanpa menoleh sedikitpun. Ia masih fokus membersihkan luka. Untuk beberapa saat tubuh Damien menegang tanpa gadis itu sadari. Namun di detik berikutnya ekspresinya kembali tenang.

"Gue kerja di bengkel ujung jalan sana." Damien menunjuk ke arah jalan raya sebelah kanan. "Pas lihat lo jatuh, itu gue lagi jalan mau ke tempat kerja."

GETIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang