*
Hujan turun dengan derasnya sore ini. Sial! Padahal jam pulang kerja itu adalah hal terbaik hari ini. Kini, aku harus menunggu hujan reda dikarenakan loby kantor dan parkiran motorku lumayan jauh jaraknya. Dari lobi aku bisa melihat motorku terparkir rapih di antara motor motor karyawan lainnya yang entah kemana perginya mereka. Ah! Aku lupa, jam sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore. Itu artinya kantor sudah bubar sejam yang lalu. Aku lembur!
Awan sudah mulai gelap tapi hujan belum menunjukkan tanda tanda untuk berhenti atau reda. Apa yang harus kulakukan di depan kantor yang sepi ini. Aku merutuki diriku yang selalu mengabaikan nasihat tanteku untuk selalu membawa payung dan jas hujan. Bagiku itu merepotkan dan sekarang aku menyesal
Aku duduk di kursi tunggu, mataku terpaku saat melihat seorang satpam yang duduk di hadapanku. Sepertinya ia sama sepertiku sedang menunggu hujan reda, mungkin. Wajahnya asing bagiku tapi wajar aku si yang jarang bergaul dan kenal orang di kantor.
Jika di perhatikan, si satpam ini memiliki kulit yang sedikit berkerut untuk wajahnya yang terlihat belum terlalu tua. Selain itu seragam yang ia kenakan tidak memiliki name tag. Padahal biasanya satpam disini selalu menggunakan name tag di salah satu saku bajunya. Ia menatapku, seketika aku terkejut dan berusaha tersenyum ramah. Ia tidak bereaksi apapun, terlihat jelas bagiku wajahnya yang memiliki kerut dan sedikit ada noda noda coklat di wajahnya. Apa itu, tanah kah? Suasana menjadi mencekam rasanya, bulu kudukku sampai merinding begini sih..
Sudah jam setengah 7 langit sudah gelap dan hujan mulai reda. Dari tempat ku berada bisa terlihat pos satpam dan ada dua orang satpam yang sedang berjaga di gerbang. Satpam disini memang di tugaskan berjaga 24 jam saling berganti shift. Shift satu di mulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore, shift dua dari jam 4 sore hingga pukul 12 malam, terakhir shift tiga itu dari jam 12 malam hingga jam 8 pagi. Tapi biasanya yang giliran shift tiga mereka sudah standby di pos dari pukul 10 malam.
Hujan sudah berhenti, aku segera pergi menuju ke motor metik ku berada. Bersiap lalu bergegas mengendarai motor metikku, menyapa kedua satpam yang berjaga ketika melewati gerbang. Mereka ramah dan sopan sopan kok.
Aku sedikit terlambat pulang karena harus mengambil jalan memutar di karenakan jalan yang biasa kulalui tergenang air cukup tinggi alias banjir. Motorku tidak cukup kuat melibas genangan air yang cukup tinggi itu. Hujannya memang cukup deras sih mulai dari jam 5 sore. Tepat saat jam kantor selesai.
Begitu sampai di rumah aku kepikiran dengan seorang satpam yang duduk di hadapanku tadi. Kenapa dia masih di kantor padahal jelas shiftnya satunya sudah habis, apa dia nunggu hujan reda?
Tapi shift satu itu kan habis di jam 4 sore dan hujan turun jam 5 sore. Ah sudahlah aku terlalu lelah memikirkannya....
Story by : Natalia
Penulis : Natalia"Gak tau ini serem apa enggak, tapi yang jelas saat gue ngalamin ini rasanya ingin nangis. Takut banget dan wajah satpam itu selali terbayang bayang! Setiap kali lewat lobi apalagi setelah lembur gue selalu lari! Dan ternyata satpam itu ada korban tewas tertimpa puing saat renovasi kantor. Gak ada tujuan buat bikin tulisan creepy atau riddle gitu. Cuma mau sharing aja, ini asli pengalaman pribadi"
*
"Ngerepotin lu ah, selalu aja deh.."
Gerutu temanku yang sama sekali gak kuhiraukan. Mau gimana, aku pun sudah kebelet banget untuk pipis akhirnya mobilnya pun berbelok ke pom bensin. Toiletnya sedikit agak ke dalam di banding stasiun bensinnya dan temanku memarkirkan mobilnya di bawah pohon rindang
"Cepetan lu jangan lama!" Omelnya
"Iye! Bawel!"
"Dasar nenek!!" Omelnya lagi sesaat sebelum aku menutup pintu mobilnya. Aku sedikit berlari karena sudah tak taham kurasakan. Ternyata toiletnya tertutup, penjaganya bilang ada orang di dalamnya. Terpaksa aku harus menunggunya. Tak seberapa lama seorang wanita keluar dari sana. Aku segera masuk dan menutup pintu toiletnya rapat rapat. Dengan cepat kubuka celanaku lalu jongkok.
Lega rasanya begitu sesuatu yang di tahan bisa di keluarkan. Cukup lama aku menahannya karena jalan yang kami lalui tidak ada pom bensin. Lucu sekali padahal rumahku sudah dekat dari sini tapi aku sudah tidak lagi mampu menahannya
Selesai dengan urusan toilet aku segera menghampiri dimana mobik temanki itu terparkir tadi. Dia pasti ngomel nih karena aku sedikit lama
Betapa terkejutnya aku ketika sampai disana sudab tidak ada lagi mobil temanku itu. Kuperhatikan stasiun bensin dan tidak juga kutemukan mobil temanku sedang mengisi bensin disana
Apa dia marah padaku? Tidak mungkin, dia adalah orang yang memiliki solidaritas tinggi
Kuambil hape ku di saku dan mencoba menghubunginya. Namun gagal, tidak di angkat. Berkali kali ku coba hubungi akhirnya ia menjawab telponku
"Halo! Apaan lagi sih nenek? Ada yang ketinggalan?"
"Ada! Gue ketinggalan nih di pom! Lu gimana sih?"
"Ha? Ketinggalan di pom? Maksud lu gimana sih?"
"Gue masih di pom bensin Gracia! Lu dimana?"
Tidak ada jawaban sama sekali dari sana. Mungkin ia terdiam entah kenapa.
"Gre.."
"I.. iya, V.."
"Ini gimana gua jadinya?"
"Ah? Eng.. I.. iya, gue balik lagi ke sono deh, lu diem di sana"
"Yaa.. oke buruan ya!"
Sambungan terputus begitu saja. Menunggu sekitar 20 menitan akhirnya mobil temanku kembali ke tempatku berada. Wajahnya tegang dan berkeringat di pelipisnya
"Lu kenapa Ge? Kok gue di tinggal sih?"
"Ha? Eng.." dia tidak menjawabku malah menoleh menatapku. Ia menyentuh tanganku, mencubitnya dengan keras
"Aw! Apaan sih lu?"
"Gila! Ini beneran si Vivi"
Aku terheran dengan ucapannya
"Maksud lu apa sih? Aneh tau gak lu, gue ditinggal sekarang sikap lu aneh gini"
Lagi lagi temanku terdiam
"Gue tadi udah nganterin lu pulang, gue pikir itu lu pantesan dia diem aja, gue ngomong gak di sautin natap lurus aja ke depan" ungkap temanku sedikit gemetar
"Ya terus?"
"Gak ada terus terusan gue jelas nganterin lu ke kostan lu"
Aku terdiam. Mobil masih di tempat tanpa bergerak sedikit pun. Mungkin temanku masih syok, begitu juga denganku yang mendengar ceritanya
"Eh V.."
"Apa?"
"Telpon siapa kek suruh jemput kita disini"
"Kenapa?"
"Gue takut"
"Takut kenapa sih?"
"Ada lu di belakang noh liat spion!"
Kulirik sedikit spion dalam dan benar saja di baris ketiga mobil temanku ada aku disana dengam versi pucat dan lingkaran mata yang menghitam...
Story by : Vivi
Penulis : Vivi"Sumpah ini pengalaman spektakuler banget! Kejadian sekitar tahun 2019an deh. Pulang ngelayap dan jam menujukkan pukul 11 malam hari kalo gak salah saat itu. Dan akhirnya kita di jemput sama Iwan di jam 1 dini hari. Mobil di biarkan parkir di bawah pohon sana bersama penunggu yang menyerupai aku. Serem kalo di inget lagi, pernah baca horror story kaya gini dan memang suka banget creepy story dan horror story tapi kejadiaan sebenarnya gak seasik baca cerita horor storinya. Sumpah!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story
RandomIsinya cuma tulisan iseng yang ngaco. Diambil dari cerita cerita lain yang saya buat.