*
Angel duduk dibalik kemudi mobilnya. Ia tidak tau harus kemana. Air matanya sudah mengering sejak lama. Kini jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Namun nampaknya apa yang ia cari belum berhasil ia temukan. Pandangannya lurus kedepan namun tidak dengan pikirannya yang kacau. Suasana jalan raya pun sudah mulai sepi. Hanya beberapa kendaraan saja yang lewat seperti keadaan jalan saat ini
"Maafin aku Fi.. maafin aku..." gumam Angel sendiri. Ya, dia mencari suaminya yang pergi meninggalkannya. Keadaan semakin sulit saat kedua orang tuanya tau bahwa ia digugat cerai. Gelsham, sangat marah pada Angel dan satu satunya cara yang dapat dilakukan Angel untuk mendapat maaf ayahnya hanya mengembalikan Arfi ke dalam keluarganya dan sebagai suaminya kembali. Yang ia tidak tau bagaimana caranya sedang ia sama sekali belum menemukan Arfi
Mobilnya terparkir rapih dibasement aparrtement miliknya. Angel berjalan lunglai sampai ke apartementnya. Dibaringkan tubuh lelahnya itu disofa. Harus parfum Arfi tiba tiba saja menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya
Arfi pergi tanpa membawa barang apapun dari pemberiannya itulah mengapa Angel sulit menghubungi Arfi karena Arfi meninggalkan ponsel miliknya. Tersadar akan sesuatu beberapa hari belakangan sikap Arfi memang sudah berubah. Seharusnya Angel menyadari itu, ia hanya berpikir yang melatar belakangi perubahan sikap Arfi mungkin adalah kecapekan. Namun, ia baru menyadari sekarang bahwa Arfi sengaja menyibukkan dirinya untuk bisa melupakan apa yang dilakukan Angel.
*
Suara ponsel nyaring terdengar diruangan kosong itu pagi hari. Angel yang tertidur disofa terkejut lalu mengangkat ponselnya. Nama Gracia tertera disana
"Ya, hallo?"
"..."
"Belom Ge"
"..."
Angel menutup ponselnya sepihak disaat Gracia mengatakan Suami lo nikah lagi, mana mau dia sama istri kaya lo yang gak becus apa apa
Bahkan ucapan Gracia tidak dapat memancing emosinya. Angel seperti mayat hidup. Berlebihan memang namun sepertinya Arfi bukan hanya mengambil seluruh perasaan Angel tetapi ia juga mengambil alih pikiran serta hidup Angel
Dilain tempat Arfi sedang mengesap tehnya. Ia duduk dikursi kecil taman yang cukup asri menurutnya
"Jadi gimana kok bisa kamu dihalte tengah malam gitu?" Tanya seorang wanita berambut panjang hitam. Dia adalah Shinta
"Iya, saya ingin ke bandung, saya mencari sesuatu hal" ujar Arfi membuat Shinta menatapnya heran
"Mencari sesuatu? Apa itu?"
Arfi hanya tersenyum sekilas menjawab pertanyaan Shinta. Shinta yang melihat Arfi tersenyum langsung terpanah sekaligus ia menyadari bahwa ia terlalu mencampuri urusan orang lain
"Ehem.. kalo gak keberatan aku bisa anter kamu ke bandung, kebetulan aku juga lagi gak sibuk sih"
"Terima kasih, tapi aku gak mau ngerepotin kamu"
Shinta meletakkan gelasnya dimeja
"Gak sama sekali. Aku senang membantu kamu"
Arfi terkekeh kecil
"Saya juga senang dibantu kamu tapi untuk kali ini biar saya sendiri aja" ucap Arfi.
Arfi menginap semalam dirumah Shinta setelah Shinta menemukan Arfi dengan baju basah dan tas ditangannya dihalte bus tepat jam 1 malam. Shinta yang baru saja pulang melihat Arfi langsung ia tepikan mobilnya dan mengajak Arfi kerumahnya seperti saat ini
"Tapi kamu gak demam kan? Gak sakit, secara kamu semalam kam keujanan"
"Nggak kok, tenang aja" ucap Arfi senyum. Shinta mengalihkan pandangannya menutupi rona merah dipipinya. Jika Arfi terus disini ia bisa gila. Tetapi Shinta menikmati debaran jantungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story
RandomIsinya cuma tulisan iseng yang ngaco. Diambil dari cerita cerita lain yang saya buat.