*Vivi menutup kedua kupingnya sedari tadi mendengarkan Gracia yang tengah bernyanyi tidak jelas. Lagu yang dinyanyikan Gracia adalah Hollaback Girl milik Gwen stefani . Itu juga lagu yang ia sukai, Gracia merusak lagu tersebut dengan bernyanyi sangat keras tanpa memperdulikan kuping orang didekatnya yang mendengarkan suaranya bagaikan bajai yang menggunakan knalpot racing. Eum.. emang ada ya?
"V! Lo gak dengerin nyanyian gue barusan?"
Vivi menatap Gracia malas
"Gue mendingan dengerin kentut badak daripada dengerin suara lo. Minggir lo!"
Vivi berdiri melangkah menuju kamar bayinya
Sudut bibirnya tertarik berlawanan arah saat melihat kedua bayi kembarnya masih nyaman tertidur
Entah apa yang ada dipikiran Gracia, ia selalu punya waktu untuk berkeliaran dan pergi kemanapun ia mau. Vivi pun tidak habis pikir kenapa Gracia malah membiarkan bayinya dirawat oleh mertuanya
"Eh malem gue mau undang lo semua ke Hollywood Caffe gimana?"
Vivi mengangkat alisnya satu
"Clubbing? Lo gila Ge?"
Gracia menggelengkan kepalanya lalu menangkup kedua pipi Vivi
"Bukan V sayang, gak ada minuman beralkohol kok. Kita have fun aja"
Vivi menjauhkan wajahnya dari kedua tangan Gracia
"Dalam rangka apa?"
"Dodi baru aja depein rumah jadi dalam waktu dekat gue akan pindah, makanya gue mau ngerayain"
Vivi menganggukkan kepalanya lalu mengambil remot tivi dan menyalakannya
"Jam 8 ya?"
"Gue bilang Fahrie dulu"
"Begok ah gak usah izin segala, lu semua gue undang. Dodi udah reserfasi tempat coy"
Vivi menoleh ke arah Gracia
"Gue rasa Angel akan nolak hal ini"
Gracia tersenyum penuh arti
"Gak bakal dia nolak soal ini, percaya sama gue"
"Yakin banget?"
Gracia menganggukkan kepalanya. Lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa sembari tersenyum senang
*
Musik begitu terdengar sangat keras. Tempat orang orang mencari hiburan malam setelah lelah seharian beraktifitas.
Dua orang pria masuk ke dalam dengan masih mengenakan kemeja kerjanya. Dia adalah Arfi bersama Dodi
"Ini tempatnya?"
"Yups, kemarin gue belom sempet mesen jamuannya. Gue ke atas dulu ya mesen, lo duduk aja disana dulu"
Arfi hanya mengangguk. Lalu ia melangkah menuju bartender
"Wajahmu asing bagiku tuan, for the first time?"
Arfi menatap pria gemuk didepannya lalu tersenyum sambil mengangguk
"Jangan pamerkan senyummu disini Tuan, atau kau akan kesulitan memilih nanti"
Arfi menautkan alisnya mendengar ucapan bartender tersebut selanjutnya ia menggidikkan bahunya
"Jadi, sudah menentukan temanmu malam ini tuan?"
Arfi yang tidak mengerti maksudnya menatap heran bartender tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story
AcakIsinya cuma tulisan iseng yang ngaco. Diambil dari cerita cerita lain yang saya buat.