*
Sore itu menjelang malam tiba. Aku merebahkan tubuhku di atas kasur kesayanganku. Rasanya lembut dan nyaman. Apalagi di kondisi tubuhku yang kurang prima seperti ini. Pilek dan sering aku batuk. Aku hanya butuh istirahat, kupikir begitu tapi aku salah...
Aku membersihkan diriku, airnya begitu dingin. Kuputuskan untuk mencuci muka saja. Kenapa air itu terasa sangat dingin di kulitku, kembali kupikir karena aku yang memang kurang istirahat membuat tubuhku menjadi kurang fit. Gak masalah, seharian ini aku memang tidak punya kegiatan diluar rumah.
Sudah satu bulan ini aku sendirian di rumah, orang tuaku seperti biasa mereka memiliki kegiatan di luar kota. Adikku yang berada di rumah nenek karena sekolahnya dekat dengan rumah nenek
Aku memesan makanan online, memilih menu yang bis menggugah selera makanku di kondisi seperti ini. Karena situasinya sedang tidak baik baik aja jadi aku butuh menjaga kondisi tubuhku agar tidak drop sekali
Menonton tivi sambil menuggu orderanku datang. Tak berapa lama pesanan makananku datang. Segera ku sajikan untuk diriku sendiri dan menyantapnya.
Ada yang aneh..
Seharusnya ini enak, ini adalah makanan favoritku sejak dulu. Entah kenapa, hari ini makanan terasa asing di lidahku. Rasanya hambar. Jantungku mulai berdegub gak karuan
Meski begitu tetap kuhabiskan makananku, walau terasa hambar tapi aku membutuhkan nutrisi untuk tubuhku. Tetap berpikir tenang dan berusaha rileks meski sulit. Kudengarkan musik dari laptop yang kusambung ke speaker milikku
Mengalun musik ke sukaanku bergenre heavy metal. Beberapa jam ke depan aku mulai merasakan perubahan. Batukku semakin sering membuat nafasku sedikit terganggu. Aku berusaha menahannya namun tak kuasa.
Aku mematikan laguku, dan pergi ke kamar. Berbaring disana menatap ke langit langit kamar. Pikiranku berkecamuk, rumit dan aku mulai takut. Bagaimana bisa ini terjadi padaku yang selalu mematuhi prokes.
Aku bernafas seperti biasa, hanya saja aku tidak lagi dapat mencium aroma theraphy yang selalu kunyalakan saat aku pulang ke rumah guna menghilangkan lelahku setelah kegiatan seharian. Air mataku menetes saat itu juga. Takut dan gelisah...
Bagaimana dengan temanku, kami sempat bertemu beberapa hari belakangan ini. Kuraih hapeku, membuka aplikasi chat dan memberitahukan pada temanku lainnya di grup keadaanku saat ini.
Dan keesokan harinya aku melakukan tes yang sudah bisa di tebak hasilnya mengharuskanku melakukan isolasi mandiri di rumah. Kuberikan kabar pada anggota keluargaku yang lain.
Ini sudah beberapa hari aku melakukan isolasi mandiri. Kamarku di lantai dua yang memiliki jendela cukup besar merupakan sedikit hiburan bagiku melihat keluar.
Masuk notifikasi dari grup chat. Mereka membagikan foto hasil tes mereka semua. Aku bersyukur hasilnya negatif semua. Itu artinya aku tidak berperan menyebarkan virus pada mereka.
Kegiatanku diisi dengan menonton tivi, bermain game dan hal hal yang kusukai. Begitu saran dari dokter agar menjaga kondisi tubuhku yang sedang melawan virus ini selain vitamin.
Kupikir ini adalah hal yang membosankan tapi gak terlalu buruk. Teman temanku, yang rempong dan heboh itu rutin melakukan panggilan video padaku. Seperti biasa meski gak jelas dan aneh tapi itu hiburan sendiri bagiku saat melakukan vidcaal, seperti..
Gracia : lah, bocah rebahan mulu ya, gula lu!
Aku : gue kan di suruhnya rileks, gak boleh tegang
Gracia : kondisi lu bijimana?
Aku : belum ada kemajuan yang baik
Gracia : ya lu jalan jalan aja maju maju
Aku : freak lu..
Gracia : bentar..
Aku : yah, di ajak join lagi..
Arfi : woy lagi ngapain lu? Saban sari tiduran mulu nih anak, gede kepala lu
Aku : berisik lu begok!
Arfi : udah isoman masih aja galak anjinc, modar aja lu rasain!
Gracia : sembarangan V, abis manis sepah dibuang masa
Arfi : heh begok! Sembarangan lu kalo ngomong, manado!
Gracia : V, gue pamit dulu, gantian sama yang lain!
Aku : okey!
Arfi : gua nyambungin ke Iwan dulu..
Kira kira begitu mereka melakukannya. Mereka tidak memberikan dukungan secara terucap tapi apa yang dilakukan mereka lebih dari sebuah dukungan kata kata. Sampai hari ini mereka masih melakukan hal yang sama secara bergantian.
Terkadang aku berpikir akan mengalami hal kesulitan seperti saat ini, tapi Tuhan baik memberikan mereka untukku disaat kondisiku seperti ini. Gak jarang juga mereka mengirimiku makanan dengan note yang aneh aneh, seperti
"ini donat kesukaan lu, gue beli Mahal tau! sampe ngutang ke Shinta demi beliin ini, tapi gpp demi lu, demi lu sembuh! Lo"V"e you! - Natalia
Agak geli ngebayanginnya ya
"Kak! Ini soto mie bogor, kota kelahiran kakak! Sengaja aku beliin biar indra perasa kakak pulih kembali" - Okta
Adik yang paling baik dari yang baik. Semoga harapan dan doanya untukku terkabul
"Ini dari Julia belinya pake duit gue. Buat lu ngemil daripada gabut ya kan, yang penting makan! - Arfi dan Julia
Pasangan paling peduli yang absurd dari laki lakinya doang.
meski rasanya hambar di lidahku tapi aku selalu menghabiskannya.
Terkadang suka bosen dengan rutinitas sehari hari selagi sehat dan baik baik aja, tapi itu jadi hal lebih baik daripada menghabiskan hari di dalam, di ruangan ini, di kamar yang hanya memiliki luas 3x5 meter ini. Ini lebih dari isolasi, lebih tepatnya untukku merenungi hal yang sekira kurang aku syukuri selagi baik baik saja.
Tuhan maha baik, dia mengabulkan doa dan keinginan setiap umatnya bahkan yang tidak terucap sekalipun. Tuhan mengabulkan dan menunjukkan padaku bagaimana rasanya keluar dari rutinitas membosankan yang sering terucap dari bibirku
Menyadari semuanya bisa saja terjadi diatas bumi ini dan di dalam takdir sang kuasa. Tidak ada yang tau bagaimana jika tidak mengalaminya. Jika sehat nanti dan kembali kesediakala, semoga menjadikanku orang yang lebih baik dan bersyukur.
Gak ada makna apapun disini, hanya sekedar coretan self reminder. Pernah mengalaminya untuk merasa bersyukur diberikan kesehatan untuk melakukan semua rutinitas
Thanks God
And
Thank u guys!I love u all!
.
.
.
.
.
.- V -
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story
De TodoIsinya cuma tulisan iseng yang ngaco. Diambil dari cerita cerita lain yang saya buat.