18. Fakta Menarik Alena

5.2K 750 2.2K
                                    

FULL VIDIO VISUAL TRAILER ALENA ADA DI INSTAGRAM AKU
@chellindygabs
@chellindygabs
@chellindygabs

***

Tidak ada dendam yang tidak membinasakan. Faktanya, ia akan memusnahkan hati nurani manusia.

***



"Mati aja kamu! Mati sekalian! Mama nyesel lahirin kamu! Dasar anak nggak tau di untung!"

Byuurrrrrrr

Tubuhnya masuk ke dalam kolam yang dalamnya sekitar tiga meter. Alen pasrah, tidak bergerak sedikitpun begitu tubuhnya masuk ke dasar paling dalam. Kedua tangannya terlentang, matanya memejam. Ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Hidupnya memang sudah begini, bahkan teriakan minta tolong tidak terdengar dari telinganya yang hampa.

Diam di bawah sini membuat ruangan dalam hatinya kembali di derai kesunyian. Andai ia mati, siapa yang akan peduli? Ingin berheti, menyerah, dan mengembalikan segalanya kepada takdir, tapi seolah masih terus di uji, takdir pun tidak membiarkannya merasakan sedikit kebahagiaan di sini.

Beberapa asisten rumah tangga yang kebetulan ada di tempat itupun panik. Menyembunyikan kepanikannya saat si Nyonya Tuan rumah masih di sana. Begitu wanita itu pergi, mereka bergerak ke sana kemari untuk mencari alat yang bisa membantu Alena.

Mata mereka membulat ke arah kolam. Tidak melihat pergerakan sama sekali, apalagi tubuh yang tidak terlihat lagi. Bayangan kecil mulai muncul ke permukaan, Alen mulai menggerakkan kakinya. Membuat beberapa wanita berpakaian serba putih itu bernafas lega.

Salah satu dari mereka mengulurkan tangannya, ada juga yang melemparkn ban bebek berwarna kuning, berharap Alen dapat meraihnya.

Dengan tenang, gadis itu menaikkan kepalanya ke atas. Matanya masih memejam. Di bawah sana rasanya terlalu hampa, hidupnya sudah hampa, ia tidak ingin membuat sesuatunya berjalan sama. Alen harus bangkit, bergerak ke atas untuk mendapatkan kebebasannya.

"Nona Alen. Pegang tangan saya, Non."

Alen membuka matanya setelah mendengar nada panik dari seseorang. Ia masih bisa mendengar seseorang yang mencemaskan dirinya. Segalanya seolah mati rasa, hidupnya mati, harapannya sirna.

Seperti raga kosong yang berjalan tanpa tulang. Tubuhnya ada, tapi hatinya mati rasa.

Dua orang pria datang dengan langkah mereka. Salah satunya masih terikat selang infus di punggung tangannya, ia berlari kemari karena cemas kalau saja istrinya terluka. Suara bising, sekaligus pekikan aneh dari arah kolam membuat mereka berdua bergegas untuk datang kesini.

Mata Rafa membulat, ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya begitu ia melihat Alena yang keluar dari kolam dengan tubuh yang basah. Melihat gadis itu membuatnya sedikit iba.

Tubuh Alen menggigil kedinginan. Dengan balutan bajunya tadi yang lumayan tipis, ditambah air kolam yang dingin, membuat sendi tulang-tulangnya terasa kaku dan ngilu.

Wajahnya menoleh ke arah pintu, melihat Papanya yang datang dengan wajah datar, dang Rafa di sebelahnya. Matanya berkaca-kaca melihat pria tua berwajah pucat pasi itu menatapnya penuh kebencian.

"Ekhm, Om. Om masuk aja, biar saya yang bantu Alena." Rafa menoleh dengan hati-hati, memberikan saran yang ia bisa kepada mertuanya yang memaksakan diri. Pria tua itu ternyata tidak semudah yang ia duga, Adiguna menggelengkan kepalanya. Malah ia berjalan mendekat ke arah Alena yang masih terduduk di tepian kolam.

ALENA (Here With Me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang