5

653 119 5
                                    









"Aku tanya sekali lagi, dimana Minjae membawa mereka?!!"

"Bunuh saja aku, karena aku tidak memberitahunya."

"Baik, jika itu yang kau minta."

"Yoong, stop! Jangan melakukannya, kita masih memerlukan dia, aku yakin dia pasti akan segera memberitahu dimana Seulgi dan Joohyun." Seungwan menahan Yoong yang hampir menembak kepala pria tersebut.

"Sialan!!!" Umpat Yoong lalu menendang kencang dagu pria tersebut yang menyebabkannya pingsan.

"Bawa dia," Pinta Amber. "Di rumah ini sudah tidak ada siapapun, sepertinya Minjae tau jika kita akan datang kesini makanya dia pindah ke tempat lain. Aku jadi kasihan pada orang-orang ini yang rela mati hanya untuk bajingan seperti Minjae, biar aku dan yang lain kembali memeriksa rumah ini."

Seungwan dan Yoong mengangguk.

"Yoong!!!" Seungwan langsung mensejajarkan dirinya dengan Yoong yang telah terduduk lemas di lantai.

"Hiks hiks aku gagal Seungwan, aku gagal karena belum menemukan Seulgi dan Joohyun. Sudah selarut ini kita masih belum menemukan apapun, aku gagal sebagai kakak, Seungwan."

"Yoong, jangan menyerah seperti ini. Yakinlah kita akan segera menemukannya, kau tidak gagal menjadi kakak kami. Kau yang terbaik untuk kami, kau tidak ada duanya Yoong."

Tidak lama kemudian, Amber dan Sehun serta beberapa orang yang pergi memeriksa rumah telah kembali.

"Apa yang kalian telah temukan?"

"Tidak ada tanda-tanda Minjae di rumah ini, sampai kami memeriksa ruangan rahasianya dia juga tidak ada disana." Jawab Amber.

"Tapi aku menemukan sesuatu." Ucap Sehun tiba-tiba.

"Apa?" Tanya mereka bertiga serentak.

Sehun memperlihatkan sebuah buku.

"Di buku ini tertulis namanya Irene, menurutku buku ini adalah buku harian milik Irene dan mungkin saja kita bisa mendapatkan petunjuk." Jelasnya, Sehun pun memberikan buku itu pada Seungwan.

"Seungwan, ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu? Apa yang ada di buku itu? Katakan." Ujar Amber yang mebuat Seungwan sadar pada lamunannya.

"I-Irene dia...dia adalah kakaknya Joohyun."











"Mommy, daddy."

"Jaehyun. Yerim mengigau lagi, apa sebaiknya kita panggil mommy?"

"Tidak perlu Jisung. Yerim, bangunlah, Yerim."

"Jaehyun, apa daddy dan mommy sudah pulang?"

Jaehyun dan Jisung saling menatap, hal itu membuat Yerim kembali berkaca-kaca.

"Sampai kapan aku harus menunggu, Jaehyun? Aku takut daddy dan mommy terluka, aku juga takut adikku yang belum lahir kenapa-napa."

"Kak, maaf karena tidak bisa membantu apapun. Tapi jujur sebenarnya aku juga takut karena aku sangat menyayangi daddy Seulgi dan mommy Joohyun."

"Ak-"

"Anak-anak?"

"Mo- mommy Joy?"

Joy masuk kedalam lalu memeluk ketiganya.

"Mommy kapan orangtuaku kembali?"

"Bersabarlah, mommy yakin daddy Seungwan dan yang lain akan segera membawa pulang orangtuamu."

"Mommy, dimana Ningning?" Tanya Jaehyun.

"Dia sudah tidur saat diperjalanan, kalian bertiga kenapa belum tidur?"

Sweet Lies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang