Seulgi sama sekali belum tidur sedari tadi dia sama sekali tidak merasakan kantuk karena tengah memikirkan jawaban Joohyun. Seulgi mengetahui hal itu sebab Minjae sendirilah yang menelfon dan mengatakan dia dan Joohyun akan segera melangsungkan pernikahan, miris bukan disaat dia ingin membawa kembali istrinya kedalam pelukannya serta memperbaiki rumahtangganya justru istrinya juga yang membuatnya dilema.
Mendengar pintu balkon terbuka Seulgi mematikan rokoknya lalu meneguk habis vodkanya.
"Sejak kapan kau merokok?"
Seulgi hanya diam, menatap sosok wanita yang duduk di kursi hadapannya.
"Apa kau tidak tidur?"
"Tidak." Jawabnya dan kembali menuangkan vodka ke gelasnya.
Merasa dihindari, Joohyun pun merebut gelas dan juga botol vodka lalu menjauhkannya dari Seulgi.
"Jangan coba-coba untuk meminumnya, Joohyun!" Tanpa sadar membentak Joohyun.
"Kau pikir aku sudah gila? Aku masih peduli pada bayi kita."
Seulgi memalingkan wajahnya namun Joohyun dapat melihat dengan jelas kalau suaminya sedang malu, terbukti dari telinga Seulgi yang merah.
"Aku akan menikah dengan Minjae,"
Pernyataan Joohyun sontak membuat Seulgi menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Aku melakukannya demi keselamatannmu, Yerim dan keluargamu yang lainnya."
"Tapi tidak dengan menikah dengan Minjae. Kau masih istriku dan itu mutlak, Kang Joohyun!"
"Hanya itu satu-satunya cara-"
"Cara kau bilang!? Itu cara atau memang kau berniat menikah dengannya karena telah jatuh cinta padanya?!!"
Seulgi berdiri dengan menggebrak meja, Joohyun berusaha untuk tidak terpancing emosi.
"Mana mungkin aku mencintai pelaku yang telah melenyapkan ibu dan saudariku. Benar aku akan menikah dengannya, tapi aku ingin memberinya waktu sampai anak kita lahir. Setelah itu tolong rawat dan jaga anak kita, sampaikan juga permintaan maafku karena tidak bisa menjadi ibu yang baik untuknya."
"Cukup Joohyun!" Bentak Seulgi dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sampai kapanpun kau tetap milikku dan aku bersumpah akan secepatnya memusnahkan Minjae dari dunia ini."
"Jangan mengorbankan dirimu lagi, sudah cukup penyiksaan yang kau terima karena kesalahpahaman yang Minjae ciptakan. Aku akan membalasnya sendiri, kau hanya perlu menunggu dan merawat anak kita kelak."
"Persetan dengan Minjae!"
Seulgi menarik tengkuk Joohyun lalu melumat bibirnya dengan kasar.
Dan kembali terjadi pergulaman panas antara mereka.
Joohyun dengan nyamannya menidurkan kepalanya ke dada bidang Seulgi dan suka mendengar detak jantungnya.
"Ijinkan aku menemanimu membalas Minjae."
"Tapi Seulgi, target utama Minjae adalah dirimu. Jangan membuatku kehilangan untuk kesekian kalinya, Kang Seulgi."
"Aku ingin membalasnya karena telah membuat ayah mertuaku tiada."
Joohyun bangun dari posisinya tadi.
"Apa maksudmu?"
"Carlos meretas data kepolisian dan juga cctv yang ada di rumahmu, banyak yang menjadi tersangka dalam kecelakaan ayahmu."
"Tapi sekretaris Lee mengatakan ayah tergelincir dari tangga karena penyakit jantungnya kambuh."
Seulgi menggeleng kecil.
"Semuanya berbohong, mereka semua bekerja sama dan Minjae membayar kepolisian serta media, itulah sebabnya polisi tidak menyelidikinya dan media memberitakan jika ayahmu meninggal karena tergelincir."
Melihat Joohyun menitikkan air mata, Seulgi mendekapnya.
"Mereka yang telah bekerjasama dengan Minjae sudah aku kumpulkan di ruang bawah tanah, apa kau ingin melihat mereka semua?"
"Tidak." Jawab Joohyun yang terdengar lemah, dia semakin memeluk Seulgi. "Aku membenci mereka Seulgi, aku ingin mereka merasakan apa yang ayah rasakan."
"Akan aku lakukan, tapi sekarang sudah hampir siang dan kau belum makan apapun. Kasian baby Kang dan pastinya dia juga merasa sedih karena mommy juga bersedih."
Ditangkupnya wajah Joohyun kemudian menghapus jejak air matanya dengan begitu lembut dan tidak lupa juga dengan tatapan yang tulus.
"Sekeras apapun kau menolak agar aku tidak membantu, aku akan tetap melakukannya karena masalahmu adalah masalahku juga, musuhmu adalah musuhku juga. Tapi tidak dengan sebaliknya, karena aku tidak ingin kau menanggung masalah yang aku hadapi. Kau terlalu berharga untuk disatukan dengan hal-hal kotor seperti mereka, kau adalah belian yang akan selalu aku lindungi Joohyun."
Setelah itu Seulgi mengecup lama kening Joohyun.
Disinilah Seulgi berada, dengan tampang datar dia menatap seluruh pelaku yang bekerjasama dengan Minjae.
"Sepuluh orang? Huh kalian semua pecundang."
Seulgi berjalan kearah sebuah akuarium besar miliknya.
"Axel, sudah berapa lama Jack tidak makan?"
"Kemarin aku tidak memberinya makan, hari ini mungkin dia akan kenyang selama tiga hari kedepan."
Seulgi tersenyum, tapi terlihat menakutkan.
"Lima diantaranya berikan pada Jack, empat orang masukkan mereka ke kandang Tiger."
Tiger yang Seulgi maksud adalah seekor harimau putih yang sama ganasnya seperti dirinya.
"Dan untuk sekretaris Lee, biarkan menjadi bagianku," Seulgi mendekati sekretaris Lee. "Sampai bertemu di ruang penyiksaan, tuan Lee."
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Seulgi yang sedang memeluk Joohyun dari belakang.
"Hanya memikirkan jika paman Lee ternyata setega itu padahal ayah sudah menganggapnya sebagai keluarga."
"Siapa saja akan jahat jika sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, aku mengatakannya karena aku juga seperti itu."
Joohyun menoleh kesamping dimana Seulgi menumpukan dagunya ke bahunya.
"Sampai kapan kau akan terus menjelek-jelekkan dirimu padaku?"
"Sampai aku berhenti bernafas dan sudah tidak bisa mengatakan I love you padamu."
Joohyun menyikut pelan perut Seulgi, keduanya tertawa geli. Pelukan Seulgi semakin nyaman untuknya, Joohyun pun memejamkan matanya menikmati pelukan dan merasakan angin sore menerpa kulitnya.
"I love you, Baechu."
"Hmm."
"What? Hmm? Apa balasan cintaku hanya sebatas hmm?"
"Yayaya baiklah, I love you too."
"Tidak mau."
"Kenapa lagi, Kang Seulgi?"
"Kau mengatakannya seolah-olah karena terpaksa."
Joohyun melepaskan lilitan tangan Seulgi, lalu meraih kedua pipi suaminya kemudian mengecup bibirnya.
"I love you too, daddy Seulbear."
"Inilah balasan yang aku harapkan."
Keduanya berpelukan dan bersama-sama memandangi langit senja yang indah.
🐻🐰
Ingat ceritanya ini penuh dengan manipulasi dan silahkan menerka" 😌😌