Sebulan lamanya mereka berdua yaitu Seulgi dan Joohyun terpisah atau lebih tepatnya Seulgi menghilang seakan-akan ditelan bumi dan membawa Yerim bersamanya, hal itu membuat Joohyun benar-benar frustasi tapi dia sadar untuk harus tetap menjaga kesehatannya demi bayi yang sedang berjuang dengannya yang usianya telah menginjak usia tiga bulan.
Akan tetapi, Joohyun benar-benar sangat down mendapat kabar jika ayahnya telah tiada akibat tergelincir dari tangga saat akan pergi menghadiri sebuah rapat.
Dibawah guyuran hujan deras, Joohyun terus saja menatap peti ayahnya yang mulai diturunkan perlahan-lahan ke dalam lubang.
Sedangkan tidak jauh dari lokasi, Seulgi ikut bersedih mendapatkan kabar mertuanya, Seulgi baru saja bisa merasakan kembali rasanya bercanda gurau dengan orangtuanya yaitu bersama dengan Yongjun tapi Tuhan berhendak lain.
"Maafkan Seulgi, ayah. Seulgi janji akan menjaga Joohyun, tapi untuk saat ini Seulgi membutuhkan waktu untuk membuktikan kebenaran."
Seulgi pergi dari sana dalam keadaan basah kuyup.
"Daddy, darimana saja?"
"Yerim."
"Iya dad?"
"Kakekmu meninggal."
Dapat Seulgi lihat dari ekspresi Yerim yang kaget mendengar berita yang dia sampaikan.
"K-kakek? Gak! Gak mungkin dad, kakek semalam telfon aku dan bilang kalau kakek merindukanku. Daddy bohong!"
"Enggak Yerim, daddy serius. Daddy baru saja pulang dari pemakamannya."
"Kenapa daddy tidak mengajakku juga!?"
Seulgi menarik anaknya kedalam pelukannya, Yerim menangis di pelukan Seulgi.
"Daddy janji, kita akan datang ke makamnya tapi tidak sekarang."
"Kenapa dad? Ak- mommy! Dad, bagaimana dengan keadaan mommy?"
Seulgi menangkup wajah anaknya.
"Daddy kurang tau, tapi tenang saja ada banyak orang baik yang akan melindungi mommy dan juga adikmu."
"Dad, sampai kapan kita akan bersembunyi terus? Aku sangat merindukan mommy."
"Daddy juga merindukannya, untuk saat ini kita bersembunyi dulu, oke? Daddy hanya tidak ingin kau terluka lagi nak."
"Sudahlah Joohyun, lupakan saja Seulgi. Terima saja lamaranku, aku jamin kau akan lebih bahagia denganku dibandingkan dengan Seulgi."
"Tutup mulutmu! Sampai kapanpun aku akan tetap menjadi istri dari Kang Seulgi, apapun yang terjadi dan seberapa besar usahamu memisahkan kami. Kau tetap hanyalah bajingan yang tidak tau malu, kau juga sampah yang tidak pantas mendapatkan siapapun untuk kau jadikan pendamping."
"Keras kepala, baiklah aku akan menunggumu kalau begitu. Tapi hari ini aku sepertinya melihat Seulgi, hmm aku rasa dia datang untuk memberikan penghormatan terakhir pada ayahmu."
"S-Seulgi?"
"Jangan terlalu berharap padanya Joohyun, sekarang Seulgi telah membencimu. Dan karena hal itu telah terjadi, maka lebih baik Seulgi semakin membencimu. Benar?"
"Apa maksudmu?"
"Anak buahku telah berhasil menemukannya, besok pagi Seulgi dan anaknya akan pindah ke Kanada. Jadi yang aku mau kau segera membunuhnya, sebelum dia pergi."
"Tidak! Aku tidak akan pernah melakukannya untukmu!!!"
"Benarkah? Baiklah kalau begitu aku saja yang melakukannya, sekalian saja aku membunuh anaknya."