12: Kau Tidak Punya Niatan Yang Macam-Macam Bukan?

806 164 0
                                    

"Bagaimana film tadi menurutmu?"

Chenle menyesap kopinya sebelum menjawab seraya mengendikkan bahunya. "Hm, tidak terlalu buruk. Aku rasa ada beberapa adegan yang tidak diperlukan, tapi aku menyukai keseluruhan ceritanya."

Jisung mengendikkan bahunya seraya menepuk kedua tangannya. "Senang mendengarnya."

Chenle meletakkan gelasnya dan menghela nafasnya. "Ketika aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya, kau benar-benar 'pengguna topeng' yang baik. Namun, sepertinya sekarang aku bisa membacamu seperti buku, sayangnya aku tahu kau hanya ingin menghiburku."

Mata Jisung membulat. "Apa maksudmu?"

"Kau merasa buruk karena aku merasa sangat kecewa atas kegagalanku membaca Jeno kemarin. Jadi, kau berusaha terlihat seperti menyembunyikan sesuatu." Chenle menatap Jisung tajam. "Tidak perlu repot-repot melakukan itu. Aku malah tidak menyukainya."

"Hm, aku tidak bilang bahwa itu benar, tapi jika kau berpikir begitu, baiklah." Jisung mengangguk-angguk kecil. "Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan."

Satu alis Chenle terangkat sedikit, tapi lelaki itu sama sekali tidak membuka mulutnya, hanya menunggu Jisung melanjutkan perkataannya.

"Aku tidak bermaksud untuk memerintahmu atau apapun seperti itu, sama sekali tidak. Hanya saja, aku paham kenapa Renjun Hyung tampak seperti marah kepadamu."

"Dan apa itu?" Chenle berusaha untuk tetap tenang, tapi di dalam, dia begitu menggebu-gebu. Dia sangat ingin cepat berbaikan dengan Renjun.

"Kau menyimpan rahasia darinya. Seorang teman yang benar-benar menganggapmu sebagai teman akan marah jika kau melakukan itu. Belum lagi, kalian saling mengenal untuk waktu yang lama."

Kini dahi Chenle berkerut. "Aku yakin dia juga memiliki rahasia."

Jisung mengangkat kedua tangannya. "Aku tidak tahu soal itu, silakan tanyakan langsung kepada Renjun Hyung."

Chenle terdiam. Renjun tidak tampak seprtti seseorang yang seperti itu, tapi mendengar perkataan Jisung membuat Chenle merasa bahwa semua itu benar. Lagi-lagi dia teringat bahwa dia tidak boleh menilai orang dengan mudahnya. Jika Chenle ingat-ingat, meski bukan tampak seperti seseorang yang memedulikan orang lain, Renjun selalu memperhatikannya. Mungkin memang benar merahasiakan sesuatu dari Renjun membuat Renjun marah padanya.

"Aku tahu itu akan sulit untukmu, tapi dia itu temanmu bukan? Terkadang kau harus menurunkan ego untuk mempertahankan seorang teman jika kau benar-benar ingin berteman dengannya."

Chenle mengangguk-angguk kecil, kemudian tersenyum tipis. "Terima kasih sarannya, Andy Park yang cerdas."

Jisung menuding Chenle seraya terkekeh. "Tidak terdengar seperti pujian, tapi yang berbicara adalah Zhong Chenle, itu saja sudah cukup."

Chenle mengendikkan bahunya. "Niatanmu hari ini terungkap, tapi aku masih tidak bisa menebak niatanmu di hari pertama kita bertemu."

"Hm? Hari pertama?"

Chenle mengangguk kecil. "Kau bilang kau ingin melihat apakah aku adalah serigala berbulu domba atau bukan, tapi aku tahu niatmu bukan itu. Ada sesuatu yang lain."

Dahi Jisung berkerut samar. "Mengapa berpikir seperti itu?"

"Aku bisa merasakannya."

"Tapi kau tidak bisa menebaknya?" Jisung membalas dengan cepat.

Chenle memutar bola matanya malas. "Aku anggap itu penghinaan."

Jisung menggeleng cepat seraya melambaikan kedua tangannya. "Tidak, tidak, aku serius. Kupikir kau bisa menebaknya. Aku bahkan kesulitan untuk tidur karena itu."

Ran [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang