27: Jangan Bicara Seolah Aku Menyukaimu

814 161 8
                                    

Jisung menarik nafasnya dan menghembuskannya. Hari ini adalah hari kepulangan Chenle, lelaki itu sendiri yang menghubungi dan memberitahunya. Jisung sangat terkejut semalam, dia bahkan terjungkal dari kursinya ketika Chenle meneleponnya. Chenle, seperti biasanya, terdengar datar dan dingin, tapi Jisung bisa mendengar hal yang aneh, Chenle terdengar malu-malu.

Setelah Chenle menutup sambungan mereka, Jisung langsung menghubungi Yangyang dan Jisung pun paham mengapa Chenle seperti itu. Terbongkar sudah kedoknya, Chenle sudah tahu apa yang Jisung simpan dalam hatinya. Jisung tidak pernah merasa segugup ini, bahkan ketika dia harus berhadapan dengan banyak sekali kesulitan sebelum ini, Jisung tidak pernah merasa gugup atau takut. Namun, sekarang Jisung seperti anak anjing yang tersesat, dia takut akan diterkam oleh binatang buas yang mana di sini adalah Chenle yang menolaknya.

Chenle meminta untuk bertemu di bandara, tapi Jisung tidak bisa memastikan apakah itu adalah hal yang baik atau tidak. Chenle itu sensitif, bisa saja lelaki itu membenci Jisung karena tidak memberi tahunya bahwa Yangyang adalah sepupunya. Yah, Jisung sudah mencoba memberi tahu Chenle, tapi selalu terhalang karena Chenle yang sudah terlebih dahulu merasa kesal. Jisung tahu mungkin Chenle menyukainya, tapi bagaimana jika kekesalan yang Jisung sebabkan selama ini menghapus rasa itu dari hati Chenle?

Tangannya Jisung gerakkan untuk merapikan mantelnya dan mengusap wajahnya. "Aish, seharusnya kau beri tahu sejak awal, Park Jisung, bukan malah bersenang-senang melihatnya cemburu." Jisung merutuk pelan.

Shin Biseo yang mendengar rutukan Jisung mengangguk-angguk kecil. Itu benar, jika saja atasannya itu tidak bersenang-senang dan langsung menangani kesalahpahaman itu, mungkin keadaannya tidak akan seperti ini. Namun, tidak ada gunanya menangisi susu yang sudah tumpah, yang terpenting Jisung berniat untuk memperbaiki keadaannya.

"Hoejangnim, sepertinya itu Zhong Hoejang."

Mata Jisung berkeliaran mencari sosok yang dimaksud sekretarisnya dan dia menarik nafasnya dalam-dalam begitu melihat lelaki berjalan dengan gaya elegan khasnya, tidak lupa anting berkilau yang bertengger di telinga dan rambut hitam yang sedikit panjangnya.

Jisung menepuk punggung Shin Biseo sebelum melangkah, "Doakan aku, Shin Biseo."

Shin Biseo mengangguk seraya mengepalkan satu tangannya. "Semangat, Sajangnim."

Debaran jantung Jisung bertambah kacau seiring langkahnya yang semakin dekat dengan Chenle. Hingga akhirnya dia berhadapan dengan lelaki yang lama tidak dia lihat itu. Jisung bersyukur Tuhan tidak memberikan fungsi meledak untuk jantung manusia, jika tidak sudah dapat dipastikan dirinya tidak akan selamat.

Jisung membungkuk kepada pria tua yang berdiri di sebelah Chenle begitu mereka berhadap-hadapan. Chenle yang melihat itu menunjuk Jisung seraya melihat ayahnya. "Ayah, ini Andy Park atau Park Jisung."

Ayah Chenle mengangguk-angguk. "Anak Park Hoejang, benar?"

Jisung mengangguk seraya tersenyum. "Senang bisa bertemu Anda."

"Ya, ya." ayah Chenle melirik Jisung dan Chenle bergantian dengan perasaan canggung. "Hm... aku tahu kau memiliki hal yang harus dibicarakan dengan anakku. Kalian urus apa yang harus kalian urus." ayah Chenle menoleh kepada Chenle dan mengambil alih koper yang Chenle pegang. "Kau bicara dengan Andy ini, ayah akan pulang dengan Supir Kang. Sampai berjumpa lain kali, Andy-ssi. Ah! Supir Kang!"

Chenle membuka mulutnya, tapi kemudian menutupnya kembali. Dia membungkuk dan membiarkan ayahnya pergi menjauh. Jisung berdiri dalam diam sampai ayah Chenle cukup jauh, baru dia berani bersuara.

"Bagaimana liburanmu?" Jisung terdengar begitu santai, berkebalikan dengan jantungnya yang berdebar kacau di dalam.

Chenle yang disapa menatap Jisung sesaat, hanya sesaat karena lelaki itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Hm, biasa saja." Chenle menjawab dengan canggung, kemudian berdeham seraya menyelipkan poninya ke belakang telinganya. "Ekhm... aku bertemu... sepupumu."

Ran [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang