8. SAKIT

54 18 7
                                    

"aww.. ahh sakit! Pelan-pelan dong kak!."
Teriak Elenna yang sedari tadi tidak bisa diam ketika diobati Alicia.

"Ini nih akibatnya kalau main motor sampai malem, baru aja ditinggal terlambat dikit aja langsung lecet gini."
Alicia tampak dengan teliti mengobati kaki adiknya yang bersyukur lukanya tidak terlalu parah.

"Ya kalau nggak naik motor naik apa coba? Mobil nggak ada, ya kali naik sapi nya tetangga."

"Nah itu tuh malah bagus unik beda dari lainnya, terus ya kamu naik sapi jangan lupa pakai helm menjaga keselamatan kan lucu banget keknya ahahaha."

"Nggak bisa dibayangkan hmm."
"Eh motor nya El udah dibawain pulang sama Gibran belum kak?."

"Belum tuh, kamu main sama Gibran juga? Kok bisa motornya ada di dia?."

"Iya tadi ketemu dijalan."

"Yaudah sekarang tidur liat tuh udah hampir jam tiga, besok telat loh. Obatnya diminum jangan lupa."
Ucap Alicia sambil pergi membawa beberapa kapas dan perban ditangannya.

"Kakak! Elenna besok nggak mau sekolah aja ah atit gini tau."
Ucap Elenna memegang tangan Alicia dengan ekspresi imut memelas.

"Yaudah deh, kakak buatin surat ijin. Besok kakak mampir ke sekolah dulu."

"Eh nggak usah! Titipin ke Felsya aja kan sekalian searah ke kantor kakak."

"Kirain nggak usah dibuatin surat, kamu buat sendiri. Besok kakak titipin ke Felsya deh."

☁️☁️☁️

Laki-laki itu terlihat menahan nyeri di kakinya, ia sempat berpikir kenapa hal ini terjadi. Sedangkan hari ini dia tidak melakukan hal berat yang membuat kaki nya kelelahan hingga nyeri begini.

Laki-laki itu Darren, siswa SMA yang baru saja pindah. Ia duduk di sebuah kursi kayu lipat di depan rumahnya, dilihatnya bintang-bintang memancarkan sinar nya dengan indah. Sesekali ia nikmati sunyi nya keheningan dan hembusan angin malam yang begitu dingin.

"Nak, ayo masuk sudah malam. Nanti masuk angin."
Wanita tua itu menyusul cucunya. Darren tinggal bersama neneknya seorang, daripada dirumah orang tuanya yang harus tinggal sendiri. Lantaran kedua orang tuanya sibuk bekerja di luar negeri, membuatnya kesepian dan memutuskan untuk tinggal serta merawat sang nenek yang sudah tua.

Darren menuntun nenek nya masuk dan duduk di sofa diruang keluarga, dengan sesekali menyeruput coklat panas di depannya yang telah dibuatkan neneknya.
Tak selang beberapa menit, Darren meninggalkan neneknya, dan beralih ke kamarnya. Membuka sebuah kotak berwarna coklat terbuat dari kertas namun berlapis bahan yang keras, di bukanya kotak tersebut.

Beberapa foto, gelang tali, serta buku catatan yang sudah terlihat kusam dan sepertinya sudah tersimpan cukup lama hingga nampak kotor dan menguning.
Darren mengambil salah satu foto, foto dirinya dengan seorang perempuan yang sedang bermain bersama, rasanya ia ingin sekali kembali ke masa lalu yang indah itu.
Senyum tipis terukir pelan di bibirnya.

Senyum tipis terukir pelan di bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DARLENNA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang