44. TERUNGKAP

17 3 1
                                    

Darren dan Felsya sudah sampai di sebuah hotel dimana aplikasi pelacak nomor itu menjelaskan Elenna berada di sini.

"Ini ya tempatnya?."
Tanya Felsya setelah turun dari motor Darren.

"Seharusnya sih iya. Ayo cepet ke dalam."

Mereka berdua segera bergegas masuk ke dalam hotel, di sana memang lumayan ramai pengunjung tapi tidak begitu ramai layaknya hotel-hotel lain.

Felsya langsung menuju meja resepsionis dan menanyakan apakah ada yang memesan kamar dengan nama Gibran dan Elenna. Dan mereka menjawab ada, namun tidak para resepsionis itu tidak mau memberitahukan denah kamar nya, hal ini membuat Felsya dan Darren semakin curiga.

Alhasil mereka hanya memberitahukan bahwa kamar yang Gibran pesan berada di lantai paling atas dan memilih yang kedap suara. Darren segera menarik tangan Felsya dan berlari cepat.

Dengan napas yang tidak beraturan, mereka berdua telah sampai di lantai paling atas. Banyak kamar di sana mereka mencari dengan seksama satu persatu. Hingga Darren menemukan sebuah kamar yang tampak dari luar terdengar suara teriakan dan tangisan seorang cewek.

Darren mendekat.
"Fel sini, cepet."
Felsya segera mengikuti Darren di depan pintu kamar 369.

"Ren, i--ini suara Elenna. Elenna di dalam!."

Suara teriakan itu semakin kencang, membiat Darren dan Felsya panik karena jelas itu suara Elenna.

Darren mencoba membuka pintu kamar namun tidak bisa. Dengan sekuat tenaga akhirnya Darren mendobrak dan menendang pintu kamar dengan sangat kencang. Engkel pintunya lepas, dan mereka bisa membukanya.

Betapa terkejutnya Felsya juga Darren ketika melihat Elenna yang hampir saja di perk*sa Gibran. Karena sadar, Felsya segera berlari menghampiri Elenna dan segera menutupi seluruh badan Elenna dengan selimut lalu memeluknya erat. Tubuh Elenna gemetaran dan ia begitu ketakutan.

Karena sangat marah, Darren melontarkan tinju nya tepat di wajah Gibran berkali-kali. Gibran membalasnya, ia memilih mengambil sebuah pisau mini di laci sebelah tempat tidur. Gibran menusukkan cutter itu di perut Darren hingga semua darah bercucuran. Namun Darren tetap meninju Gibran tanpa henti.

Karena geram, Gibran mengambil pistol di tas nya dan langsung di tembakkan ke arah Darren. Darren sempat menghindar namun pada akhirnya peluru itu lebih dulu meleset di pinggang Darren, hingga akhirnya Darren terjatuh lemas. Felsya terkejut, ia hendak menghampiri Gibran namun Gibran lebih dulu melesetkan peluru di perut Felsya.

"GIBRAN!."
Suara itu membuat Gibran menghentikan langkahnya.

"LO UDAH GILA YA! DIA ITU CEWEK! BERANI-BERANINYA LO LAWAN DIA?."

Bukk!

Laki-laki itu langsung melayangkan tinjunya berkali-kali ke arah Gibran dan merebut semua senjata yang di bawa. Dia Jevan, wakil ketua Blackfrog. Yang tiba-tiba datang karena sebenarnya ingin menyusul untuk memberitahukan sesuatu.

☁️☁️☁️

"Leon kita segera ke tempat Gibran berada. Ini saatnya kita mengeluarkan seluruh bukti yang telah kita kumpulkan sejak dulu. Share lock dimana Gibran berada."
Ucap Ericka yang sudah beberapa kali mengecek keperluan berkas miliknya.

"Nyonya, ada artikel baru. Katanya di hotel di mana Gibran berada, sedang ada masalah besar. Apa kita langsung kesana saja?."

"Masalah lagi, anak itu emang pembuat onar."

Leon dan Ericka bergegas menuju lokasi, karena rencana hari ini Ericka akan menjebloskan Gibran juga Savira ke penjara. Karena semua bukti yang di kumpulkan sudah jelas bisa membuat Gibran dan Savira di penjara.

DARLENNA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang