19. PANTI ASUHAN

22 8 3
                                    

Hewooo ✨

Jangan lupa vote+komen!!!
Happy Reading :)

☁️

Mereka tiba di salah satu gedung bertuliskan Panti Asuhan Sejahtera yang dimana terlihat sepi lantaran memang katanya sudah ingin di tutup.

Alicia dan Elenna turun dari mobil dan mencoba mengetuk pintu Panti, tidak ada yang menjawab namun beberapa saat seorang wanita tua datang menghampiri.

"Ada apa ya dik, bisa saya bantu?."
Wanita tua itu menyapa dengan begitu ramah, Alicia sadar itu siapa dan langsung memeluknya, Elenna sempat bingung dengan situasi saat ini ia tidak tahu jelas apa yang sebenarnya terjadi.

"Ibu Dwi inget aku nggak? Aku Alicia dan ini Elenna yang dulu nakal banget!."
Bu Dwi adalah ibu panti yang merawat Alicia dan Elenna ketika masih kecil dan menganggap mereka sebagai anak kandungnya sendiri. Dwi melepaskan pelukannya dan menatap mereka berdua dari atas hingga bawah.

"Ya Allah, Cia sama El sudah se besar ini! Kalian cantik cantik sekali."
Mereka berdua hanya tersenyum.

"Bu, katanya Panti ini mau di tutup? Kenapa?."
Tanya Alicia penasaran. Elenna tetap mematung tidak paham.

"Loh kalian tahu dari mana, ayo masuk dulu, nanti ibu ceritakan di dalam."

☁️☁️☁️

Darren sibuk bekerja pagi hingga sore, itu kegiatan baru nya sekarang. Demi mendapatkan tempat tinggal untuknya bertahan, orang tua nya sudah beberapa kali menelpon, namun tidak pernah ia jawab sekalipun. Beberapa saat setelah telepon dari orangtuanya, kini giliran panggilan telepon dari sekolahnya.

Khususnya panggilan dari guru konseling yang menanyakan dirinya mengapa tidak masuk sekolah hari ini tanpa ada surat keterangan jelas, Darren memberikan alasan yang masuk akal hingga pihak sekolah nya mengijinkan dan hanya menghukum ringan.

Ia memandang jalanan yang begitu ramai, namun pandangannya terfokus pada seorang laki-laki dan perempuan yang sedang terlihat duduk mesra di depan cafe  depan bengkel.

"Kayak kenal deh, ah itu kan Gibran. Dia udah punya cewek ya ternyata? Berarti bener dong Elenna bukan pacarnya."
Lamunannya buyar setelah bang Frengky mengejutkannya, dan menyuruhnya kembali bekerja tanpa peduli orang itu lagi.

Darren adalah tipe anak yang mudah hafal dengan apa yang baru saja di pelajari. Semua ajaran dari Bang Frengky selalu ia dengarkan dan cermati dengan teliti, alhasil ia sudah bisa praktik sendiri walaupun masih banyak kesalahan.

Dari tadi pagi Darren sibuk dengan praktik pembelajaran tentang dunia bengkel, bahkan ia selalu disuruh istirahat oleh para pegawai namun tetap saja ia menolak. Ia juga tipe pekerja keras dan tepat waktu.

Sesekali ia mengusap keringatnya yang mengalir di sisi jidatnya. Karena cuaca panas dan lelah nya yang membuat reflek keringat bercucuran.

Darren duduk sebentar di kursi hitam yang biasa untuk duduk para pelanggan, ia memandangi jam di handphonenya yang menunjukkan pukul 17.33 WIB yang berarti hampir memasuki jam tutup, namun akan di buka kembali setelah Isya'.

Semua pegawai sibuk merapikan barang dan sesekali membuang sampah, lalu menutup bengkel mereka sesuai perintah bang Frengky.

Darren di minta untuk mengantarkan sebuah barang ke tempat pelanggan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah Frengky.
"Nanti kembali ke sini, jangan pulang ke rumah gue dulu ya, nanti kita makan bareng dulu."

Ucapan bang Frengky membuat Darren mengacungkan jempolnya tanda setuju. Ia segera mengendarai motornya dan mengantarkan apa yang di perintahkan bang Frengky tadi, sebuah knalpot modifikasi motor milik pelanggan.

DARLENNA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang