🐰1🐱

3.2K 215 13
                                    

Hari itu sedang musim semi di Korea Selatan, tahun 2012. Banyak bunga yang bermekaran di sepanjang jalan tempat dimana orang-orang sibuk berlalu-lalang. Kelopak berwarna menari bersama angin yang membawanya bepergian, menampilkan panorama alami yang indah dengan suhu bumi sekitar 19°C kala itu. Cuaca yang dingin tidak menjadi alasan untuk mogok bekerja. Pada cuaca dingin, mereka juga masih membutuhkan makanan untuk dimakan, dan juga persediaan pakaian hangat bukan ?

Hal ini juga berlaku bagi para trainee BY Entertainment. Mereka sedang berlatih untuk mempersiapkan diri meraih tujuan utama mereka datang ke agensi tersebut, yaitu agar bisa debut menjadi anggota boy group.

Terlihat sekelompok pria yang beranggotakan enam orang sedang menggerakkan tubuh mereka mengikuti irama musik yang dimainkan saat itu, namun kegiatan mereka diinterupsi oleh panggilan dari salah satu staff di sana yang mengatakan bahwa PD-nim menunggu mereka di ruangannya sekarang juga. Setelah mematikan musik, mereka berenam kemudian berjalan menuju ruangan PD-nim.

Tok tok tok
Pintu diketuk sebanyak tiga kali oleh seorang pria dengan sepasang dimple di pipi kiri dan kanannya untuk menunggu dipersilahkan masuk oleh sang atasan.

"Masuk." Terdengar suara dari dalam ruangan yang diketahui adalah suara PD-nim.

Ceklek

Pintu dibuka perlahan, mereka berenam kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Anda memanggil kami, PD-nim?" Tanya pria ber-dimple tadi, Kim Namjoon namanya.

"Ya, aku memanggil kalian karena ada sesuatu yang ingin ku sampaikan."

"Ada apa PD-nim?" Tanya Kim Seokjin, pria berparas rupawan yang terkenal dengan bahunya yang lebar dan menarik.

"Sebentar lagi dia akan sampai. Kalian silakan duduk dulu."

Terlihat ada gerutan kebingungan di wajah mereka berlima. Ya, berlima. Karena salah satu dari mereka, yaitu pria dengan rambut hitam legam dan kulit putihnya yang seputih salju itu hanya menampilkan wajah datarnya memikirkan sang kekasih-kasur yang sudah menunggu. Siapa lagi kalau bukan Min Yoongi.

"Dia?" Tanya seorang pria berkulit tan.

"Ya Taehyung, seb- oh sepertinya itu dia."

Ucapan PD-nim terpotong karena terdengar bunyi ketukan dari arah pintu.
Pintu terbuka, menampilkan sesosok pria yang masih kelihatan sangat muda, kecil dan polos dengan sepasang mata bulat besar yang menggemaskan, dan tak lupa wajah yang terlihat lugu nan manis itu.

"A a annyeong, saya Jeon Jungkook."

Ucapnya terbata karena perasaan gugup dan malu yang menggerogoti karena diperhatikan dengan intens oleh berbagai pasang mata yang melihat penuh minat.

Waktu sekarang

BTS sedang diliburkan beberapa minggu agar mereka bisa beristirahat dengan cukup setelah melakukan begitu banyak pertunjukan untuk penggemar tercinta mereka di seluruh dunia.

Waktu menunjukkan pukul 8.10 pagi, dan Min Yoongi masih asik bercumbu dengan kasurnya.

"Semuanya ayo sarapan! Makanannya sudah siap!"

Tanpa dikatakan pun sudah tau siapa gerangan yang berteriak di pagi hari untuk memanggil para penghuni dorm tersebut untuk makan.

Satu persatu member mulai menampakkan diri tapi...ada yang kurang.
Seokjin menyadari itu dan sedang berpikir keras apa yang kurang.

Aish, ternyata kittenku. Dia masih belum bangun juga?

Para member mulai duduk di kursi mereka masing-masing untuk mendapatkan sarapan mereka pagi ini.

Taehyung yang memang sudah lapar dari sejam lalu langsung mengambil makanannya dan berniat untuk memasukkannya ke dalam mulut namun harus terhenti ketika Jimin menatap tajam ke arahnya.

"Apa?" Tanyanya dengan wajah bingung.

"Apa kau bilang? Tidakkah kau lihat bahwa Yoongi hyung masih belum datang?" Ucap Jimin pada Taehyung yang menampilkan wajah polos yang ingin sekali ditampar dengan kaos kaki bekasnya yang belum dicuci dari seminggu lalu.

"Aku akan membangunkan Yoongi. Tunggu sebentar."

Sebelum Seokjin beranjak dari kursinya, tangannya ditarik pelan dari samping.

"Biar aku saja hyung. Energimu sudah cukup terkuras untuk memasak tadi, jadi hyung duduk saja dan biarkan aku yang membangunkan Yoongi hyung."

"Uh, manisnya~ Baiklah Kookie, tolong ya." Ucap Seokjin dengan nada gemas ke arah Jungkook.

"Ne, hyung"

Setelah mengatakan itu, Jungkook kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamar Seokjin dan Yoongi yang terletak di lantai atas.

Ia tersenyum ketika mendapati hyung kesayangannya itu masih menyelami alam mimpinya dengan tenang.

Ia perlahan berjalan menuju kasur Yoongi dan duduk di ujung sampingnya.
Lihatlah wajah itu. Terlihat sangat damai saat dipandang. Bibir mungil yang berwarna kemerahan dengan hidung kecil yang menggemaskan menampilkan sosok yang begitu cantik dan diidamkan.

"Hyung"

"Yoongi hyung" panggilnya lagi.

Tidak ada respon sama sekali. Ia menggoyang tubuh mungil itu perlahan.

"Yoongi hyung~" yang dipanggil tak kunjung membuka mata namun bibirnya dimajukan, terlihat seperti seorang anak kecil yang sedang merajuk.

Jungkook melihat itu. Ah, bibir itu. Kenapa terlihat sangat menggoda untuk dinodai.

Tidak tidak, dia tidak boleh terpengaruh.

Namun apa boleh buat, imannya tidak sekuat itu untuk mengabaikan godaan di depan matanya langsung, ditambah tidak ada siapapun dan hanya mereka berdua di tempat itu.

Pikirnya, hanya mengecup, tidak mungkin menjadi masalah.

Ia perlahan mendekatkan wajahnya ke arah yang lebih tua. Mengamati setiap inci wajah yang selalu membuatnya tergila-gila itu. Mulai dari mata indahnya yang masih terpejam, hidung mungilnya, dan juga- bibir itu-

Ia kemudian mengikis jarak. Membiarkan bibirnya menyentuh bibir yang lebih tua. Itu lembut. Ia ingin lebih.

Namun keinginannya itu harus ditunda karena merasakan adanya pergerakan dari hyungnya.

Ia cepat-cepat berdiri dan berjalan cepat menuju jendela untuk membuka tirai agar sinar sang mentari bisa masuk dengan seksama.

"Uh, jam berapa ini?"

Jungkook segera berbalik. Itu suara Yoongi hyung.

"Kau sudah bangun hyung? Sekarang sudah jam 8 lebih. Seokjin hyung dan yang lainnya sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama."

"Apakah aku tipe orang yang tidur sambil ngelantur? Tentu saja aku sudah bagun." Balas Yoongi sambil melihat ke arah Jungkook dengan malas.

Jungkook terkikik menggemaskan mendengar jawaban hyung gulanya itu. Dia sudah terbiasa.

"Aish, hyung~ Karena hyung sudah bangun, ayo, yang lain sudah menunggu kita."

"Kau duluan saja. Aku akan turun sekitar 5 menit lagi."

"Baiklah hyung. Jangan tidur kembali."

Yoongi hanya membalas dengan dengusan.
Jungkook kemudian keluar dari kamar itu menuju ke ruang makan.

Setelah memastikan Jungkook sudah tidak terlihat lagi, Yoongi kemudian menyentuh bibirnya sendiri.

"Tidak mungkin. Itu tidak mungkin terjadi."




















tbc?




































Hi readersnim(◕ᴗ◕✿)

USING THE MASK [𝓚𝓸𝓸𝓴𝓰𝓪] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang