🐰3🐱

1.9K 182 7
                                    

✨ WARNING ✨
1. This is my own story and I made it by myself.
2. Alur cerita ini hanya imajinasi penulis semata.
3. Penulis menggunakan beberapa informasi asli dari boyband Korea, BTS, demi kepentingan cerita.

____________________________________

Enjoy your meal!

____________________________________

Minuman manis yang dicampur dengan es memang sangat pas di saat cuaca sedang panas-panasnya di luar sana. Rasa manis yang dapat meningkatkan perasaan seseorang menjadi lebih baik dicampur dengan es yang membawa kesegaran. Sungguh perpaduan yang sempurna.

Tapi, di sinilah Yoongi. Menyeruput ice Americano yang pahit sambil memejamkan matanya, tanda menikmati. Bukannya tidak suka sesuatu yang manis, hanya saja tidak ingin terlalu terjerumus. Mengonsumsi sesuatu yang pahit dapat mencegah berbagai penyakit, contohnya saja menurunkan risiko penyakit kanker, diabetes dan juga serangan jantung.

Merasa adanya kekurangan, ia berjalan ke arah lemari pendingin untuk mendapatkan lebih banyak es. Mencelupkan satu-persatu ke dalam cairan pekat yang dibuat sebelumnya. Satu, dua, tiga dan empat. Empat es ditambahkan.

Ujung gelas menempel pas di bibirnya. Meneguk perlahan kopi yang menyebarkan rasa pahit dan juga dingin kala menyentuh rongga mulutnya lembut.

Ahhh, inilah yang aku butuhkan.” Tersenyum tipis memandangi gelasnya yang meneteskan bulir-bulir air tanpa malu.

Terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, tidak menyadari kehadiran sosok lain yang menatapnya dari kejauhan sambil menyeringai tipis kearahnya.

Niat menjahili, sosok itu berjalan mendekat tanpa menyebabkan bunyi. Berdiri tepat di belakang pria yang lebih pendek dan berbisik pelan.

“Yoongi hyung ~”

Ia tersentak. Menyadari ada orang lain selain dirinya di tempat itu.

Mendengus.

“Kau membuatku terkejut, Jungkook-ah.” Menyentuh dadanya yang rasa-rasanya ingin meledak beberapa detik lalu dan tanpa susah payah berbalik untuk mengetahui identitas pemilik suara. Ia mengenal baik suara siapa itu.

Terdengar kekehan dari yang lebih muda mengalun indah pada indra pendengaran Yoongi. Bulu tengkuknya meremang.

Hyung” Jungkook memanggilnya lagi. Tapi kali ini lebih dari sebelumnya. Tangannya memeluk mesra pinggang ramping Yoongi. Dan, oh, kepalanya. Kepalanya bersandar di bahu kiri Yoongi. Perlahan menuju ceruk leher Yoongi dan mengendusnya. Yoongi membatu. Perlakuan tiba-tiba itu membuat otak cerdasnya sulit berproses.

Setelah mendapat kesadarannya kembali, Yoongi melepas dengan paksa lengan yang melingkar di pinggangnya dengan cepat. Berbalik dan mendorong bahu Jungkook untuk menjauh.

Ia merasa ada yang aneh dari Bunny itu.
Mereka memang sudah terlampau biasa dengan kontak fisik seperti itu. Jungkook bukan pertama kalinya melakukan itu kepadanya atau kepada member lain. Hanya saja, kali ini berbeda. Berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.

Atau ini hanya perasaannya saja?

Yoongi mencoba mengontrol dirinya sebaik mungkin. Mencoba tidak berpikir yang berlebihan tentang perlakuan sang maknae.

“A-ada apa, Jungkook-ah? Kau b-butuh sesuatu?”

Yang ditanya hanya diam. Menatap lurus manik indah Yoongi yang menatapnya ragu-ragu. Kembali mendekat dan memojokkan Yoongi pada pantry dapur. Mengurung yang lebih tua dengan kedua tangannya di sisi tubuh mungil tersebut.

Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Yoongi dapat merasakan deru napas hangat menyapu seluruh wajahnya. Tatapan intimidasi yang didapat dari sosok di hadapannya membuat dirinya semakin kaku untuk sekadar bergerak.

Tapi,

pfft, hyung, ada apa dengan wajahmu itu?” Jungkook tertawa geli ke arahnya.

Yoongi menatap bingung. Ekspresi yang tadinya begitu tajam mengintimidasi berubah menjadi polos dan lembut. Bagaimana bisa?

Jungkook meraih gelas berisikan kopi milik Yoongi dan meneguknya habis. “Uh... pahit.” Beranjak meninggalkan menuju lemari pendingin dan menuangkan air es untuk diteguk nikmat.

Jungkook kemudian pergi meninggalkan Yoongi seakan tidak terjadi apa pun beberapa saat lalu di antara mereka.

Saat melewati hyung gulanya itu, ia menunjukkan senyuman paling manis dan cantik yang bisa ia tunjukkan.

Yoongi mengerjap. Huh? Apa itu?

Kebingungan menyerang setiap inci saraf otaknya. ‘Ada apa dengan Jungkook? Apa yang terjadi dan... Ada apa dengan dirinya?’ Berbagai pertanyaan menumpuk tanpa henti menuntut pernyataan.

Seokjin yang baru saja sampai ke dapur pun tidak disadarinya.

“Kitten”

“Yoongichi”

“Yoongi-ah!” Panggilan ketiga membawanya dari lamunan.

Ne?” Jawabnya cepat. Mengalihkan pandangan ke arah Seokjin yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

“Aku memanggilmu sejak tadi. Apa yang mengganggu pikiranmu?” Menaikkan sebelah alis—kebingungan.

“T-tidak hyung. Aku hanya sedang memikirkan lirik yang cocok untuk lagu yang baru kubuat.”

Ya, Kitten. Kita sedang diliburkan beberapa minggu. Cobalah untuk tidak memikirkan pekerjaan untuk saat ini. Jangan memaksa dirimu terlalu banyak.” Ia merangkul pundak pria mungil di depannya itu dan melanjutkan. “ Nah, ayo temani hyung ke supermarket untuk membeli bahan masak dan keperluan lainnya.”

Oke, hyung. Tapi sebelum itu aku akan mengganti pakaianku dulu sebentar.”

“Baiklah. Kalau sudah, temui hyung di ruang depan.” Ucapnya dibalas anggukan dari Yoongi yang kemudian berlalu ke kamar.




*** USING THE MASK ***

2013. Tepatnya tanggal 13 Juni, mereka debut dengan nama Bangtan Boys. Terdiri dari tujuh member yang memiliki keunikan tersendiri. Kim Namjoon sebagai pemimpin dan main rapper dengan nama panggung RM, Kim Seokjin sebagai visual dan vocalist, Min Yoongi sebagai lead rapper dengan nama panggung Suga, Jung Hoseok sebagai main dancer, rapper dan sub-vocalist dengan nama panggung J-Hope, Park Jimin sebagai main dancer dan lead vocalist, Kim Taehyung sebagai lead dancer dan vocalist dengan nama panggung V, dan anggota terakhir Jeon Jungkook sebagai main vocalist, lead dancer, sub-rapper, maknae.

Setalah penantian lama akhirnya keinginan mereka terwujud. Debut bersama-sama menjadi sebuah grup anak laki-laki yang membawakan musik beserta tarian yang ingin ditunjukkan kepada banyak orang.

Namun hal itu tidak berjalan dengan mudah. Untuk meraih kesuksesan perlu banyak hal yang dipertaruhkan. Ketujuh pria itu mempertaruhkan masa muda mereka. Masa-masa di mana mereka seharusnya bebas dan bersenang-senang melakukan berbagai hal.

Tapi di sinilah mereka. Berjuang demi masa depan yang lebih cerah.

Mereka debut di perusahaan yang kecil sehingga mengharuskan mereka untuk merangkak naik dengan susah payah.

Banyak hal yang terjadi dan menimpa mereka. Diremehkan karena berasal dari perusahaan kecil, diejek karena menggunakan hiasan wajah, hingga dituduh plagiarisme.

Mereka melalui banyak hal. Begitu banyak hingga tidak terhitung.

Mereka punya titik terendah dalam diri mereka sendiri. Begitu juga dengan Jungkook.

Ia merupakan pribadi yang selalu ingin menampilkan yang terbaik untuk penggemarnya. Selalu memaksakan dirinya bahkan ketika fisiknya mulai kelelahan tidak terkendali, dia tetap berusaha menampilkan senyum manis bahwa ia baik-baik saja. Bahwa ia tidak mengecewakan dan mampu memuaskan penggemar mereka dengan kebahagiaan dan kegembiraan.

Ia merupakan tipe yang akan menyalahkan dirinya sendiri atas kesalahan yang terjadi. Ia akan terpuruk dan menangisi hal itu. Kegelisahan menggerogoti otaknya, bahwa ia tidak cukup pantas untuk penggemarnya. Ia tidak bisa menampilkan yang terbaik dari dirinya.

Saat itulah Yoongi datang. Mengulurkan tangan untuk keterpurukannya. Merengkuh tubuhnya yang rapuh dan membisikkan kata-kata penenang.

‘Kau sudah bekerja keras hari ini juga’

‘Aku, member yang lain, bahkan Army bangga padamu.’

‘Kau melakukan yang terbaik. Masalah memang terjadi, tapi itu tidak menjadi penghambat besar untuk usaha kerasmu yang ditampilkan. Aku yakin Army pasti mengerti.’

‘Itu bukan salahmu. Masalah kadang kala datang untuk mempersiapkan kita menjadi kita yang lebih baik lagi. Itu bukan akhir dari segalanya.’

‘Ayo terus berjuang bersama-sama sampai akhir. Kau tidak sendirian.’

Tanpa Yoongi sadari, perlakuannya membangkitkan sisi lain dari diri Jeon Jungkook. Sisi yang selalu ingin perhatian Yoongi, sisi yang hanya ingin Yoongi menatap dirinya, dan sisi yang begitu menginginkan Yoongi menjadi miliknya.

Sisi itu tumbuh tidak terkendali. Apakah bisa disebut obsesi? Entahlah.





*** USING THE MASK ***

Malam tiba. Udara saat itu bisa dikatakan cukup hangat.

Bintang-bintang berkelap-kelip di langit malam dengan cantiknya.

Pemandangan indah tersebut tidak terlewati oleh sepasang manik indah yang menatap kagum akan fenomena alam yang luar biasa.

“Yoongi hyung, Seokjin hyung memanggil untuk berkumpul. Ayo.”

“Oh, Namjoon-ah, ayo.” Yoongi berjalan mengikuti langkah Namjoon yang berada di depannya untuk meninggalkan teras depan dorm mereka. Berjalan menuju ruang tengah. Di sana sudah ada lima member lainnya yang tampak memperdebatkan sesuatu.

Ada tiga buah sofa yang disusun menjadi satu—memanjang dan di depannya ada meja yang di atasnya terdapat pizza dan alkohol.

“Kita nonton Iron Man saja, hyung. “ Tanpa diberitahu pun pasti sudah mengetahui siapa yang barusan berbicara.

“Tidak, Jungkookie. Kita sudah menontonnya berulang kali hingga rasanya aku bisa menjadi Iron Man kedua sekarang jika menontonnya lagi kali ini. Yang lain saja.”

“Aku setuju dengan Seokjin hyung. Bagaimana kalau film horor?”

“Tidak, tidak. Komedi saja.” Hoseok yang sedari tadi diam saja ikut menanggapi.

“Kau takut ya, hyung? “ Jimin menaik-turunkan alisnya menggoda pria bersurai hitam itu.

“Kita nonton film komedi saja. Hoseok hyung sepertinya takut menonton film horor.”

“T-tidak! Aku tidak takut. Baiklah, ayo nonton film horor saja.” Hoseok menjawab cepat dan segera memutarkan film Warning : Do Not Play. Ia tidak ingin dianggap penakut. Ini demi harga dirinya.

Jimin dan Taehyung yang sengaja menggoda Hoseok tertawa kecil dan melakukan tos kemenangan.

Posisi mereka duduk saat ini dari kiri ke kanan ada Namjoon di sofa kecil, Seokjin, Hoseok, Jungkook dan Taehyung di sofa tengah, Yoongi di sofa kecil dengan Jimin yang duduk di bawah dan menyandarkan kepalanya di kaki Yoongi.

Hoseok gelisah di tempatnya. Dia tidak bisa menonton film horor. Dia pikir dia bisa pingsan sekarang juga. Tapi tidak. Sekali lagi, ini demi harga dirinya. Meneguk bir pada genggamannya sekaligus tanpa mengantisipasi apa yang akan terjadi padanya.

Kepalanya pusing dan matanya memberat. Ia tertidur.

Yoongi yang menyadari itu hanya tersenyum. Pikirnya kenapa tidak bilang saja kalau memang dia takut menonton film horor. Semua orang punya perbedaan. Sesuatu yang menurut orang lain biasa saja bisa menjadi sebaliknya bagi orang lain juga. Tidak usah memikirkan apa yang akan dikatakan orang lain. Hoseok akhirnya tertidur di tengah film karena perasaan gelisahnya dan tidak sadar meneguk habis bir yang sialnya cukup banyak untuk dikonsumsinya.

Satu jam sudah berlalu. Filmnya sebentar lagi akan selesai, tapi member yang lain sudah menyelam ke alam mimpi.

Sudah tidak terhitung berapa banyak bir yang diminum Yoongi saat itu. Matanya perlahan memberat.

Wajahnya tiba-tiba diangkat. Dipaksa mendongak untuk bertatapan dengan manik legam yang menyayu. Saling menyelam dalam pandangan berkabut.

Ia merasa sesuatu yang lembut dan...basah di lehernya.

____________________________________





































TBC.




TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







































...
Jangan lupa tinggalkan jejak (*˘︶˘*).。*♡



...
( and follow me (~‾▿‾)~ )

USING THE MASK [𝓚𝓸𝓸𝓴𝓰𝓪] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang