"Tuh kan masa kita belok dia ikut belok juga?" heran Kirana
"Sama-sama mau ke Bumi Aman kali," Fiki mencoba untuk berpikir positif
Setelah sampai di perumahan Bumi Aman mereka melakukan urusan mereka masing-masing, Fany ke rumah Karin, Kirana ke rumah temannya dan Fiki menunggu mereka di taman sambil menyantap es krim stroberi yang ia beli di tukang eskrim keliling
Di balik mobil putih didepan Fiki ada seorang pria memakai topi dan kacamata yang mengintip dari balik kaca mobil. Kaca mobil itu terlalu gelap jadi Fiki tidak bisa melihatnya
"Itu mobil yang tadi kan? Kayaknya bener deh dia ngikutin mobil gue..jangan jangan dia penculik?" kalau itu benar-benar penculik seperti yang ia perkirakan maka sudah dipastikan bahwa penculik itu masih amatir pikirnya. Masa
"Bang.." Kirana menepuk pundak Fiki
"Udah?"
"Udah lah, entar kalo gue lama lu ngoceh lagi," ucap Kirana seraya duduk di samping Fiki
"Bagus, sadar diri juga lu"
"Ka Fany mana?"
"Beloman keknya"
"Ooo, eh bang," Kirana menyipitkan matanya ke arah mobil putih yang tak asing baginya
"Hm?"
"Itu mobil yang ngikutin kita tadi kan?"
"Iya kayaknya"
"Gue takut deh bang"
"Dih tumbenan, takut apaan lu" Fiki mencoba mencairkan suasana dengan bercandaan ringannya agar adiknya ini tak panik
"Jangan-jangan itu yang papa bilang?"
"Mungkin.."
"Udah yuk bang, masuk ke mobil aja.. gue takut.."
"Yuk"
Mereka berduapun memutuskan untuk menunggu Fany dari dalam mobil saja
"Lah Fiki sama Kiran kemana?" monolog Fany yang kebingungan mencari Fiki dan Kirana
Di balik jendela mobil putih di dekat mereka ada dua orang pria berusia kurang lebih 40 tahun namun cukup gagah
"Yang itu?" ucap pria yang memakai kaos putih
"Bukan, yang tadi sama cowok, tapi mau gamau kita harus tangkep semua," ucap pria satunya
"Lah ngapa? Bikin capek kita aja"
"Ya biar gaada saksi lah gimana si"
Di mobil Fiki, Kirana menyipitkan matanya kearah Fany
"Bang, itu Kak Fany udahan, gue susul ya?"
"Gue aja, oh iya.."
"Kenapa?"
"Gue minta jangan kasih tau apa-apa tentang yang tadi papa bilang"
"Kenapa?"
"Takutnya itu urusan keluarga yang ga boleh di bocorin"
"Oke"
Fiki menyampar Fany dan mengajaknya masuk ke mobil. Setelah dirasa sudah siap mereka langsung melaju
Tak ada pembicaraan di mobil itu. Sepanjang perjalanan hanya alunan lagu yang menjadi pengisi sunyi
Fany sebenarnya tahu apa yang Kirana dan Fiki pikirkan namun ia memilih untuk memendamnya guna tak memperkeruh suasana
Mobil putih itu nampak masih mengikuti mereka
"Kita muter dulu ya"
"Mau kemana?"
"Ke jalan yang banyak orang"
"Oke"
Mobil yang ditumpangi Fiki memutar kearah jalan yang bisa dibilang ramai
Sementara dua pria yang berada di mobil putih mendengus kesal akibat mobil Fiki yang memutar
Fiki lagi lagi menyetir mobilnya berputar komplek, ia mencoba kabur dari mobil putih yang ia yakini mengejar mobilnya
"Sial, bensin udah mau abis lagi," Fiki memukul setir mobilnya
"Makanya isi dari tadi.. ck" ucap Kirana
Hai haii
Maaf ya semuanya
Mau up sore malah kemaleman:")
Udah ni chapter pendek banget lagi:")
Next chapt author panjangin yaa
Udah ah adek sepupu author nangis mau minjem hp
Play hard, study hard, istira hard
See yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Cintaku | UN1TY
FanfictionKunikmati cinta sendiri dulu Walau harus pahit ku telan sakitku. Itulah yang dirasakan Fiki, menunggu tanpa kepastian di tengah kesedihan hatinya