Penculik | 21

179 32 8
                                    

"Isi dulu atau tetep jalan?" tanya Fiki

"Isi lah gila! Lu mau mogok dijalan?!" Kirana benar-benar panik

"Ck, mana ada pom bensin deket sini"

"Ada, di deket indojuni depan," bukan Kirana yang menjawab tetapi Fany

"Oke"

Fiki melajukan mobilnya menuju pom bensin dan beruntung dia sampai tepat waktu

"Mbak, full ya"

"Bentar ya mas"

Petugas pom bensin mengisi tangki bensin mobil Fiki hingga terisi penuh lalu Fiki melanjutkan perjalanan menuju rumah Fany

"Udah ga ada kan?" tanya Fiki

"Engga ada," ucap Fany

"Yaudah yuk pulang" ucap Fiki lagi

"Yuk"

"Jalan samping aja ya? Biar lebih cepet" usul Fiki

"Disitu kan sepi?" Fany sangat hapal area rumahnya, dan jalan yang Fiki maksud bisa dibilang paling sepi diantara jalan lain

"Aku takut kalo kita ngambil jalan biasa nanti orang orang tadi nemuin kita lagi"

"Oke," final Fany

Perjalanan sangat aman dan tentram sampai satu motor besar yang ditumpangi dua orang mencegat mobil Fiki

"Jangan turun!" ucap Fiki, ia memundurkan mobilnya dan terlihat lagi masalah, kali ini ada dua motor sport yang menghalangi mobilnya. Selain sepi jalan ini juga tidak terlalu luas, hanya cukup untuk satu mobil saja

"Ck, makanya sok ide sih lu!" cerocos Kirana

"Gausah banyak omong, ini gimana anjr*t?!"

"Tabrak aja udah lah!"

"Gila lu!"

"Terus lu mau apa?! Entar pas kita maju juga mereka minggir"

Fiki mengikuti saran Kirana, ia menjalankan mobilnya namun..

Prang...

"KIRAN!!" Fiki teriak histeris ketika kaca mobil belakangnya dipecahkan dan mengenai Kirana

"Aaaaaa" Kirana teriak sejadi-jadinya, pecahan kaca yang mengenai badan, tangan dan kakinya membuat ia merintih kesakitan. Fany yang melihat itu langsung pindah ke kursi belakang dan buru-buru mengobati luka Kirana

Situasi makin rumit saat ini, kaca depan mobil juga dipecahkan membuat Fiki ikut terluka namun tidak terlalu parah

Fiki akhirnya membuka pintu mobil, tak ada jalan lain selain itu kecuali mereka ingin mati di dalam

"Keluar terus kabur sekencang-kencangnya, kemana aja terserah pokoknya kabur," bisik Fiki

"Fik, kamu gila?! Kiran gimana?!"

"Aku gendong"

Fiki dengan cepat menggendong Kirana dan berlari sekencang ia bisa ke sembarang arah

Fany juga melakukan hal yang sama. Itu membuat para penculik bingung pasalnya mereka lari ke arah yang berbeda

"Lu kejar sana, gue kejar sini, cepetan!!" ucap salah satu dari mereka

Fiki berhenti saat sudah menemukan tempat yang dirasa cukup aman untuk bersembunyi. Ia menurunkan Kirana yang sedari tadi berada dalam gendongannya, mereka beristirahat dibawah pohon yang cukup rindang tanpa ada dialog apapun

Fiki menatap kosong ke arah tanah sedangkan Kirana masih meringkuk kesakitan

"Aaargh lepasin!!" teriakan berasal dari arah lain, tak salah lagi ini suara Fany

"Ka Fa ny bang.." lirih Kirana, untuk berbicara saja Kirana masih tak cukup kuat

"Gue bakal cari.. tunggu kita aman dulu," ucap Fiki dengan nafas yang masih tersengal

Fiki menatap Kirana. Adik perempuannya itu terkapar lemah dengan kain yang Fany robek dari lengan baju dan segala kain yang ada di dalam tasnya untuk mencegah agar darah tak terus mengalir dari badan gadis ceria itu. Fiki meringis dalam hati, tak rela jika adiknya disakiti, namun ia harus apa? Ia bukan superhero dalam film fiksi yang bisa mengalahkan banyak penjahat sekaligus

Yaaaaak... Pendek lagii :(

Maaf fren soalnya author lagi agak sibuuk :"")

Gimana ceritanya??

Seru ga si?

Jangan lupa vote aji ya!!

See yaa




Coba Dulu Cintaku | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang