Fiki menatap datar kepergian mantan pacar temannya itu
Emosi memenuhi kepalanya, tadinya ia tak ingin ikut campur tapi ia paling tak suka jika ada laki-laki yang kasar pada perempuan
Fiki kemudian menoleh ke arah Fany. Fany nampak menatap kosong ke arah jalanan
"Fan, kamu gapapa?"
"Gapapa kok, makasih ya Fik"
"Yakin?"
"Gapapa," ucap Fany dengan senyuman namun tatapan yang tak dapat diartikan
"Yaudah, aku pulang dulu ya," ucap Fiki seraya mengambil helm
"Iya"
Fikipun melajukan motornya untuk pulang
Sesampainya di rumah...
Fiki mengetuk pintu namun tak ada satu orangpun yang menyaut
Ia keheranan pasalnya pada sore hari Kiran pasti sudah sampai di rumah
Fiki mencoba untuk membuka pintu dan ternyata pintunya tak terkunci
"Dek.."
Namun tak ada suara yang menyaut panggilannya itu
"Kiran kemana ya?" tanyanya dalam hati
Fiki berinisiatif untuk mengirim pesan pada Kiran
Kiran Bawel
Dek
readLu dimana?
readKok blm plg?
readKok di read doang
readW bilangin mama papa y
readWOI
readOke Fiki menyerah sekarang. Ia sendiri tak tau mengapa adiknya begitu
"Arghh," teriak Fiki seraya mengacak rambut hitamnya
Dilain sisi..
Fany masuk ke dalam rumahnya dan mengunci pintu
Ia berjalan menyusuri rumah dan masuk ke dalam kamarnya yang bernuansa minimalis itu
Ia merebahkan tubuhnya di kasur dan mengambil guling yang ada di sampingnya
Apa iya Fany baik baik saja seperti yang ia katakan?
Sepertinya tak begitu. Memang ya perempuan adalah mahkluk yang paling pintar menyembunyikan perasaannya
Fany menangis sejadi-jadinya
Tak mudah melepaskan kekasih yang sudah hampir 2 tahun menghabiskan waktu bersama
Bulir bening tak berhenti tercucur dari mata Fany
Ia bangun dan mengambil bingkai foto di nakasnya
"Ma, pa.."
"Fany kangen"
"Fany pengen curhat la gi hiks di pelukan mama"
"Fany pengen hiks da pet nasehat lagi dari papa," monolognya lirih
Tak mudah jadi seorang Fany. Kehidupan cintanya jarang sekali berjalan mulus, ditinggalkan orang tuanya saat dirinya masih kecil, dan ia juga mendapat tak sedikit ucapan tak enak dari orang-orang yang iri dengan kelebihannya
Beruntung dirinya masih memiliki Aldi namun Aldi juga tak setiap saat bisa menjaga Fany
Cuplikan masa lalu terpampang dalam pikiran Fany
"Ma.. aku gak menang," ujar Fany kecil yang menangis di pelukan sang ibu saat mengetahui dirinya tak memenangkan lomba
"Gapapa sayang, menang kalah kan biasa, nanti coba lagi ya"
"Bener tuh kata mama, gapapa kalo belum berhasil tapi jangan pantang menyerah dan harus coba lagi," ujar papa Fany
Notifikasi muncul dari benda pipih di sampingnya
Ia memutuskan untuk melihat handphonenya. Siapa tau nanti rasa sedihnya berkurang
Ternyata perkiraannya salah. Bukannya membaik suasana hatinya malah semakin memburuk
Notifikasi itu muncul dari komentar di akun sosial medianya. Dari komentar yang memujinya sampai komentar yang menghujatnya
User0123912
Apaan sih sok cantik bangetHitam_merahmudalovers
Gendut ihUbunubunnya_pokemon
Ga terlalu cantik tuh, biasa ajaDora_unch
Ini yang katanya pinter sesekolah? Maaf cuma pendapatku tapi mukanya jerawatan ya ga secantik di posterSebenarnya Fany tak terlalu mengindahkan komentar seperti itu sebelumnya tapi berbeda dengan saat ini
Oh ayolah, dia sedang sedih tapi malah dihadapkan komentar seperti ini
Fany melempar handphonenya ke sembarang arah
Masa bodo jika barang itu pecah. Suasana hatinya memburuk saat ini
Ia kembali menenggelamkan wajahnya di bantal kesayangannya
Bulir bening kembali membasahi pipinya
Lelah. Itu yang ia rasakan
Banyak orang yang iri dengan Fany karna memiliki paras manis, ia juga pintar, dan disayang guru. Apa Fany menyukai itu semua? Tentu saja tapi ia kadang lelah karena harus selalu mempertahankan nilainya, dituntut bagus dalam semua mata pelajaran, dan cibiran yang ia dapat setiap hari selalu membuat dirinya lelah
Fany menatap kosong ke arah balkon sambil terus menangis.
"Arghh," teriak Fany seraya menonjok tembok dan mengacak-acak meja belajarnya, ia tak tahan lagi dengan semua ini
Kembali ke rumah Fiki..
Fiki masih bergulat dengan pikirannya. Belum selesai masalah Fany, sekarang adik perempuannya itu merajuk entah mengapa
Fiki memutuskan untuk melajukan motornya mengantar makanan pada Fany
Sesampainya di rumah Fany...
Fiki yang baru saja ingin mengetuk pintu mendengar keributan dari dalam
Dengan panik Fiki berulang kali memanggil Fany
"FAN"
Sudah lebih dari 10 kali Fiki memanggil Fany tetapi yang dipanggil belum juga menjawabnya
Jeng jeng..
Gimana ceritanya ges?
Maafkan author yang baru up hari ini, maklumlah banyak tugas
Kalian ada saran gak buat author? Kalo ada mari tulis di komentarnya
Mutualan yuk
Ig : jefe_ney
Twt : Jennife75729392Makasih ya udah baca dan vote
Back to the nature, sporty and humble
See yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Cintaku | UN1TY
FanfictionKunikmati cinta sendiri dulu Walau harus pahit ku telan sakitku. Itulah yang dirasakan Fiki, menunggu tanpa kepastian di tengah kesedihan hatinya