Aldi memilih untuk kembali, rasanya masih enggan melihat orang yang ia percayai untuk menjaga adiknya justru membuat adiknya terluka
Kini Aldi telah berada di ruangan Fany setelah makan dan membungkus beberapa titipan Fany
"Dek" Ujar Aldi memanggil Fany
"Hm?"
"Kamu suka ga sih sama Fiki?" Tanya Aldi
"Abang aneh ih, tadi marah marah masa sekarang nanya kayak gitu" ucap Fany terheran
"Jawab aja," desak Aldi
"Iya kali," ucap Fany memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya
Belum sempat Aldi menanggapi suster memanggil Aldi
"Wali dari pasien harap menemui dokter di ruangan," ucap suster di mulut pintu
"Abang tinggal dulu sebentar ya"
"Hm," singkat Fany
Aldi melangkahkan kakinya ke ruangan dokter yang tak cukup jauh dari ruangan Fany
"Ada apa ya dok?"
"Keadaan pasien cukup membaik namun ada beberapa hal yang harus saya sampaikan"
Selesai dokter memberitahu keadaan tubuh Fany, Aldi segera berterimakasih dan pergi mengambil obat sesuai resep
Obat selesai di ambil bersamaan dengan dering teleponnya yang berbunyi dan menampilkan nama Farhan
"Halo"
"Iya tadi kecelakaan"
"Iya"
"Eh han malem ini lu kosong ga?"
"Kalo iya boleh kesini gak? Gue mau ngomong"
"Ya makasih"
Aldi mematikan panggilan itu secara sepihak.
Ia segera kembali ke fuangan adik semata wayangnya.
"Deek"
"Kenapa bang?"
"Lanjutin dong yang tadi"
"Apaan si, udah ah"
"Eskrim vanila"
"Gamau"
"Dua"
"Deal," final Fany seraya menjabat tangan kakaknya
"Jadi?"
"Ya gitu, kayaknya sih iya"
"Hmm suka yaa"
"Iyaa"
"Ciee"
"Ssst, jangan ngomong ngomong"
"Iya"
"Gitu dong"
"Kalo ga khilaf"
Fany yang mendengar itu segera mengambil bantal dan memukul Aldi dengan bantal itu
"Ih lagi sakit juga, iya iya abang ga bilang"
"Sekarang istirahat," sambung Aldi seraya mengusap kepala Fany
-------
Malam pun tiba
Farhan datang dengan 2 keranjang buah di tangannya
Menelusur masuk ke dalam rumah sakit dan memutuskan untuk ke ruangan Kirana terlebih dahulu
Tok.. tok.. tok..
"Eh bang, masuk dulu," ucap Fiki
"Iya makasih ya"
Farhan dan Fiki masuk bersama ke dalam
"Kirannya tidur, masih lemes pasti," ucap Fiki
"Mata lu kenapa?" Tanya Farhan
"Kenapa? Ga kenapa napa ah"
"Abis nangis kan lu?"
"Paan si"
"Nangis kan? Nangisin adek sama gebetan yaa?"
"Kok lu tau Fany ada disini?"
"Ya iyalah gue gitu loh, nih buat adek lu," ucap Farhan menaruh sekeranjang buah di nakas
"Bonyok mana?" sambung Farhan
"Pulang, istirahat"
"Ooh, yaudah deh gue ke Fany dulu ya? Lu tidur, istirahat, muka lu kecapekan gitu," ucap Farhan yang memang ada benarnya
"Iya, thanks ya"
"Sans, entar gue kesini lagi"
Farhan meninggalkan ruangan Kirana dan turun ke ruangan Fany dirawat
"Di"
"Eh han, dah nyampe lu? Masuk masuk"
"Fany mana?"
"Tidur"
"Ooh, yaudah nih buat dia," ucap Farhan seraya memberikan sekeranjang buah
"Thanks"
"Mau ngomong apa?"
"Diluar yuk"
"Yaudah ayo"
Mereka berdua memutuskan untuk mengobrol di kantin rumah sakit ditemani dengan 2 cangkir kopi hangat
"Kenapa?" tanya Farhan
"Bingung gue"
"Jelasin dulu dong hey, gue bukan cenayang yang bisa tau permasalahan idup lo"
"Gue udah takut nitipin Fany ke orang"
"Heh, adek lu tuh udah 17 tahun"
"Tapi dia ga bisa jaga diri han, kemaren dititipin ke Fiki aja bisa kecelakaan kayak gini, apalagi sendirian"
"Heh ini bukan gara-gara Fiki"
"Ya gue tau, tapi gue juga gabisa percaya lagi"
"Di, lu tuh terlalu berlebihan ga sih?"
"Fany tuh adek gue satu satunya han"
"Bukan, bukan soal itu, kalo itu sih gue mewajarkan, tapi masalahnya lu tuh terlalu berekspektasi tinggi sama manusia, mana ada orang yang bisa melindungi orang lain secara penuh disaat dia juga terancam, disaat adeknya sendiri gak berdaya," ucap Farhan
Aldi terdiam
"Fiki sesayang itu sama Fany, asal lu tau dia pernah galau banget gara-gara orang yang dia suka punya pacar"
"Fany bilang kalo dia udah mulai suka sama Fiki," ucap Aldi
"See? Anaknya baik baik aja kok, malahan sekarang suka"
"Iya karena itu, apa gue berenti kuliah aja ya?"
"Gila lu, bentar lagi skripsi, sia sia dong perjuangan lu, lu lupa segimana susahnya lu buat ngedapetin beasiswa?"
"Iya gue tau banget, tapi gue ga tenang"
"Udah gue bilang, Fiki sayang banget sama adek lu, dan kita sama sama tau dia akan selalu memperjuangkan kebahagiaan orang yang dia sayang, lebih dari dirinya sendiri"
Perkataan Farhan membuat Aldi terdiam cukup lama
Farhan menepuk pundak Aldi sebanyak dua kali sebelum akhirnya meninggalkan kursi yang sebelumnya ia duduki
Bersambung..
Hai readers! Maafkan author yang udah lama banget ga upload
Jangan lupa vote dan komen yaa
See yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Cintaku | UN1TY
FanfictionKunikmati cinta sendiri dulu Walau harus pahit ku telan sakitku. Itulah yang dirasakan Fiki, menunggu tanpa kepastian di tengah kesedihan hatinya