Tak yakin | 24

178 30 15
                                    

Aldi memilih untuk kembali, rasanya masih enggan melihat orang yang ia percayai untuk menjaga adiknya justru membuat adiknya terluka

Kini Aldi telah berada di ruangan Fany setelah makan dan membungkus beberapa titipan Fany

"Dek" Ujar Aldi memanggil Fany

"Hm?"

"Kamu suka ga sih sama Fiki?" Tanya Aldi

"Abang aneh ih, tadi marah marah masa sekarang nanya kayak gitu" ucap Fany terheran

"Jawab aja," desak Aldi

"Iya kali," ucap Fany memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya

Belum sempat Aldi menanggapi suster memanggil Aldi

"Wali dari pasien harap menemui dokter di ruangan," ucap suster di mulut pintu

"Abang tinggal dulu sebentar ya"

"Hm," singkat Fany

Aldi melangkahkan kakinya ke ruangan dokter yang tak cukup jauh dari ruangan Fany

"Ada apa ya dok?"

"Keadaan pasien cukup membaik namun ada beberapa hal  yang harus saya sampaikan"

Selesai dokter memberitahu keadaan tubuh Fany, Aldi segera berterimakasih dan pergi mengambil obat sesuai resep

Obat selesai di ambil bersamaan dengan dering teleponnya yang berbunyi dan menampilkan nama Farhan

"Halo"

"Iya tadi kecelakaan"

"Iya"

"Eh han malem ini lu kosong ga?"

"Kalo iya boleh kesini gak? Gue mau ngomong"

"Ya makasih"

Aldi mematikan panggilan itu secara sepihak.

Ia segera kembali ke fuangan adik semata wayangnya.

"Deek"

"Kenapa bang?"

"Lanjutin dong yang tadi"

"Apaan si, udah ah"

"Eskrim vanila"

"Gamau"

"Dua"

"Deal," final Fany seraya menjabat tangan kakaknya

"Jadi?"

"Ya gitu, kayaknya sih iya"

"Hmm suka yaa"

"Iyaa"

"Ciee"

"Ssst, jangan ngomong ngomong"

"Iya"

"Gitu dong"

"Kalo ga khilaf"

Fany yang mendengar itu segera mengambil bantal dan memukul Aldi dengan bantal itu

"Ih lagi sakit juga, iya iya abang ga bilang"

"Sekarang istirahat," sambung Aldi seraya mengusap kepala Fany

-------

Malam pun tiba

Farhan datang dengan 2 keranjang buah di tangannya

Menelusur masuk ke dalam rumah sakit dan memutuskan untuk ke ruangan Kirana terlebih dahulu

Tok.. tok.. tok..

"Eh bang, masuk dulu," ucap Fiki

"Iya makasih ya"

Farhan dan Fiki masuk bersama ke dalam

"Kirannya tidur, masih lemes pasti," ucap Fiki

"Mata lu kenapa?" Tanya Farhan

"Kenapa? Ga kenapa napa ah"

"Abis nangis kan lu?"

"Paan si"

"Nangis kan? Nangisin adek sama gebetan yaa?"

"Kok lu tau Fany ada disini?"

"Ya iyalah gue gitu loh, nih buat adek lu," ucap Farhan menaruh sekeranjang buah di nakas

"Bonyok mana?" sambung Farhan

"Pulang, istirahat"

"Ooh, yaudah deh gue ke Fany dulu ya? Lu tidur, istirahat, muka lu kecapekan gitu," ucap Farhan yang memang ada benarnya

"Iya, thanks ya"

"Sans, entar gue kesini lagi"

Farhan meninggalkan ruangan Kirana dan turun ke ruangan Fany dirawat

"Di"

"Eh han, dah nyampe lu? Masuk masuk"

"Fany mana?"

"Tidur"

"Ooh, yaudah nih buat dia," ucap Farhan seraya memberikan sekeranjang buah

"Thanks"

"Mau ngomong apa?"

"Diluar yuk"

"Yaudah ayo"

Mereka berdua memutuskan untuk mengobrol di kantin rumah sakit ditemani dengan 2 cangkir kopi hangat

"Kenapa?" tanya Farhan

"Bingung gue"

"Jelasin dulu dong hey, gue bukan cenayang yang bisa tau permasalahan idup lo"

"Gue udah takut nitipin Fany ke orang"

"Heh, adek lu tuh udah 17 tahun"

"Tapi dia ga bisa jaga diri han, kemaren dititipin ke Fiki aja bisa kecelakaan kayak gini, apalagi sendirian"

"Heh ini bukan gara-gara Fiki"

"Ya gue tau, tapi gue juga gabisa percaya lagi"

"Di, lu tuh terlalu berlebihan ga sih?"

"Fany tuh adek gue satu satunya han"

"Bukan, bukan soal itu, kalo itu sih gue mewajarkan, tapi masalahnya lu tuh terlalu berekspektasi tinggi sama manusia, mana ada orang yang bisa melindungi orang lain secara penuh disaat dia juga terancam, disaat adeknya sendiri gak berdaya," ucap Farhan

Aldi terdiam

"Fiki sesayang itu sama Fany, asal lu tau dia pernah galau banget gara-gara orang yang dia suka punya pacar"

"Fany bilang kalo dia udah mulai suka sama Fiki," ucap Aldi

"See? Anaknya baik baik aja kok, malahan sekarang suka"

"Iya karena itu, apa gue berenti kuliah aja ya?"

"Gila lu, bentar lagi skripsi, sia sia dong perjuangan lu, lu lupa segimana susahnya lu buat ngedapetin beasiswa?"

"Iya gue tau banget, tapi gue ga tenang"

"Udah gue bilang, Fiki sayang banget sama adek lu, dan kita sama sama tau dia akan selalu memperjuangkan kebahagiaan orang yang dia sayang, lebih dari dirinya sendiri"

Perkataan Farhan membuat Aldi terdiam cukup lama

Farhan menepuk pundak Aldi sebanyak dua kali sebelum akhirnya meninggalkan kursi yang sebelumnya ia duduki


Bersambung..

Hai readers! Maafkan author yang udah lama banget ga upload

Jangan lupa vote dan komen yaa

See yaa


















Coba Dulu Cintaku | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang