Fiki akhirnya memutuskan untuk menelfon Fany tetapi nihil hasilnya
Fiki semakin panik pasalnya suara keributan tadi mendadak hilang
"FAN"
Fiki memutuskan untuk mendobrak pintu itu
Dugh
Bugh
Bugh
Duakk
Akhirnya di dobrakan ke empat pintu itu terbuka, lebih ke rusak sih sebenarnya
Fiki langsung masuk begitu pintu terbuka. Matanya melihat sekeliling tapi tak menangkap sosok yang ia cari. Fiki berinisiatif untuk membuka pintu yang ada di rumah itu satu persatu hingga sampailah ia di kamar Fany
Fiki terkejut dengan pemandangan yang disuguhkan kamar ini
Fany nampak terduduk di lantai dengan tangan berdarah, dan pecahan vas bunga di dekatnya
"Fan"
Fiki mendekatkan dirinya ke arah Fany. Fiki duduk di sebelah Fany dan mengelus pundaknya
Tubuh Fany bergetar, ia tak sanggup menahan tangisnya
Fiki menatap Fany, tak pernah ia lihat Fany serapuh ini. Fany adalah orang yang sangat ceria dan hampir tak pernah menunjukan lukanya pada dunia, tapi siapa sangka ternyata Fany memiliki sisi seperti ini
Fiki berjalan ke arah kotak p3k dan mengambilnya untuk mengobati luka di tangan Fany
Fiki mengobati luka Fany dengan telaten dan sangat hati-hati. Rasa penasaran memenuhi pikiran Fiki namun ia memilih untuk diam. Ketenangan Fany jauh lebih penting ketimbang rasa penasarannya saat ini
"Nih minum dulu," ujar Fiki menyodorkan segelas air
"Makan ya?" Ucap Fiki saat Fany nampak lebih tenang, namun Fany masih terdiam
"Nih," ujar Fiki seraya menyodorkan nasi goreng yang ia beli sebelum menuju ke rumah Fany
"Makan dulu nanti sakit"
"Makasih," ujar Fany menerima nasi gorengnya
Keheningan melanda mereka. Tak ada satupun percakapan disana
"Makasih ya Fik, maaf selalu ngerepotin" akhirnya Fany buka suara
"Iya, sama-sama, jangan ngomong gitu mulu ah, aku kan udah sering bilang kalau aku gak ngerasa direpotin, santai aja" ucap Fiki
"Eum, tadi ada apa?" ucap Fiki memberanikan diri untuk bertanya
Tapi Fany hanya diam
"Gapapa kok kalo belum mau cerita, maaf aku jadi nanya-nanya, tapi kumohon jangan kayak gini lagi ya"
"Fik"
"Hm?"
"Aku.. cape"
"Huft.. ada kalanya dimana manusia bisa merasa lelah, dan kala itu juga mereka dihadapkan dua pilihan yaitu menyerah atau tetap berjuang, plis jadi yang tetap berjuang ya, kamu hebat pasti bisa"
Fany mengangguk
"Kenapa ya orang-orang selalu nganggap aku ini sempurna? padahal hidupku ga seenak yang mereka kira," ujar Fany tersenyum miris
"Dituntut buat selalu sempurna ga enak ya Fik"
"Ya begitulah, banyak manusia yang emang kadang ga pernah puas, selalu menuntut orang lain untuk sempurna padahal dirinya sendiri masih jauh dari orang tersebut," ujar Fiki menatap ke arah tembok
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Cintaku | UN1TY
FanfictionKunikmati cinta sendiri dulu Walau harus pahit ku telan sakitku. Itulah yang dirasakan Fiki, menunggu tanpa kepastian di tengah kesedihan hatinya