"Bang..." lirih Kirana
"Kenapa?" Lembut Fiki
"Ka Fany.." ucap Kirana
"Tunggu sini ya"
Kirana hanya mengangguk
Fiki mengendap dengan perlahan bak pencuri dan ia beruntung karena tidak ketahuan oleh siapapun
"Lepaaaas!!!" Teriak Fany yang tangannya diikat dengan kencang du seberang sana
Fiki mengambil asal kayu yang ada di dekatnya. Ukurannya cukup besar namun tak terlalu berat baginya. Belum sempat Fiki beraksi tiba-tiba datang mobil dari arah lain, beruntung dirinya tidak ketahuan. Para penculik disana nampaknya sedang bersantai sebelum mencari keberadaan Fiki dan Kirana, amatir sekali bukan?
Fiki sesekali menengok ke arah Kirana, memastikan adiknya baik-baik saja. Saat para penculik dirasa lengah Fiki memulai aksinya. Ia mengendap lagi ke arah mobil dan..
Bugh..
Fiki memukul dada salah satu penculik yang berada di luar mobil sekuat yang ia bisa dengan kayu ditangannya yang menyebabkan penculik itu jatuh ke aspal. Fiki menendang wajah sang penculik hingga berbunyi dan tergores ke aspal. Penculik itupun terkapar pingsan
Fiki kembali mengendap ke arah mobil dan..
Prang..
Fiki memecahkan jendela bagian belakang mobil sang pencuri guna mengalihkan perhatian
Pencuri itu keluar dari mobil dan menuju ke bagian belakang namun ternyata Fiki berada di bagian depan.
Bugh..
Suara itu terdengar begitu nyaring. Fiki memukul kepala salah satu penculik hingga penculik itu tersungkur ke aspal
Penculik satu lagi langsung menghantam Fiki hingga terjatuh namun dengan segera Fiki bangkit dan menendang pencuri itu hingga terpental
"Ayo," ucap Fiki dengan nafas yang masih tersengal
Fany langsung berlari memeluk insan di depannya itu, sungguh ia takut. Fiki membalas pelukan Fany. Keduanya menikmati kehangatan peluk selama beberapa menit hingga akhirnya memutuskan untuk menyambangi tempat dimana Kirana berada
"Kir, masih sakit ya?" ucap Fany
Kirana hanya menjawab dengan senyum yang ia paksakan, ia tak bohong jika lulanya memang seperih itu
"Fik, kamu bawa handphone kan?" tanya Fany
"Iya"
Fiki mengambil ponselnya dan segera memanggil ambulance, polisi, kedua orang tuanya, dan juga Aldi
Polisi datang terlebih dahulu, para penculik langsung ditangkap dengan sigap
Tak lama orang tua Fikipun datang
"Sayaang!" Mama langsung memeluk Kirana
"Maaf ma," pelan Fiki
"Kamu gapapa bang?" tanya Mama
Fiki hanya menggeleng
"Papa yang harusnya minta maaf," ucap Papa
"Udah nanti aja minta maafnya, sekarang bawa Kiran ke rumah sakit dulu" ucap Mama
"Fiki udah panggil ambulance" tak lamapun ambulance itu akhirnya sampai
Fiki menggotong Kirana masuk ke dalam ambulance, disusul mama dan papa yang masuk ke dalam ambulance
"Fiki, kamu pake mobil papa ya, sekalian anterin pacar kamu," ucap Papa
"Ha? O-oh i-iya pah"
Fiki mengajak Fany dan mereka berduapun masuk ke dalam mobil
Sesampainya di rumah sakit Fany dan Fiki langsung berlari menuju bagian informasi
"Permisi mbak, pasien yang namanya Kirana Arletta ada di ruangan mana ya?" tanya Fiki
"Pasien berada di ruang kamboja 3 di lantai 2 ya mas"
"Makasih mbak"
Belum melangkahkan kaki ke ruangan yang dimaksud tiba-tiba Aldi datang
"Fik, Fan," aldi bicara dengan sangat menusuk. Siapapun yang mendengarnya akan langsung bungkam dan bergetar
Haii readers kesayangan author!Maafkan author yang baru up hari ini, pendek pula:)
Alesannya karena memang belakangan ini author lagi sibuk di rl
Jadi author mutusin untuk ubah jadwal up:)
Jadi cerita ini akan up pada hari Minggu setiap 2 Minggu sekali dan diseling sama cerita kedua author yang judulnya Penyembuh Lukamu
Jadi misalnya hari ini up cobcin minggu depan up PL terus minggu depannya lagi up cobcin. Kira kira kayak gitu (jangan lupa baca Penyembuh Lukamu juga ya)
Oh iya jangan lupa vote+commentnya yaa
Kalo ada saran boleh langsung di tulis di comment, author akan nerima dengan baik
Segitu dulu aja
Back to the nature, sporty, and humble
See yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Coba Dulu Cintaku | UN1TY
FanficKunikmati cinta sendiri dulu Walau harus pahit ku telan sakitku. Itulah yang dirasakan Fiki, menunggu tanpa kepastian di tengah kesedihan hatinya