16. Sabar-sabar

390 28 0
                                    

Pagi ini Raina sudah ada di Cafe, dengan Jean yang sudah membuntuti dia dari tadi, katanya si karna ga ada kerjaan

Ya, perlu kalian tau, Jean itu manager di cafferai tugasnya ga banyak2 amat kadang² doang bantu² staf yg lainnya.

"Lu kenapa si bu bos mukanya kusut bener, mana tumben berangkat pagi lagi"

"Suka² saya dong babu" Mendengar Jawaban Raina pun Jean seketika melongo

"Astaghfirullah, gini² gue babu berkelas tau" Raina menanggapi dengan mulutnya bergerak seakan berkata "bullshit"

"Nanti siang gue ada urusan jadi sekarang aja ke sininya" Lanjut Raina

"Emang mau kemana, kalau jadwal kontrol lu ga sekarang deh"

"Asal lu tau aja ya, itu si pak Fahri buat persyaratan yg ga jelas, masa gue di suruh masak makan siang buat dia, selama waktu yang tak di tentukan" Muka Raina sudah terlihat kesal saat menjelaskan itu

Flashback

"Jadi bagaimana pak, Kapan bapak bisa menandatangani kontrak kita?" Tanya Raina dengan sopan

"Kamu tau kan bekerjasama dengan Pramana group itu, banyak konsekuensinya?" Pertanyaan Azzam itu di angguki oleh Raina

"Saya siap mendapat persyaratan nya" Azzam yang melihat itu mengangkat sudut bibirnya tipis

"Oke. kalau begitu mulai besok, kamu harus memasak makan siang untuk saya, dan kegiatan kamu itu di lakukan sampai waktu yang saya tentukan"

"HAH?"

"HAH?"

Raina, bahkan Reno yang sedari tdi menjadi pembicara Azzam pun sama shock nya dengan Raina

"Sekali ngomong malah ngasih persyaratan yang aneh² gelo sia budak" Batin Reno

"Ta-tapi itu sudah di luar pembahasan kerja pak"

Raina masih ga habis pikir, bisa²nya seorang bos besar dari perusahaan bergengsi itu memanfaatkan pengusaha kecil untuk mendapatkan pembantu gratis.

"Saya ga mau tau, toh di sini yang akan banyak mendapatkan keuntungan itu pihak kamu" Masih dengan raut tenang dan datar itu tpi dalam hati Azzam sudah tertawa melihat ekspresi Raina

"Bersedia atau tidak, sekarang ada di tangan kamu, toh saya juga ga akan rugi" Lanjut Azzam lagi

Raina bingung, apa dia harus menerima tawaran?, eh bukan itu bukan tawaran, lebih tepatnya pemaksaan, karna di sini Azzam memang memojokkan pihak Raina yg Notaben nya sedang membutuhkan bantuan dri Perusahaan Azzam.

"Kalau ga buat cafe mah ogah gue jdi babunya si bapak galak ini, udah galak, dingin, muka tembok, ah sudahlah" Batinnya

"Huft..oke saya terima persyaratan itu" Senyum kemenangan terpancar di wajah adam, tapi lebih tepatnya itu senyuman devil yang buat semua orang melihat berpikir Azzam siap memakan orang.

Flashback off

"HAHAHA" Tawa Jean menggelegar sampai mars

"Ketawa lu monyet" Sengit Raina

"Habisnya, bisa²nya tu pak Fahri tau aj klw lu cocok jadi babu" Jean masih setia memegang perutnya yg sakit karna tertawa

"Aihs ku potong gaji mu ya Jean ya"

"Eet jangan dog Rai ih, kan gaji gue buat beli skincare" Jawaban memelas dari Jean hanya di belas nyenyenye oleh Raina

***

Jodoh Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang