24. menjauh untuk dekat

356 23 4
                                    

.
.
.
.

Selang beberapa jam Raina masih tak kunjung membuka mata, Azzam pun tak pernah meninggalkan gadis itu sendiri di ruangan itu.

"Assalamualaikum gus"

"Waalaikumsalam umi abi"

"Gimana keadaan Raina?" Tanya umi salwa

"Belum sadar umi" Balas Azzam tanpa mengalihkan pandangan nya dari Raina

"Zam kamu pulang dulu gih biar umi yang jaga Raina" Kata umi salwa yang melihat keadaan Azzam sudah sedikit kacau

Azzam melihat ke arah umi nya dan sang umi menganggukkan kepala, menandakan Raina akan baik2 saja.
Lalu Azzam pergi pulang untuk mengganti pakaiannya yang dari tadi pagi belum di gantinya,

***

Laki² yang sedang mengendarai mobilnya untuk pergi ke kantor itu menoleh, saat melihat wanita yang sedang berjalan santai di trotoar. Rupanya itu Jean, lantas Reno menepikan mobilnya untuk menghampiri Gadis itu

"Pagi neng" Sapa Reno sambil senyum menampakkan deretan giginya

"Naah, emang rejeki anak sholehah deh gue pagi² dapet tumpangan" Timpal Jean sambil masuk ke mobil Reno

"Heh engga ada yang nawarin lo naik" kata Reno yang tak di indahkan oleh Jean

"Mau dapet pahala?" Tanya gadis itu lalu di angguki oleh Reno "anterin gue ke cafe ntar dapet pahala" Sambungnya lagi

"Halah"

***

"Raina" Suara dari ambang pintu mengalihkan fokus orang di dalam ruangan itu

Di sana ada Adit da vivian yang baru saja tiba, lantas Vivian menghampiri adiknya yang masih setia dengan mimpinya

"Kenapa bisa gini sih Rai, kamu keluarga kakak satu²nya Rai. Jangan tinggalin kakak" Tangis Vivian terdengar di seluruh penjuru ruangan itu dengan Adit yang setia menenangkan istrinya itu

Siapa yang tidak sedih melihat adik yang di sayangi rupanya menyimpan kesakitannya sendiri, tanpa mau membagi dengan orang lain. Vivian takut, takut kehilangan Raina, adik satu²nya yang sangat di sayanginya. Rasanya dia gagal menjadi seorang kakak

"Vivi, keadaan Raina sudah mulai membaik jadi kita doakan dia cepat sadar ya" Kata Umi salwa yang juga menenangkan Vivi

Jari² yang semulanya diam kini tiba² bergerak, semua yang ada di ruangan itu pun langsung menghampiri Raina saat melihat mata gadis itu mengerjap lemah
"Raina" Panggil Vivi dan yang di panggil pun melihat ke arah sang kakak

"Kak" Panggil Raina lemah

"Iya Rai, ini kakak sayang" Tangis haru Vivian melihat adiknya sudah sadar

Saat Raina menoleh ke arah yang lain, terdapat umi dan abi Azzam di sana
"Ini umi nak"

Raina sedikit mendapatkan ingatannya. Hanya sedikit, dia masih sulit untuk mengingat beberapa hal

***

Sudah lima hari Raina ada di rumah sakit, keadaan gadis itu juga sudah membaik.

Dan selama lima hari pula hanya Jean, Reno, dan Kyung yang menjenguknya. Dia teringat kata umi bahwa Azzam lah yang membawanya ke rumah sakit, tapi laki² itu belum juga menunjukkan batang hidungnya saat Raina sudah sadar.

Di sisi lain Azzam sudah mulai frustasi melihat berkas yang tak kunjung selesai di tanda tangani ini.

Iya, beberapa hari itu Azzam di Badung mengurus masalah kantor yang tidak bisa di wakili oleh Reno, laki² itu saat mendengar bahwa Raina telah sadar rasanya ingin cepat² pulang ke Jakarta,

Jodoh Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang