14. wedding day.

764 162 18
                                    

"Hari bahagia namun dengan senyum yang palsu."
.
.
.
.
.
.
Happy Reading 💚

***


Selama pergi dari negara kelahirannya untuk berobat dulu, Hitomi tidak pernah terpikir bahwa ia akan benar-benar menikah dengan Haechan.

Dulu ia yakin sekali bahwa jika suatu saat ia kembali ke sana dan orang tua mereka meminta untuk segera menikah, Haechan pasti akan langsung menolaknya.

Tapi kenyataannya tidak begitu, lelaki ini malah setuju dan tidak protes bahkan ketika pernikahan mereka di percepat dari yang seharusnya.

Hitomi menatap dirinya di depan cermin besar, gaun ini terlalu bersinar untuk di pakai orang dengan pemikiran suram seperti dirinya.

Kali ini wajahnya nampak lebih berwarna dari yang biasanya akibat riasan dari orang yang tidak ia kenal.

"Cantiknya.."

Gadis itu melirik tiga temannya yang masih menggumamkan kalimat aneh yang tidak ia sukai itu.

Mereka terus mengatakan bahwa ia cantik, tapi bagi Hitomi ia tidak lebih seperti seseorang yang akan menjadi badut.

Berdiri di depan banyak tamu undangan dan bermain peran sebagai istri Lee Haechan.

Dia jadi ingin tahu apa yang ada di dalam isi kepala Haechan saat ini.

"Senangnya jadi Hitomi." ucap Chaewon, Yeji dan Ryujin mengangguk setuju.

Dengan wajah galak di tambah kesal, Hitomi menoleh, "Senang dari mana?!"

"Jangan di lihat dari pasangannya, lihat suasananya dong." kata Ryujin.

"Tapi di pikir lagi, bukannya Hitomi senang nikah sama Haechan?" tanya Yeji tanpa beban.

"Ngga." jawab Hitomi cepat.

Memangnya kalau ia menyukai Haechan, berarti dia harus senang menikah dengan lelaki itu?

Ayolah, membayangkannya saja membuat kepalanya pusing tujuh keliling.

"Ya tapi mau gimana lagi? Emangnya Hitomi bisa nolak?" suara Ryujin terdengar, gadis itu tiba-tiba peka karena jawaban yang Hitomi berikan.

"Sebenarnya kalau mau, bisa sih." balas Chaewon.

Hitomi menatap teman yang lebih tua satu tahun dari dirinya.

Chaewon tidak salah. Seandainya Hitomi mau mengambil resiko dan memberanilan diri, dia bisa dengan bebas menolak.

Hanya karena perasaan tidak tega jika perusahaan yang selama ini sudah susah payah di bangun oleh keluarganya hancur, Hitomi memilih untuk mengalah.

Biarlah ia mengorbankan perasaannya sendiri, lagian sejak awal dia sudah mempersiapkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi setelah menikah dengan Haechan.

***

Tamu undangan terus berdatangan satu persatu, seperti tidak ada habisnya.

Baik Haechan maupum Hitomi sudah sama lelahnya, berdiri menyambut para tamu dengan senyuman palsu yang mereka buat nampak semanis mungkin.

"Capek ngga?" tanya Haechan tiba-tiba di saat beberapa tamu mulai menyingkir dari hadapan mereka.

Hitomi mengangguk lesu dan tersadar, "Ngapain nanya?"

Haechan mendecak kesal, "Kalau lo pingsan, gue yang repot."

On Rainy Days | Haechan x Hitomi  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang