13. stalker.

713 152 23
                                    

"Dia terlalu menganggap remeh masalah itu."
.
.
.
.
.
.
Happy Reading💚

***

Kabar mengenai Haechan dan Hitomi langsung menyebar luas ke segala penjuru.

Ketika memasuki tempat mereka bekerja, baik Haechan maupun Hitomi sama-sama bisa merasakan bahwa segala perhatian tertuju pada mereka.

Entah harus seperti apa mereka bersikap karena masalah ini, yang pasti keduanya nampak tidak begitu peduli dengan pandangan orang lain.

Hitomi saat itu berada di ruang rapat atas permintaan kakaknya, hanya dia sendiri anak baru yang ada di sana.

Gosip apa lagi yang akan mereka katakan, dia tidak ingin menjadikannya sebagai beban pikiran.

Cukup Haechan saja yang membuat Hitomi pusing hingga kepalanya ingin pecah, jangan di tambah lagi dengan hal yang tidak berguna seperti itu.

Jaehwan dalam diam melirik adik perempuannya yang nampak berbeda, bagi orang lain itu terlihat sama. Tapi bagi dirinya yang tahu segala tentang Hitomi, ini terlihat sangat berbeda.

Dari sorot mata hingga tingkah lakunya, hari ini semua nampak berbeda.

"Selanjutnya kita membahas masalah kerja sama dengan perusahaan--"

Brak!!

Jaehwan berhenti berbicara, orang-orang yang tengah memperhatikan calon pemilik perusahaan itu langsung menoleh ke arah pintu, begitu pula Hitomi yang tadinya melamun ikut melirik.

Lalu membulatkan matanya melihat Haechan masuk sedangkan di belakang lelaki itu ada beberapa satpam yang kelelahan.

"Maaf pak, saya sudah berusaha menghentikannya."

"Jadi, ada urusan apa?" Tanpa mempedulikan para satpam, Jaehwan menatap Haechan menuntut jawaban.

"Oh? Gue ganggu ya? Tapi gue ke sini juga atas permintaan Ayah--"

"Apa katanya?" Jaehwan segera memotong, tidak ingin mendengar Haechan menyebut lelaki itu dengan sebutan Ayah.

Haechan tidak menjawab, lelaki itu menatap wajah lesu Hitomi yang tidak bersemangat.

Mendekat lalu menariknya untuk bangkit dari kursi.

"Eh?" ketika tubuhnya di tarik menuju keluar dari ruangan, barulah Hitomi tersadar.

Gadis itu melirik ke belakang, menatap beberapa pegawai yang panik karena dirinya di bawa, kemudian sang kakak yang malah tersenyum tanpa ada niat menghentikan.

"Haechan, ini jam kerja." ucap Hitomi.

Tanpa menjawab sama sekali dan terus menarik tunangannya, Haechan menatap lurus ke depan mengabaikan beberapa pasang mata yang menatap mereka dan membawa Hitomi pergi.

***


Hitomi beberapa kali melirik Haechan yang duduk sembari bermain ponsel, sementara ia saat ini berada di antara Mama Lee, Bunda, dan Ibu tirinya.

Lucu sekali, dia punya banyak Ibu.

Dalam hati ingin memarahi Haechan yang tadi tidak mau memberitahu arah tujuan mereka. Padahal mudah saja, lelaki itu tinggal bilang jika Hitomi di suruh untuk memilih gaun pernikahan nanti.

"Yang ini."

"Dih? Jelek! Yang ini aja."

Kembali pada dunia nyata, Hitomi menatap jengah pada Bunda dan Ibu tirinya yang masih melanjutkan acara pertengkaran mereka.

On Rainy Days | Haechan x Hitomi  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang