20. Good or Not?

175 36 5
                                    

"Aku pikir itu yang terbaik."
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading💚

***

Tiga tahun adalah waktu yang cukup bagi Haechan dan Hitomi untuk saling mengenal. Keduanya tidak terlalu dekat namun sudah cukup berani untuk berinteraksi di depan banyak orang.

Misalkan saling menyapa, berbicara di depan umum, pulang bersama, terkadang Haechan memberikan bekal yang Mama Lee siapkan untuk Hitomi sebelum mereka memasuki kelas.

Tiga teman Haechan tentu sudah tahu, ekspresi terkejut mereka tidak bisa di hindari. Hanya Jeno seorang yang tahu cerita lebih lengkapnya, sedangkan Jaemin dan Renjun hanya tahu sebatas perjodohan konyol itu.

Bagi Haechan itu cukup menyenangkan, ia tidak segugup dulu. Tapi rasa sukanya semakin hari semakin besar, entah bagaimana dengan Hitomi.

Oh iya, selain guru dan ketiga temannya tidak ada seorang pun yang tahu lagi.

Haechan berjalan seperti biasa menuju kelas bersama Renjun yang kebetulan berpapasan dengannya di depan gedung sekolah.

Dari kejauhan bisa ia lihat Hitomi berdiri di depan beberapa perempuan yang membelakanginya, tanpa pikir panjang ia langsung menyapa seperti biasa.

"Hitomi!!"

Untuk sesaat Haechan di buat bingung dengan ekspresi gadis-gadis yang tadi berdiri di depan Hitomi, mereka menatapnya terkejut dan segera melarikan diri dari sana.

"Kamu kenal sama mereka?" tanya Haechan.

"O-oh, iya kak.. mereka teman aku."

Renjun yang berdiri di sebelah Haechan nampak mengerutkan kening mendengar jawaban Hitomi, Haechan sendiri justru lanjut berbicara tanpa sadar apapun.

"Ini dari Mama." Haechan memberikan bekal seperti hari-hari sebelumnya yang di terima dengan baik oleh Hitomi.

Gadis kecil itu menerima dengan senyuman menggemaskannya seperti biasa membuat pipi Haechan dan Renjun serentak merona.

"Makasih kak, aku balik ke kelas duluan ya. Takut terlambat." Hitomi segera berbalik dan berlari menjauh, ia tidak mau di marahi oleh mereka karena terlalu lama berada di sekitar Haechan.

Haechan memiringkan kepalanya tanda bingung dengan tingkah gadis yang akan menjadi masa depannya, namun Ia yang tidak peka mengangkat bahu acuh dan berbalik.

"Ayo, kita balik juga." Renjun mengangguk dan menatap punggung Hitomi yang menjauh sampai akhirnya hilang ketika gadis itu berbelok.

Aneh sekali.


***

Hitomi memeluk erat tasnya yang sejak tadi terus di tarik oleh kakak kelas di hadapannya ini, Ia tidak mau kalau sampai bekal pemberian Mama Lee di rampas oleh mereka.

"Heh! Kasih cepat!" bentak si kakak kelas.

"Ngga bisa kak, ini di siapin untuk aku." ucap Hitomi lembut.

"Oh kamu berani sama aku? Papa aku salah satu orang penting loh di kota ini asal kamu tau!" seru si kakak kelas itu lagi, teman-teman di sebelahnya ikut mengompori.

Hitomi jelas bisa menjawab kalau Ia mau, orang tuanya adalah salah satu orang terkaya di kota— tidak bahkan bisa di bilang di negara ini. Sama halnya dengan keluarga Haechan.

Kakak kelas itu mendorong Hitomi hingga Ia menabrak loker di belakangnya dan merintih kesakitan.

Jangan menangis Hitomi, tolong jangan menangis. Sesakit apapun jangan menangis dan jangan mengeluh.

On Rainy Days | Haechan x Hitomi  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang