16. before insiden.

660 114 19
                                    

"Dia tahu mengenai perasaan lelaki itu. Pernyataan itu cukup untuk membuat dia semakin membencinya."
.
.
.
.
.
.
.
Happu Reading 💚

***


"Kamu beneran udah baikan?" telapak tangan Yangyang terangkat menuju kening Hitomi untuk melihat apakah Hitomi benar-benar sudah sembuh. 

"Udah kok." Hitomi menjawab sambil mengangguk. 

"Lagian kenapa ngga bilang kalo lagi sakit?" tanya Shotaro.

"Lupa, lagian Haechan udah bantu kemarin waktu lagi sakit."

Yangyang dan Shotaro saling pandang.

"Bagus deh kalau begitu." ucap Yangyang kemudian mengusap kepala Hitomi dengan senyuman seperti biasa.

Hitomi tidak merespon dan memilih untuk melanjutkan kegiatan sebelumnya.

Cukup banyak pekerjaan yang tertinggal karena dirinya izin kemarin.

"Haechan.. Ngga macam-macam kan?" tanya Shotaro tiba-tiba. 

Pertanyaan yang sedikit mengejutkan untuk dirinya, mengingat sehari sebelum ia sakit lelaki itu membawa kekasihnya ke rumah mereka. 

Dengan senyum palsu segera ia menjawab, "Ngga kok."

Namun sepertinya Shotaro nampak tidak yakin, kali ini Yangyang ikut memperhatikan membuat Hitomi merasa tidak enak jika harus berbohong lagi. 

"Sehari sebelum aku sakit dia bawa pacarnya ke rumah." akhirnya ia memilih untuk jujur. 

"Pastinya.. Ngga mungkin Hitomi yang terkenal teliti bisa seceroboh itu kalau bukan karena ada masalah yang bikin pikiran kamu jadi ngga fokus." Shotaro mengeluarkan kata-katanya. 

"Apa perlu aku pergi marahin Haechan?" lanjut Shotaro.

Hitomi segera menggeleng panik, gadis itu menatap Yangyang untuk meminta bantuan. 

Namun lelaki itu justru memberi pendapat yang sama dengan Shotaro, "Sejak awal kita di sini buat jaga kamu, Hitomi."

"Iya tau, tapi mau kalian marah ke Haechan, nasehatin Haechan, ngga ada gunanya. Dia ngga akan mau dengar semua pendapat kalian, dia cuma mau ngerjain apa yang dia mau." jelas Hitomi. 

"Segitu sukanya kah kamu sama dia?"

Hitomi terdiam mendengar perkataan Yangyang, gadis itu menunduk. 

Apa dia memang sangat menyukai Haechan? Apa perasaannya tidak berkurang sedikitpun?

Semakin di pikirkan, semakin ia merasa dirinya bodoh. 

Bagaimana bisa ia terus bertahan di saat semua jawaban telah jelas? Mengapa ia harus terus seperti ini?

Ia juga ingin segera berhenti, ia ingin bebas, dan ingin  melakukan apapun yang ia inginkan.. Sama halnya dengan Haechan. 

"Ngga usah terlalu di pikirkan, kalau kamu ngga mau, ya kita ngga jadi pergi marahin si Haechan itu."

Shotaro yang merasa bersalah karena membuat gadis itu murung, segera bersuara. 

Hitomi cemberut dan membelakangi mereka. Berusaha fokus sebelum matanya menangkap sosok yang nampak sangat tidak asing. 

"Hei, bukannya ini ruang khusus karyawan?" tanya Hitomi pada dua temannya. 

Baik itu Shotaro maupun Yangyang sama-sama mengangguk. 

"Jadi.. Kenapa dia ada di sini?" Hitomi menunjuk tepat ke arah orang itu. 

On Rainy Days | Haechan x Hitomi  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang