11. Still love you

927 123 3
                                    

Jay menatap Aena yang tertidur di bangsal, dia bingung harus apa dan mengatakan apa nantinya jika perempuan itu sudah bangun. Dia salah paham dan sekarang rahasia terbesarnya juga di pegang di tangan Aena.

"Bisakah kau diam saja?" kesal Jay pada Heeseung yang terus mondar-mandir, "Tidak usah khawatir, dia hanya pingsan dan akan sadar sebentar lagi," omelnya.

Heeseung yang terlihat gelisah itu akhirnya duduk dan menatap Aena. Dia menyesal tentang kejadian kemarin, menyesal karena waktu itu tidak membentak Lena saja, sampai Jay harus ikut serta dalam pertengkaran mereka.

Jay memutar bola matanya malas, "Aku tau kau sedang memikirkan cara untuk meminta maaf."

Heeseung menoleh.

"Aku tidak bisa membaca pikrianmu, kau terlihat gelisah dari kemarin," ucap Jay sambil memainkan ponsel nya.

Heeseung mengangguk kecil, "Tentang identitasmu yang tersebar, bagaimana? Kau tidak memikirkan itu?"

"Tentu saja."

"Apa yang akan kau lakukan? Kabur seperti dulu?"

Jay memalingkan pandangannya agar tidak menatap Heeseung,  "Jika aku tertangkap, maka aku akan kembali ke Enville."

Heeseung sedih melihat Jay seperti ini, Heeseung tau jelas bagaimana kondisi temannya ketika tragedi itu terjadi. Heeseung juga salah satu saksi saat Jay kabur dari istananya sendiri, dan mereka sama-sama bertemu di perkotaan.

Bedanya Heeseung tidak kabur, lebih tepatnya pindah, tentu saja ayah dan ibunya tau hal itu.

Heeseung pindah ke perkotaan setahun setelah Jay dinyatakan kabur dari istana. Lalu mereka berteman saat sudah masuk kuliah bersama. Itu sebabnya dia bisa mendapat undangan makan malam beberapa minggu yang lalu.

Jay berdiri dari duduknya, "Sebaiknya kalian membicarakan kejadian kemarin, dia tidak ingin kau pergi darinya."

"Aku akan membantumu."

Jay mengerutkan keningnya, "Soal apa?"

"Aku tidak akan membiarkanmu tertangkap dan kembali ke Enville," kata Heeseung. Dia merasa ada hutang budi.

Jay mendengus lucu, "Tidak usah, bagaimanapun caranya aku akan berakhir disana."

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu disiksa lagi oleh orang-orang jahat itu. Ini sebagai ucapan terima kasih ku karena sudah mengembalikan Aena padaku pada malam itu," ujar Heeseung.

Jay harus berpikir dua kali soal ini. Benar jika dia butuh bantuan Heeseung, tetapi dia juga merasa akan percuma. Bagaimana pun caranya, sekarang ini dia sedang di anggap sebagai buronan yang bisa tertangkap kapan saja. Di tambah lagi, yang mencarinya itu bukan hanya satu orang. 

"Aku seorang psikopat, Heeseung. Sudah sepantasnya aku kembali kesana daripada melakukan pembunuhan berantai disini."

"Tapi-"

"Lupakan saja. Terima kasih karena mau membantuku, tetapi aku tidak membutuhkannya," ucap Jay lalu pergi.

Heeseung menghela nafas, dia tidak menyangka Jay akan berkata seperti itu saat dia benar-benar berniat untuk membantunya.

"Jay Park itu lucu sekali."

Heeseung tersentak dan berbalik mendengar Aena yang tiba-tiba berbicara, tetapi perempuan itu terlihat masih tertidur di bangsal, masih menutup mata dan malah membuat Heeseung takut.

"Aena, kau sudah bangun?" tanya laki-laki itu memastikan.

"Aku tidak suka dengan orang itu, kak."

Heeseung menyentuh dadanya sambil menghela nafas setelah mengetahui apa yang terjadi, "Keluar dari tubuhnya, Ni-ki. Jangan sembarangan merasuki orang."


Brus!


"Kau ini tidak seru sekali," omel Ni-ki kesal setelah memperlihatkan dirinya.

"Jangan lakukan itu lagi."

"Apa salahnya?"

"Ni-ki," Heeseung menatap sang adik penuh kekesalan.

Laki-laki itu memutar bola matanya, "Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi."

Ni-ki menghilang setelah mengomel.

Heeseung kembali duduk lalu menggenggam tangan Aena, berharap perempuan itu bangun secepat mungkin agar dia bisa menjelaskan semuanya.

"Hey, wake up," ucap nya pelan sambil mengusap punggung tangan Aena, "Aku minta maaf, karena tidak bisa tegas kemarin dan mengecewakanmu."

Jay melirik pintu ruangan itu, dia mendengar setiap ucapan Heeseung pada Aena. Sebenarnya dia bertujuan untuk langsung pergi tetapi tiba-tiba dia mendengar Heesung berbicara sesuatu. Itu sebabnya dia malah diam di sana.

Jay menarik nafas dalam-dalam lalu berjalan, pergi untuk tidak menguping lebih lanjut.


---


Aena tidak mengatakan satu kata pun, dia hanya diam dan mengayunkan kaki nya yang tidak menyentuh rumput, tidak menatap Heeseung sama sekali. 

Setelah tadi dirinya sadar dan ditemani Heeseung, dia ingin menghindar darinya. Tetapi laki-laki itu terbangun dari tidurnya dan pada akhirnya mereka berbicara di taman kampus.

"Aku minta maaf," Heeseung membuka percakapan sambil menunduk.

Aena sendiri bingung dia harus bagaimana dan untuk apa Heeseung meminta maaf? Otak Aena rasanya ingin pecah. Dia bingung harus berpikir apa terlebih dahulu dan dari mana menghadapi masalahnya. 

Dia masih ingat Jay bilang kalau dia adalah pangeran yang di cari itu dan sekarang dia harus bertemu dengan Heeseung yang pada dasarnya dia tidak ingin bertemu dengannya.

"Aku sudah menyuruh Lena untuk menjauh dariku, kau kan tau bagaimana sifat Lena. Aku tidak mau hubungan kita rusak hanya karena salah paham."

Ah masalah itu rupanya. Aena mengerti, dia tau Heeseung tidak akan berselingkuh, dia tau jelas itu tidak akan pernah terjadi.

"Lupakan saja, aku sudah tidak memikirkan itu lagi," ucap Aena pelan.

Heeseung menoleh, "Kau memaafkanku?"

Aena mengangguk. Rasanya langsung lega, Heeseung memeluk Aena dengan erat. Dia merindukan kekasihnya itu, merindukan seluruh kasih sayangnya.

Namun, Aena sendiri tidak yakin dia benar-benar memaafkannya atau tidak. Dia berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu. 

Lena mendecak kesal melihat Heeseung dan Aena yang berpelukan di kejauhan sana. Dia sudah memperhatikan mereka dari beberapa menit yang lalu.

"Ada apa sih?" tanya Yuri.

"Aena mengambil semua lelaki yang ku suka."

Yuri menatap kedua pasangan itu yang duduk damai di sana sambil mengobrol, "Itu karena kau tidak secantik dirinya, sih."


Plak!


Pukulan keras mendarat di lengan Yuri, Lena menatap sinis sahabatnya itu, "Kau juga!"

"Tidak juga, aku kan tidak menginginkan Heeseung sepertimu. Aku menginginkan Sunghoon."

Lena tiba-tiba punya ide lalu menghadap ke Yuri, "Bagaimana jika kita mengirim foto Heeseung dengan perempuan lain pada Aena?"

"Basi."

Percakapan mereka berhenti di sana dan menatap tanah yang di pijak, memikirkan rencana sampai akhirnya Yuri mendapatkan rencana yang hampir persis seperti ide Lena. Dia menjelaskannya dengan detail pada temannya itu.

Lena mengangguk lalu tersenyum licik, "Setelah ini Heeseung akan jadi milikku."




To be continued...

This is JAY [✔] {SEDANG TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang