Setelah salto bolak-balik sebanyak lima kali, roll depan belakang 10 kali. Akhirnya Haruto tiba di depan pintu Apartement Junkyu. Dengan nafas ngos-ngosan.
Ting tong!
Bel di gencet dengan bar-bar saking semangatnya.
Tetapi pintu tak kunjung di buka.
Haruto mengagaruk patatnya kebingungan.
Ia mulai cemas.
"Junkyu gak ada?"
Kebetulan ada ob lewat.
Haruto stop.
Haruto ngerentangin tangannya, sewaktu tu Obat mau lewat.
"Maaf pak! Lihat pacar saya yang bohay , cantik nan imut penghuni Apart ini ga pak?"
Si bapak Ob cuma planga-plongo. Kebingungan.
Tapi ga berapa lama, tuh Ob menjetikan jarinya.
Ob itu menggerakkan tangannya menunjuk-nunjuk ke arah Lift dan pintu kamar Junkyu yang terkunci bergantian.
Kini giliran Haruto yang planga-plongo, kebingungan.
"Ini Aki- aki ngapain? Nunjuk-nunjuk Lift sama pintu pacar saya ya?"
Gumamnya kesel.
"Aduh..pak ngomong kek! Saya ga ngerti!!"
"Maaf tuan? Obnya orang bisu jadi percuma Tuan bertanya sama dia .
Sampai mulut Tuan berbusa pun tuh Ob ga akan ngejawab pertanyaan Tuan"Tiba-tiba ibuk-ibuk penghuni Apartement sebelah Junkyu keluar.
Haruto menghebuskan nafasnya kasar
" Ngomong dong Pak!! Ih! Buang -buang waktu saya aja!"
Haruto melenggang pergi ninggalin si Ob yang mengedikkan bahunya acuh.
Lalu segera pergi.
Sedangkan Haruto kini mendekati si Ibuk tetangga dan bertanya.
"Maaf, Ibu tau gak pacar saya yang bohay, Cantik nan imut penghuni Apart ini...kemana ya? . Pintunya di gembok 2 Rante" bibirnya Haruto mengerucut sedih.;(
"Oh..nak Junkyu ya?"
Haruto yang mendengar nama Kekasihnya seketika mendongak menatap sang Ibuk tetangga.
Dengan mata yang berbinar terang, Haruto menganggukkan kepalanya semangat.
" IYA BENER!! PACAR SAYA ITU BUK!!"
"Itu...tadi ... sekitar kurang dari 30 menit yang lalu. Ibuk liat Nak Junkyu keluar sambil bawa koper"
"HAH? PACAR SAYA PERGI?!!!!
PERGI KEMANA YA BUK?!!"